Subjek Penelitian Metode Pengambilan Sampel Analisis Data

D. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah biarawati. Biarawati adalah perempuan yang tinggal dibiara dan hidup dengan memegang teguh kaul suci yang mereka hayati. Gaya hidup atau corak hidup seorang biarawati adalah hidup untuk lebih melayani sesama dan menghayati ajaran-ajaran Injil dalam hidup berdoa. Melayani sesama ini diwujud nyatakan dalam semangat kerasulan ordo atau tarikat yang mereka ikuti.

E. Metode Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik sample non probability. Tehnik sample non probability adalah tehnik pengambilan sempel dengan tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sempel dalam penelitian Etta dan Sopiah, 2010. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive samplig. Tehnik ini dilakukan dengan memilih sempel penelitian yang sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah para biarawati.

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala Likert. Peneliti memilih menggunakan skala Likert untuk mengungkapkan sikap setuju atau tidak setuju terhadap suatu fenomena sosial. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala subjective well-being. Pernyataan-pernyataan yang ada dalam skala penelitian ini terbagi atas dua macam jenis item yaitu aitem favorable dan unfavorable. Aitem favorable berisikan pernyataan-pernyataan yang mendukung indikator dari variabel yang ingin diteliti. Aitem unfavorable berisikan pernyataan- pernyataan yang tidak mendukung indikator dari variabel yang ingin diteliti Azwar,2009. Pada skala tersebut terdapat empat alternatif jawaban yang diberikan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dibawah ini merupakan rincian dari skala penelitian tersebut yaitu,

1. Skala Subjective Well-Being

Skala yang digunakan ini digunakan untuk mengukur tingkat subjective well-being pada subjek penelitian adalah skala subjective well-being. Aitem-aitem pada skala penelitian ini dibuat dalam dua macam, yaitu favorable dan unfavorable. Aitem favorable berisikan pernyataan-pernyataan yang mendukung terbentuknya subjective well- being yang terdiri dari komponen kognitif dan afektif. Aitem unfavorable berisikan pernyataan-pernyataan yang tidak mendukung terbentuknya subjective well-being yang terdiri dari komponen kognitif dan afektif. Skala ini dibuat dengan memberikan empat alternatif jawaban yang diberikan yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Jumlah aitem dalam penelitian ini adalah 92 aitem yang terdiri atas 43 aitem favorable dan 49 aitem unfavorable. Tabel 3.1 Blue Print Skala Subjective Well-Being No Aspek Sub-Aspek Item Total Favorable Unfavorable 1 Kognitf Kepuasan 1,2,3,11,12,13,21 26,27,28,29,30,46, 38 Hidup 44,45,51,52,53,54 47,48,49,50,79,80, 41,3 55,71,72,90,91,92 81,82,85,86,87,88, 89 2 Afektif Positive 4,5,14,15,22,23,24 54 Affect , 25,31,32,33,34,35 58,7 ,41,42,43,61,62,63 ,64,65,73,83,84 Negative 6,7,8,9,10,16,17,18 Affect , 19,20,36,37,38,39, 40,54,57,58,59,60, 66,67,68,69,70,74,75 ,76,77,78 Total aitem 92 100 Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Skala Subjective Well-Being Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Skala

Validitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur dalam suatu penelitian Etta dan Sopiah, 2010. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang didasarkan pada pendapat profesional profesional judgement. Pada penelitian ini penilaian alat ukur dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi sebagai seorang profesional. Dosen pembimbing skripsi menguji kesesuaian antara aitem-aitem pada skala dengan komponen-komponen yang akan diukur Suryabrata, 2008.

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem digunakan untuk melihat aitem mana yang memiliki skor tinggi dan mana yang memiliki skor yang rendah. Peneliti melakukan seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Seleksi aitem didasarkan pada pada daya diskriminasi aitem yang akan menghasilkan koefisiensi korelasi aitem total r ix . Daya deskriminasi aitem adalah kondisi dimana aitem yang ada mampu membedakan antara individu atau sbjek penelitian yag memiliki dan yang tidak memiliki atribut-atribut yang diukur Azwar,2006. Koefisiensi korelasi aitem total r ix merupakan korelasi antara skor aitem dengan skor aitem total. Besarnya koefisiensi korelasi aitem total r ix bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 baik itu positif maupun negatif. Skor yang semakin mendekati 1,00 akan memiliki daya deskriminasi yang tinggi dan apabila skor mendekati angka 0 maka aitem tersebut memiliki daya deskriminasi yang rendah. Kemudian, batasan yang digunakan dalam pemilihan aitem adalah r ix ≥ 0,3. Hal ini berarti semua aitem yang mencapai koefisiensi korelasi aitem total minimal 0,30 dan dapat dikatakan aitem tersebut memuaskan. Namun, aitem dengan koefisiensi korelasional aitem total ≤ 0,3 maka aitem tersebut memiliki daya deskriminasi yang rendah dan akan digugurkan Azwar, 2006. Pada skala ini terdapat dua komponen pembentuk subjective well- being yaitu komponen kognitif dan afektif. Pada komponen kognitif, terdapat 38 aitem yang terdiri atas 19 aitem favorable dan 19 aitem unfavorable . Hasil pengujian data pada komponen kognitif menunjukkan bahwa terdapat 30 aitem yang memiliki r ix ≥ 0,3, sedangkan aitem yang memiliki nilai r ix ≤ 0,3 adalah aitem 2, 26, 30, 71, 85, 87, 90, dan 91. Jadi dalam komponen kognitif terdapat 8 aitem yang gugur. Kemudian, pada komponen afeksi terbentuk atas positive affect dan negative affect. Positive affect merupakan aitem-aitem favorable dan negative affect merupakan aitem-aitem unfavorable pembentuk komponen afektif. Pada komponen afektif menunjukkan bahwa terdapat 54 aitem yang terdiri atas 24 aitem favorable dan 30 aitem unfavorable. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa terdapat 34 aitem yang memiliki r ix ≥ 0,3, sedangkan aitem yang memiliki nilai r ix ≤ 0,3 adalah aitem 6, 7, 8, 9, 10, 16, 17, 19, 23, 35, 57, 59, 61, 64, 66, 67,68, 74, 75, dan 77. Jadi dalam komponen afektif terdapat 20 aitem yang gugur. Tabel 3.3 Komponen dan Distribusi Aitem Skala Subjective Well-Being No Aspek Sub-Aspek Item Total Favorable Unfavorable 1 Kognitf Kepuasan 1,3,11,12,13,21 27,28,29,46, 30 Hidup 44,45,51,52,53,54 47,48,49,50,79,80, 46,9 55,72,92 81,82,86,88, 89 2 Afektif Positive 4,5,14,15,22,24 34 Affect , 25,31,32,33,34 53,1 ,41,42,43,62,63 ,65,73,83,84 Negative 18,20,36,37,38,39, Affect 40,54,58,60, 69,70 ,76,78 Total aitem 64 100

3. Reabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi berarti pengukuran tersebut reliabel, sedangkan pengukuran yang memiliki reliabilias yang rendah menunjukkan bahwa pengukuran tersebut tidak reliabel dan tidak dapat dipercaya Azwar, 2011. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisiensi reliabilitas r xx’ yang berada dari rentang 0 sampai dengan 1,00. Pengukuran yang reliabel jika skor koefisiensi reliabilitasannya mendekati angka 1,00 Azwar, 2011. Skala subjective well-being diuji dengan menggunakan tehnik Alpha Cronbach dan didapatkan hasil r = 0,940, dan koefisiensi Alpha Cronbach setelah seleksi aitem adalah r = 0,951. Nilai Alpha Cronbach menjadi naik dikarenakan adanya 28 aitem yang kurang baik digugurkan sehingga meningkatkan koefisiensi Alpha Cronbach.

H. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan katagorisasi. Pengkatagorisasian dilakukan dengan mengkatagorisasikan subjek berdasarkan tingkatan subjective well-being biarawati yang dilihat dari lamanya waktu membiara. Tujuan pengkatagorisasian adalah untuk menempatankan individu kedalam kelompok-kelompok secara berjenjang berdasarkan atribut yang ingin peneliti lihat, yaitu dari yang sangat rendah ke yang sangat tinggi Azwar, 2006. Luas interval setiap katagori diperoleh melalui beberapa tahapan perhitungan, diantaranya adalah : a Menentukan skor maksimum : Nilai tertinggi tiap aitem x jumlah terpakai b Menentukan skor minimun : Nilai terendah tiap aitem x jumlah terpakai c Menghitung mean teoritik : skor maksimum + skor minimum : 2 d Standart Deviasi : skor maksimum – skor minimum : 6 Norma katagorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Azwar, 2006: X ≤ Mean – 1,5.σ katagori Sangat Rendah Mean – 1,5.σ X ≤ Mean – 0,5.σ katagori Rendah Mean – 0,5.σ X ≤ Mean + 0,5.σ katagori Sedang Mean + 0,5.σ X ≤ Mean + 1,5.σ katagori Tinggi Mean + 1,5.σ X katagori Sangat Tinggi 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian