Pengertian Subjective Well-Being Komponen-Komponen yang Membentuk Subjective Well-Being

7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Subjective Well-Being

1. Pengertian Subjective Well-Being

Subjective well-being merupakan evaluasi atau penilaian terhadap kehidupan individu, penilaian terhadap kepuasan hidupnya dan evaluasi terhadap suasana hati dan emosi individu tersebut Diener Lucas, 1999. Diener dan Larsen dalam Edington, 2005 mengungkapkan definisi subjective well-being adalah kondisi yang cenderung stabil sepanjang waktu dan sepanjang rentang kehidupan. Diener, Lucas dan Oishi 2009 mendefinisikan subjective well- being atau kesejahteraan subjektif sebagai hasil evaluasi atau penilaian seseorang secara kognitif dan afektif terhadap seluruh pengalaman hidup seseorang. Evaluasi kognitif merupakan penilaian terhadap kepuasan hidup seseorang dan evaluasi afektif merupakan respon emosional yang timbul dari setiap pengalaman hidup seseorang. Kepuasan hidup terdiri dari kepuasan hidup secara global dan kepuasan hidup dalam domain khusus, seperti pendapatan, keluarga dan relasi sosial, pekerjaan, dan kesehatan. Kemudian, respon emosional terdiri dari respon emosional positif misalnya perasaan senang dan respon emosional negatif misalnya perasaan sedih atau cemas. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa subjective well-being adalah hasil evaluasi individu secara kognitif kepuasan hidup dan afektif positive negative affect terhadap seluruh pengalaman hidup individu.

2. Komponen-Komponen yang Membentuk Subjective Well-Being

Terdapat 2 komponen pembentuk subjective well-being Andrews Robinson, 1992 ; Argyle, 2001; Diener, 2000; Diener et al., 1999 : a. Komponen Kognitif Komponen kognitif merupkan hasil evaluasi terhadap kepuasan hidup individu. Terdapat dua bentuk evaluasi terhadap kepuasan hidup yaitu kepuasan hidup secara global dan kepuasan hidup dalam domain khusus. Diener, Sandvik, dan Seidltizt 1993 menggambarkan kepuasan hidup secara global dengan kehidupan seseorang yang dekat dengan kehidupan ideal yang diinginkan, mampu menikmati hidup, merasa puas dengan hidupnya yang sekarang, merasa puas dengan hidupnya dimasa lalu, dan ada tidaknya keinginan untuk merubah hidupnya yang sekarang. Kemudian, Diener menjelaskan kepuasan hidup yang dalam domain khusus yang terdiri dari : 1. Pendapatan Pendapatan adalah sejumlah uang atau barang yang diterima seseorang dari hasil pekerjaannya yang didigunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut hasil wawancara informal dengan biarawati KSFL, ketercukupinya kebutuhan bulanan sudah cukup memberikan kepuasan bagi diri biarawati. 2. Relasi dengan lingkungan sosial Relasi yang positif ditandai dengan adanya kemampuan individu untuk membangun relasi yang baik dengan individu lain. Biarawati yang memiliki relasi yang baik dapat dilihat dari sejauh mana biarawati tersebut mampu menunjukkan sikap yang hangat, menunjukkan perhatian, memiliki rasa percaya, memiliki empati, merasakan perasaan nyaman, dan mampu membangun keakraban dengan biarawati sekomunitas, biarawati diluar komunitas, dan orang umum. 3. Pekerjaan Menurut hasil wawancara informal dengan biarawati KSFL, kongregasi pusat memiliki wewenang untuk memberikan tugas dan kewajiban pada biarawatinya. Biarawati yang merasakan kepuasan terhadap tugas yang diberikan kongregasi akan menunjukkan semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan berusaha menyelesaikannya dengan sebaik mungkin. 4. Kesehatan Kesehatan erat kaitannya dengan kondisi fisiologis seseorang. Kondisi tubuh yang segar dan tidak mengalami keluhan sakit saat melakukan tugas pelayanannya membuat biarawati mengalami kepuasan. b. Komponen Afeksi Komponen afeksi merupakan hasil evaluasi perasaan terhadap pengalaman yang pernah terjadi. Komponen afeksi dibagi kedalam dua jenis, yaitu positive affect dan negative affect. Positive Affect berbicara tentang perasaan yang menyenangkan dialami oleh seseorang. Watson dan Tellegen 1985 mengklasifikasikan perasaan positif dalam PANAS-X Positive Affect and Negative Affect Schedule. Mereka mengklasifikasikan positive affect ke dalam tiga bagian, yaitu : 1. Joviality Joviality merupakan perasaan bahagian yang dirasakan seseorang. Perasaan ini terdiri dari rasa bersemangat dan antusias yang ditunjukan biarawati dalam melakukan sesuatu. 2. Self Assurace Self Assurace merupakan perasaan aman yang dirasakan seseorang. Perasaan ini terdiri atas perasaan proud rasa bangga dan confident ketenangan atau kenyamanan menjadi seorang biarawati. 3. Attentiveness Attentiveness merupakan rasa diperhatikan oleh orang lain. Perasaan ini terdiri atas perasaan attentive perhatian dan kasih sayang yang diperoleh biarawati, baik dari biarawati sekomunitas ataupun orang lain diluar komunitasnya. Menurut Diener 1993 terdapat beberapa perasaan yang muncul untuk menjelaskan tentang postitive affect yaitu : 1. Ketenangan Ketenangan adalah keadaan dimana biarawati merasa tenang baik secara hati, batin, dan pikiran. 2. Kasih sayang Kasih sayang adalah perasaan cinta kasih yang dirasakan biarawati. 3. Kedermawana Kedermawanan adalah kebaikan hati untuk membantu sesamanya. 4. Pengampunan Pengampunan adalah memberikan maaf terhadap kesalahan yang dilakukan orang lain. Perasaan yang positif atau perasaan yang menyenangkan dengan frekuensi yang tinggi akan membuat seseorang mengalami subjective well-being dalam kehidupannya. Mereka cenderung akan mampu menikmati perjalanan hidupnya dan memandang masa depannya lebih baik. Negative affect merupakan kebalikan dari positive affect , yaitu perasaan yang tidak menyenangkan dalam kehidupannya, baik itu perasaan yang sedih atau cemas. Watson dan Tellegen 1985 mengklasifikasikan perasaan negatif dalam PANAS-X Positive Affect and Negative Affect Schedule. Mereka mengklasifikasikan negative affect ke dalam empat bagian, yaitu : 1. Fear Fear merupakan perasaan takut yang muncul dalam diri seseorang. Perasaan ini terdiri dari perasaan takut, perasaan gugup, dan perasaan gelisah yang pernah dialami oleh biarawati. 2. Hostility Hostility merupakan perasaan permusuhan yang dialami dalam diri seseorang yang secara umum disebut dengan perasaan angry atau marah. 3. Guilty Guilty merupakan rasa bersalah yang dialami seseorang. Pada biarawati, perasaan ini muncul saat dirinya melakukan suatu kesalahan atau melanggar suatu aturan. 4. Sadness Sadness adalah perasaan sedih yang dialami seseorang. Pada biarawati, perasaan ini muncul saat dirinya teringat akan pengalaman yang tidak menyenangkan dimasalalu dan berada pada kondisi yang tidak menyenangkan atau disaat tertekan dalam hidupnya. Menurut Diener 1993 terdapat beberapa perasaan yang muncul untuk menjelaskan tentang perasaan negatif yaitu : 1. Marah Marah adalah perasaan tidak senang karena diperlakukan tidak semestinya. 2. Rasa Bersalah Perasaan tidak nyaman karena melakukan sesuatu yang tidak benar atau melanggar peraturan. 3. Egois Egois adalah perasaan yang selalu mementingkan kehendak atau keinginan diri sendiri. 4. Kekecewaan Kekecewaan adalah perasaan tidak puas karena keinginannya tidak terpenuhi. 5. Sedih Sedih adalah perasaan pilu didalam hati karena suatu keadaan yang tidak nyaman. 6. Frustrasi Frustrasi adalah rasa kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu. Perasaan negatif atau perasaan yang cenderung tidak menyenangkan dengan frekuensi yang tinggi akan mengindikasikan seseorang tidak merasakan subjective well-being dalam hidupnya. Mereka akan merasa bahwa hidupnya berjalan dengan buruk. Hal ini mengakibatkan seseorang akan mengalami gangguan efektivitas keberfungsian hidup, misalnya memandang dirinya tidak berguna dan tidak berarti. Berdasarkan rincian diatas terdapat dua aspek yang berpengaruh dalam pembentukan subjective well-being, yaitu aspek kognitif dan emosi. Aspek kognitif tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi terhadap kepuasan hidup atau life satisfaction. Life satisfaction dapat diukur dengan melihat kepuasan hidup secara global dan kepuasan hidup dalam domain khusus. Kepuasan hidup secara global dapat diukur melalui kehidupan seseorang yang dekat dengan kehidupan ideal yang diinginkan orang tersebut, menikmati kondisi hidupnya sekarang, puas dengan hidupnya yang sekarang, puas dengan hidupnya dimasa lalu, dan seberapa besar keinginan untuk merubah hidup mereka sekarang. Kepuasan hidup dalam domain khusus dapat diukur dari tingkat pendapatan, relasi dengan lingkungan sosial, kesesuanan pekerjaan, dan kesehatan. Kemudian, aspek emosi dapat dilihat dari banyaknya positive affect dan rendahnya negative affect yang dirasakan seseorang. Positive affect ditandai dengan seberapa sering mereka merasakan ketenangaan, kasih sayang, kedermawanan, pengampunan, perhatian, rasa bersemangat, antusias, dan rasa bangga. Negative affect dapat dilihat dari seberapa sering merasakan perasaan marah, rasa bersalah, egois atau mementingkan dirisendiri, kekecewaan, sedih, kegagalan atau frustasi, takut, gugup, gelisah, dan rasa tertekan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Subjective Well-Being