ga sulit biar ngitung nya pas, kalo angkanya sulit juga siswa sulit ngitungnya.”wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak selalu menggunakan teknologi saat menjelaskan materi pelajaran. Guru hanya
menggunakan teknologi dalam hal ini adalah powerpoint pada materi tertentu saja dan guru lebih banyak menggunakan media papan tulis dan
metode ceramah dalam menjelaskan materi. Guru jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas
seperti di dalam laboraturium. Guru menganggap bahwa jika belajar dalam laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap
perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melihat buku pegangan yang dibawa ke kelas saat menjelaskan materi pembelajaran.
g. Kemampuan Guru dalam Melakukan Evaluasi Hasil Belajar
Guru melakukan evaluasi hasil belajar kepada siswa pada setiap akhir penjelasan pada satu bab materi tertentu. Hal ini dilakukan guru dikarenakan
untuk membantu siswa agar tidak terlalu banyak dalam mempelajari materi. Seperti yang diungkapkan guru bahwa
“Untuk membantu siswa biar nggak terlalu banyak mempelajari materi saat belajar, saya itu biasanya kalo abis satu bab ya saya adakan
ulangan.”wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5.
Guru membuat soal dengan dua tipe pada evaluasi listrik dinamis. Tipe soal pertama dengan jumlah 8 butir soal yakni guru membuat soal uraian
dengan jawaban singkat dan tipe soal kedua dengan jumlah butir 7 soal yaitu guru membuat soal uraian yang menggunakan persamaan-persamaan
untuk melakukan perhitungan dalam penyelesaiannya. Alasan guru membuat soal dengan tipe tersebut adalah yang pertama untuk mengecek
pemahaman siswa tentang konsep teori yang telah dijelaskan dan kemudian siswa juga dapat menerapkan persamaa-persamaan dalam menyelesaikan
soal. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “uraian singkat itu kan mudah untuk mengecek pemahaman siswa dan kalo udah ngerti rumusnya juga kan
gampang menyelesaikan soal-soal yang jauh lebih sulit”wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5. Soal-soal yang dibuat guru tersebut dapat dilihat lebih
lengkap pada lampiran 8. Sebelum melakukan evaluasi pada materi listrik dinamis, guru membuat
kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan kompetensi dasar pada silabus lampiran 6. Namun berdasarkan pengamatan peneliti, guru tidak
melakukan pembuatan soal pada kompetensi dasar 5.2 KD 5.2 dikarenakan KD ini berkaitan dengan energi dan daya listrik yang
disampaikan pada akhir materi dan guru berpendapat bahwa sub materi ini marupakan penerapan dari listrik dinamis sehingga siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari setelah mendapatkan penjelasan singkat dari guru. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru
bahwa “Ulangan listrik saya lakukan sebelum masuk sub materi energi dan daya
listrik itu karena biar bisa dapat waktunya ga mepet dengan ujian semester. Nah kalo energi dan daya listrik itu kan dengan dijelaskan ya siswa ga
terlalu sulit karena juga bisa langsung diterapkan dan dilihat dalam kehidupan sehari-hari”.wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5.
Selain membuat kisi-kisi soal, guru juga membuat pedoman penilaian pada evaluasi hasil belajar siswa. Nilai maksimal yang diberikan guru untuk
siswa yang dapat menyelesaikan semua soal adalah 100 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Kriterian Penilaian Ulangan Listrik Dinamis
Tipe soal Pertama
Kedua Nomor soal
Skore soal Nomor soal
Skore soal 1
1 9
3 2
2 10
3 3
1 11
3 4
1 12
3 5
1 13
12 6
1 14
3 7
1 15
3 8
2 Jumlah
10 30
Berdasarkan tabel di atas, guru membuat kriteria penilaian sebagai berikut:
Kriteria penilaian Skore maksimal = tipe soal pertama + tipe soal kedua
= 10 + 30 = 40 Nilai maksimal = skore maksimal 4 X 10 = 100
Penjelasan lebih lanjut tentang penilaian yang dilakukan guru dalam evaluasi listrik dinamis dapat dilihat pada lampiran 9.
Berdasarkan penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan guru pada materi listrik dinamis dapat disimpulkan bahwa guru mampu dan paham
dalam melaksanakan evaluasi yaitu pada setiap bab. Guru membuat soal
dengan dua tipe untuk mengecek pemahaman siswa tentang konsep teori dan penggunaan persamaan-persamaan matematis. Guru melakukan
persiapan dengan membuat kisi-kisi soal beserta penyelesaian soal dan kriteria penilaian jawaban siswa sehingga memudahkan guru dalam
mengoreksi jawaban siswa.
h. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya
Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru, peneliti melihat bahwa guru sangat menghargai potensi yang dimiliki siswa
dan memberikan ruang yang sangat luas dalam perkembangan potensi siswa tersebut. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki dengan memberi ijin dalam mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran bahkan saat jam pelajaran pun mereka sering diijinkan untuk
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler selama siswa masih dapat mengejar ketertinggalan pelajaran seperti yang dijelaskan guru bahwa
“Kegiatan siswa itu kan tidak hanya di dalam kelas saja ya, siswa juga diwajibkan
untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
biar bisa
mengembangkan kemampuannya, jadi ya saya tidak masalah selama mereka masih bisa menyesuaikan dengan pelajaran, bahkan kalo lagi
pelajaran pun mereka tiba-tiba dipanggil untuk mengikuti kegiatan ya saya ijinkan.”wawancara 11 Juni 2013, lampiran 5.
Selain mengajar di kelas, guru juga menjadi salah satu pembina kegiatan ekstrakulikuler yaitu Unit Kesehatan Sekolah UKS. Sebagai pembina
kegiatan ekstrakulikuler, guru sangat memahami tentang berbagai kemampuan yang harus dimiliki siswa selain kemampuan akademik yaitu
siswa juga harus memiliki keterampilan dalam bidang yang lain untuk mendukung kemajuan dan perkembangan diri siswa. Seperti yang
diungkapkan guru bahwa “Kegiatan siswa itukan tidak hanya terpaku dalam mata pelajaran saja,
pasti siswa juga akan jenuh butuh kegiatan yang bisa membuat mereka lebih tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang akan datang, ya salah
satunya dengan mengikuti ekstrakulikuler di sekolah”wawancara 11 Juni, lampiran 5.
Sejauh pengamatan peneliti, guru tidak melaksanakan kegiatan remidial secara klasikal bersama-sama di dalam kelas, namun guru memberikan
tugas kepada siswa secara individual untuk mengerjakan kembali soal ulangan harian yang telah dilaksanakan siswa. Guru melakukan hal tersebut
karena keterbatasan waktu seperti yang diungkapkan guru bahwa “Untuk program remidial sendiri, itu tetap ada tapi siswa tidak
mengerjakan soal kembali di dalam kelas, karena ini waktunya juga mepet dengan ulangan semester ya jadi saya suruh mereka untuk mengerjakan
kembali soal ulangannya terus dikumpul gitu untuk melangkapi nilai ketuntasan tho.”wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5
Dapat disimpulkan bahwa guru dapat mengembangkan potensi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah sesuai dengan keterampilan dan minat masing- masing siswa. Guru melaksanakan program remidial tidak secara klasikal
namun siswa diberi tugas secara individu.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, penelitian tentang kompetensi pedagogik dari seorang guru yang menjadi subyek penelitian
dalam realitanya sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Guru memahami landasan yuridishukum pendidikan yang terlihat dalam
persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dipersiapkan guru. Namun, sejauh pengamatan peneliti
selama proses pembelajaran maupun dalam wawancara peneliti tidak menemukan pemahaman guru tentang landasan religius, landasan
filosofis, dan landasan ilmiah pendidikan. 2. Guru mengetahui perkembangan kognitif siswa, sehingga guru mengajak
siswa untuk tanya-jawab dan mengerjakan soal latihan bersama-sama. Kedua,
guru mengetahui karakter siswa yaitu berbeda-beda pandai, sedang, rendah. Guru juga mencari informasi tentang tingkat kecerdasan
siswa dengan berkonsultasi dengan guru sains yang lain Biologi, Kimia, dan Matematika. Ketiga, guru mengetahui kreatifitas siswa dapat dilihat
dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru berpendapat bahwa keaktifansiswa dalam pembelajaran fisika berbeda-beda. Siswa
yang aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal latihan hanya siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran fisika. Keempat, guru
memahami kondisi kesehatan siswa saat proses pembelajaran. Guru memberi perhatian kepada siswa yang memiliki kondisi yang kurang fit
saat proses pembelajaran dengan cara mendekati siswa tersebut dan menanyakan kondisi kesehatannya. Guru tidak hafal nama semua murid
namun guru berusaha melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran dengan memanggil nama siswa menggunakan presensi dan
membantu siswa yang mengalami kesulitan. 3. Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus sesuia dengan PP
RI No.41 dan berusaha memperoleh informasi sebagai pelengkap dari berbagai sumber yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan
kemampuan siswa. Guru mampu mengembangkan silabus beserta kelengkapannya yang sudah sesuai dengan peraturan pemerintah. Guru
mampu menyampaikan tujuan pembelajaran dalam silabus yang dapat terlihat dalam proses pembelajaran. Guru juga mampu memberikan nilai-
nilai etika dalam berlalu lintas melalui pembelajaran listrik dinamis. 4. Guru membuat RPP sesuai dengan Peraturan Pemerintah, namun tidak
semua indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dalam proses pembelajaran karena keterbatasan waktu, guru tidak melihat buku saat
menjelaskan materi. Guru tidak melakukan penilaian pada setiap pembuatan RPP namun penilaian dilaksanakan sekaligus dalam ulangan
harian.Guru menggunakan berbagai sumber untuk membuat soal ulangan baik dari LKS atau pun membuat sendiri.
5. Guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis tampak dalam hasil wawancara dan data rekaman proses pembelajaran. Guru
memberikan perhatian kepada siswa tidak hanya dalam memahami materi pelajaran tetapi guru juga menanamkan nilai moral untuk manaati
peraturan sekolah dengan cara mendekati dan menegur siswa yang
melanggar peraturan tersebut. Terkait dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk maju di
depan kelas memperagakan materi yang disampaikan dengan tujuan agar siswa lebih mudah dalam mamahami materi. Guru juga memberi
perhatian dan tanggapan secara antusias kepada pertanyaan siswa mengenai tugas-tugas selama satu semester
yang masih belum terselesaikan.
6. Guru tidak selalu menggunakan teknologi saat menjelaskan materi pelajaran. Guru hanya menggunakan teknologi dalam hal ini adalah
powerpoint pada materi tertentu saja dan guru lebih banyak
menggunakan media papan tulis dan metode ceramah dalam menjelaskan materi. Guru jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar
kelas seperti di dalam laboraturium. Guru menganggap bahwa jika belajar dalam laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan
pengawasan terhadap perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melihat buku pegangan yang dibawa ke kelas saat
menjelaskan materi pembelajaran. 7. Guru mampu dan paham dalam melaksanakan evaluasi yaitu pada setiap
bab. Guru membuat soal dengan dua tipe untuk mengecek pemahaman siswa tentang konsep teori dan penggunaan persamaan-persamaan
matematis. Guru melakukan persiapan dengan membuat kisi-kisi soal beserta penyelesaian soal dan kriteria penilaian jawaban siswa sehingga
memudahkan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
8. Guru dapat mengembangkan potensi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di
sekolah sesuai dengan keterampilan dan minat masing-masing siswa. Guru melaksanakan program remidial tidak secara klasikal namun siswa
diberi tugas secara individu.
2. Kompetensi Profesional