Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam.

8. Guru dapat mengembangkan potensi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah sesuai dengan keterampilan dan minat masing-masing siswa. Guru melaksanakan program remidial tidak secara klasikal namun siswa diberi tugas secara individu.

2. Kompetensi Profesional

a. Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam.

Pemahaman guru tentang konsep Listrik Dinamik seperti dijelaskan dalam hasil wawancara bahwa “Listrik dinamis itu ya berbicara tentang listrik yang mengalir atau listrik yang dapat bergerak. Dalam Listrik Dinamik itu kan ada diantaranya arus listrik, kuat arus listrik, Hukum Ohm, Hukum Kirchoff, lalu ada susunan hambatan, rangkaian listrik, energi listrik juga. Untuk mengukur kuat arus pada listrik bisa dengancaramuatan listrik dibagi waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar itu ada di Hukum I Kirchoff. Kalo dalam hukum Ohm dapatmengukur tegangan listrik dengancarakuat arus dikalikan hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus”wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran yaitu guru menjelaskan konsep secara terinci dan berusaha memahamkan siswa dengan cara melakukan tanya-jawab saat melakukan penjelasan menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Materi yang dijelaskan guru mengenai hukum I Kirchoff, susunan hambatan, hukum II Kirchoff dan energi listrik. Penjelasan yang disampaikan guru tampak seperti pada kutipan berikut video 11 Mei 2012, lampiran 3 G :” Hukum I Kirchoff jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan. G :” I itu kan = I 1 +I 2 +I 3 I=Vabrp. vabrp=vabr1+vabr2+vabr3 vab nya sama berarti tinggal 1rp=1r1+1r2+1r3. Itu hambatan pengganti untuk susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R 1 +R 2 +R 3 . G :”Nah kalau Hukum II Kirchoff itu berlaku untuk rangkaian yang tertutup. Menit 08:18 guru menulis di papan tulis Jumlah perubahan tegangan dalam loop harus nol. Secara matematis ditulis jumlah dengan sigma ∑ , perubahan delta Δ , tegangan V. maka ditulis ∑ Δ V=0. Ini bisa ditulis dalam bentuk lain, perubahan tegangan itu ada yang naik ada yang turun, tegangan E berkurang karena adanya hambatan, maka akibat hambatan ada penurunan tegangan. E itu tegangannya naik, boleh ditulis ∑ E + ∑ IR =0. Guru berpendapat bahwa dalam menjelaskan materi Listrik Dinamik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena siswanya yang adalah kaum putri. Siswa kurang tertarik pada materi Listrik Dinamik ini karena sulit untuk dipahami dan merupakan materi yang abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru ”Ya listrik dinamik itu memang suatu yang sulit untuk dipahami bisa juga dibilang abstrak mungkin.” wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5 Usaha yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam memahami materi listrik adalah dengan menggunakan analogi yang ada dalam kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah untuk membayangkan dan memahami materi seperti yang tampak dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan berikut video 11 Mei 2012, lampiran 3. G :”Yang ini dua arah, yang ini dua, yang ini satu. Ini contoh yang bisa kita lihat. Artinya kita bisa lihat kendaraan-kendaraan yang lewat jalan ini. Sekarang kalo kita melihat yang satu arah. Bagaimana arus di Malioboro? Kendaraan di Malioboro itu sangat padat jika di banding dengan arah yang berlawanan. Nah dalam suatu penghatar itu mengalir muatan listrik yang tidak kelihatan tapi dapat kita gambarkan seperti kendaraan yang lewat suatu jalan. Kalo kalian tu hitung, dari sini keluar 5 kendaraan maka kemungkinannya ke kiri, ke kanan, dan lurus. Jumlahnya pasti akan sama dengan lima”. Dalam menjelaskan materi listrik dinamik guru menekankan pada materi- materi dasar yang sering ada dalam ujian nasional UN seperti susunan hambatan dan hukum Kirchoff seperti yang diungkapkan guru bahwa “Saya itu biasanya menekankan anak pada materi-materi yang sering dijumpai dalam UN seperti alat ukur listrik itu pasti keluar, susunan hambatan, lalu ada juga tentang hukum I dan II Kirchoff.” wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5 Pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti bahwa saat menjelaskan susunan hambatan guru mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan guru menggambarkannya di papan tulis dan memberi keterangan pada gambar tersebut kemudian guru memberikan contoh soal. Guru menjelaskan selama 15 menit seperti dalam hasil penelitian 11 Mei 2012. Pada pertemuan 18 Mei 2012 guru kembali mengingatkan siswa dengan memberikan soal latihan yang dikerjakan bersama-sama dengan siswa seperti pada kutipan berikut video 18 Mei 2012, menit 02:00, lampiran 3 G :”Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri berapa hambatan pengganti Rs? guru menuliskan soal di papan tulis R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs nya?” S :”22 Ohm siswa serentak menjawab bersama.” S :”22 bu.” G :”Dari mana 22?” S :”Dari 4 + 6+12=22.” G :”22, bener ga Angel?” S :”Iya bu bener.” G :”Sekarang kalo R 123 ini saya susun paralel, berapa hambatan penggantinya Rp? itung dulu. Angel berapa?”sambil menunjuk siswa S :”20 bu.” S :”12.” S :”2.” G :”Harnum berapa? ½ ya?” S :”Eh 2 deng bu.” Materi dasar dalam listrik dinamik yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi awal berkaitan dengan muatan listrik, arus listrik dan kuat arus listrik. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru bahwa “Agar siswa mudah untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya paling tidak mereka harus mengerti konsep dasarnya dulu.Kalo di listrik dinamik itu ya ada muatan listrik, arus listrik dan juga kuat arus listrik.Kalo mereka udah ngerti dasarnya maka untuk penjelasan selanjutnya ya mudah-mudahan lebih gampang” wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5. Ungkapan guru tersebut tampak dalam proses pembelajaran yaitu guru menjelaskan berulang kali dan menanyakan kepada siswa tentang definisi muatan listrik dan memberikan latihan soal untuk menguji pemahaman siswa seperti pada kutipan berikut video 18 Mei 2012, menit 01:16:32, lampiran 3 G :”Jumlah muatan itu simbolnya apa? Dibuka lagi catatannya, dibaca lagi ini guru menyuruh siswa membaca lagi catatannya sambil menunjuk pada catatan siswa, tulis yang rapi apa yang diketahui apa yang ditanya bagaimana jawabnya.” G :”Yang 2b jumlah elektron 900180, yang c berapa ketemunya?” S :”110.” Guru mengaku kesulitan saat menjelaskan hukum II Kirchoff. Kesulitan yang dialami guru terletak pada penjelasan penentuan persamaan Hukum II Kirchoff dan penggunaan tanda untuk menemukan persamaan Hukum II Kirchoff namun guru berusaha untuk membuat siswa paham dengan cara menjelaskan secara pelan-pelan dan memberikan contoh soal yang mudah seperti yang diungkapkan guru bahwa “yang paling sulit itu hukum Kirchoff II, itu sulit karena unsur persamaannya yang banyak lalu rangkaiannya juga rumit, untuk menyelesaikannya itu butuh ketekunan dan ketelitian tho. Kalo sulit seperti itu ya saya menyampaikan materinya pelan-pelan, gambarnya besar, terus anak-anak itu tak suruh diam dulu sebentar terus kalo ngasih contoh itu angkanya yang kecil dan mudah-mudah dalam perhitungan. Yang penting itu konsep dasarnya itu penting untuk melanjutkan materi berikutnya, untuk itu siswa harus di donk ke dulu sampe tau”wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5. Hal tersebut juga tampak dalam proses pembelajaran pada 25 Mei 2012 menit 14:25 lampiran 3 seperti berikut G :” Positif jika kutub positif di jumpai oleh loop lebih dulu, negatif jika kutub negatif di jumpai oleh loop lebih dulu. Sekarang kita tentukan E 1 dan E 2 mana yang positif negatif. Ini loop nya datang ketemu positif dulu, maka E 1 tandanya positif, kalo yang E 2 datang ketemu negatif, jadi E 2 negatif. Sekarang contoh soal dicoba. Menit 15:50 guru menggambar loop kalo loop nya saya buat ke kanan terus I nya ke kiri, loopnya punya arah dari A-B-C-D-A. Sekarang I nya negatif. guru memberi keterangan pada gambar ada E 1 negatif, E 2 negatif, E 3 positif, E 4 positif. Menit 18:55 guru menulis kembali rumus hukum II Kirchoff Kita ingat kembali Hukum II Kirchoff ∑ I R = ∑ E = 0, -E1-E2+E3+E4=0 ; ini untuk Hukum II Kirchoff.” Guru memberi pemahaman kepada siswa akan kosep yang dianggap penting dengan cara memberikan penjelasan berulang-ulang, memberikan contoh soal dan membahasnya bersama-sama untuk memantapkan pemahaman siswa. Guru juga mengalami kesulitan saat menjelaskan hukum II Kirchoff karena penggunaan persamaan yang sukit dipahami siswa. Namun guru berusaha membuat siswa paham dengan cara yang sama saat guru menjelaskan konsep penting. Guru mengajarkan konsep yang ada dalam listrik dinamik melalui pengalaman mengajar, silabus dan RPP. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “Ya saya itu kan mengajar sudah cukup lama termasuk juga listrik dinamik,, jadi ya udah ada dipikiran, paling hanya ditambah-tambah sedikit mengikuti silabus dan RPP.”wawancara 4Juni 2012,lampiran 5. Dalam menjelaskan materi guru menyampaikan dengan cara memulai dari hal yang sederhana sampai hal yang lengkap kompleks. Hal tersebut juga dapat dilihat dari saat guru memberikan contoh soal. Cara yang digunakan guru adalah dengan menjelaskan dari hal sederhana menuju hal yang kompleks. Guru mengawali penjelasan dengan memunculkan masalah awal seperti kutipan berikut video 11 Mei 2012, lampiran 3. G :”Sini coba, jadi sibi itu papan yang ada papan yang ada gambar rangkainnya, udah tau sekarang? Papan yang ada gambar rangkaiannya buat naruh-naruh komponen. Sekarang perhatikan, kalian tidak usah mendesain seluruhnya tapi kalian bisa beli sibi papan rangkaian dan kalian lihat gambarnya dan kemudian kalian belanja sesuai dengan gambar yang ada dalam papan. Kalo di situ ada gambar hambatan, tulisannya 5 Ohm. Artinya kalian harus belanja hambatan yang nilainya 5 Ohm tapi di toko adanya hambatan 100 Ohm. Lalu solusinya bagaimana?” S :”Nggak jadi beli bu.” G :”Ivon ga jadi beli,” S :”Dibagi bu.” G :”Harnum di bagi, di bagi menjadi berapa?” S :”Dibagi 20.” Dari kutipan di atas guru melibatkan siswa dalam pelajaran dan melakukan tanya jawab dengan memberikan pertanyaan untuk membantu siswa memahami materi. Penyampaian materi oleh guru tidak terpaku pada buku pelajaran yang dibawa guru melainkan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Buku yang dibawa guru digunakan untuk mencari referensi contoh soal. Hal ini sesuai dengan wawancara yang diungkapkan guru bahwa ”Kalo kita mau ngajar itukan sudah punya gambaran, kalo kita mau ngajar ini, berarti kita harus menyiapkan materi apa, buku itu saya gunakan sebagai referensi untuk mencari contoh soal saja biar gampang nyarinya”wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5. Dalam menyampaikan materi tentang Hukum I Kirchoff guru menggunakan metode tanya jawab dengan siswa. Guru mengawali pembahasan materi dengan memberikan analogi arus listrik dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkannya dengan kendaraan yang ada di perempatan jalan raya, kemudian siswa diajak untuk menganalisis contoh data hasil percobaan Hukum I Kirchoff. Sehingga penyampaian materi tidak langsung pada perumusan Hukum I Kirchoff. Cara guru dalam menyampaikan materi tersebut tampak dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan berikut video 11 Mei 2012, lampiran 3 G :”Yang ini dua arah, yang ini dua, yang ini satu. Ini contoh yang bisa kita lihat. Artinya kita bisa lihat kendaraan-kendaraan yang lewat jalan ini. Sekarang kalo kita melihat yang satu arah. Bagaimana arus di Malioboro? Kendaraan di Malioboro itu sangat padat jika di banding dengan arah yang berlawanan. Nah dalam suatu penghatar itu mengalir muatan listrik yang tidak kelihatan tapi dapat kita gambarkan seperti kendaraan yang lewat suatu jalan. Kalo kalian tu hitung, dari sini keluar 5 kendaraan maka kemungkinannya ke kiri, ke kanan, dan lurus. Jumlahnya pasti akan sama dengan lima. Ini kalo kendaraan. Sekarang yang kita bicarakan arus listrik yang sudah diselidiki oleh Kirchoff melalui suatu percobaan. Kita lihat disini percobaan Hukum I Kirchoff, Kita lihat disini, ini tadi ada arus ke kiri, terus pecah kesana, ke sana, kesana. Lalu ini ada alat ukur, arus listrik di beri nama I. ini ada I 1 , I 2 , I 3 . Ada arus lewat penghantar ini dimasukkan alat ukur yaitu apa?” Gambar 4.8 Guru menggambarkan analogi arus listrik dengan perempatan jalan raya G :”Contoh data di sini I 1 0,2 A, ternyata I 2 nya 0,5 A, I 3 0,4 A, terus I 4 menunjukkan 1,1 A. data yang kedua I 1 nya 0,4 A, I 2 1,0 A, I 3 0,8A, di sini I 4 nya menghasilkan 2,2 A. Data ke tiga, I 1 0,6A, I 2 1,2A, di I 3 1,0A, terus I 4 nya ada 2,8A. Terus setelah dapat data diapakan? Kemarin dalam percobaan di apakan Ohm? Di hitung ya ga? Habis dihitung baru menyimpulkan, ya to. Di hitung di sini I 1 +I 2 +I 3 berapa hasilnya?” S :” 1,1” G :”Di sini data ke 2?” S :” 2,2” G :” Di sini berapa data ke 3?” S :”2,8” G :”Setuju dengan hasil ini? Setuju belum?” S :”Enggak.” G :”Enggak? Coba berapa?” S :”Eh bener deng bu, itu I 1 +I 2 +I 3 kan?” G :”Iya di jumlah. Ini hasil perhitungan. Gambar 4.9 Guru memberikan contoh data Dari kutipan transkrip data di atas tampak bahwa guru tidak langsung memberikan perumusan persamaan Hukum I Kirchoff melainkan siswa diminta untuk menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan penjelasan awal dan permasalahan yang diberikan guru. Guru juga memberikan contoh soal dan memberikan penyelesaian guna memantapkan pemahaman siswa seperti pada kutipan video berikut video 11 Mei 2012, lampiran 3 G :”Saya buat titik cabangnya P, ini I 1 2A, I 3 6A, I 4 7 A, I 5 3A, lalu I 2 berapa?jelas, pertanyaannya kemana dan berapa nilai I 2 ? Mari kita bahas sekaligus baru nanti dicatat. Dasarnya pake hukum I Kirchoff yaitu apa sigma Imasuk=sigma Ikeluar. Cari dulu I yang masuk berapa? I 1 +I 4 +I 5 . Itu yang masuk di P. berarti 2+7+3=12. Sekarang sigma I yang keluar berapa? I 3 +I 2 =6+I2; I2=6. Yang masuk 12 yang keluar juga 12. Jawabnya 6, I2 keluar dari P.” Gambar 4.10Guru menuliskan contoh soal Cara yang sama juga dilakukan guru saat menyampaikan konsep susunan hambatan. Guru memberikan pertanyaan awal kepada siswa dengan menggambarkan di papan tulis dan siswa diminta untuk memberikan solusi kemudian guru mengajak siswa untuk menemukan solusi yang tepat seperti pada kutipan berikut video 11 Mei 2012, lampiran 3. G :”Di sini ada beda potensial. Bagaimana arus yang mengalir lewat R 1 , yaitu I 1 , R 2 I 2 , dan R 3 I 3 ? R 123 ini diganti dengan satu hambatan. Yaitu apa Rs. Mengalir arus I.” G :”Untuk yang rangkaian paralel, yang masuk A apa? I tho, yang keluar I 1 +I 2 + I 3 . Kita lihat hukum Ohm, hukum Ohm itu V=I.R. Sekarang kita lihat di sini Vab sama dengan apa ? kita lihat di sana Vab=I 1 .R 1 , Vab=I 2 .R 2 , Vab=I 3 .R 3 . Vab=I.Rp. Sekarang kita lihat, I itu apa? I itu kan = I 1 +I 2 +I 3 I=VabRp. VabRp=VabR 1 +vabR 2 +VabR 3 Vab nya sama berarti tinggal 1rp=1r1+1r2+1r3. Itu hambatan pengganti untuk susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R 1 +R 2 +R 3 . Maka kita kembali ke masalah awal tadi lagi, yaitu kita butuh hambatan 5 Ohm tapi yang ada di toko hambatannya 100 Ohm, solusinya seri bukan?” S :”Bukan.” G :”Kenapa bukan?” S :”Nanti hambatannya jadi besar, itukan hambatan penggantinya di tambahkan.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam adalah guru dapat menjelaskan konsep secara terinci dan berusaha memahamkan siswa dengan cara melakukan tanya-jawab saat melakukan penjelasan menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Guru menekankan materi listrik dinamik pada materi- materi dasar yang sering ada dalam ujian nasional UN. Menurut guru, materi Hukum II Kirchoff merupakan materi yang sulit disampaikan. Guru berusaha untuk membuat siswa memahami materi yang dianggap sulit dengan cara menjelaskan secara pelan-pelan dan memberikan contoh soal yang mudah.Guru mengawali penyampaian materi dengan memberikan permasalahan yang sederhana ada dalam kehidupan sehari-hari menuju ke penjelasan yang lebih lengkap. Guru juga memberikan contoh soal untuk menambah pemahaman siswa. Guru berpendapat bahwa dalam menjelaskan materi Listrik Dinamik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena siswanya yang adalah kaum putri. Siswa kurang tertarik pada materi Listrik Dinamik ini karena sulit untuk dipahami dan merupakan materi yang abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa. Guru juga mengatakan bahwa materi dasar dalam listrik dinamik yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi awal berkaitan dengan muatan listrik, arus listrik dan kuat arus listrik. b. Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu Lain yang Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu Pengetahuan guru penguasaan konsep dan disiplin ilmu yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika tampak dalam proses pembelajaran.Guru mengungkapkan bahwa “Untuk tingkat SMA itu berbeda tekanannya dengan perguruan tinggi, apalagi masih kelas X, jadi penyampaiannya ya hanya sacara garis besar dan ada penurunan rumusnya sedikit dan juga tidak sampai pada detail- detail sejarahnya.”wawancara 4 Juni 2012,lampiran 5. Pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa dalam proses pembelajaran guru membahas materi listrik dinamik, peneliti melihat guru menjelaskan suatu pernurunan persamaan dan tidak menjelaskan tentang sejarah dari listrik dinamik. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa, memberikan contoh soal, dan memberikan materi listrik dinamik secara konseptual. Guru mengungkapkan bahwa “Matematika merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari fisika, sehingga kalau anak senang dengan fisika otomatis atau kemungkinan besar matematikanya juga baik, kadang-kadang ada juga materi fisika menggunakan perhitungan matematika tapi belum diajarkan pada tingkatan kelas tertentu, jadi ya saya juga harus menjelakan dulu perhitungannya tapi hanya sebatas penggunaan dalam fisika saja .”wawancara 11 Juni 2012,lampiran 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru memiliki kepedulian kepada siswa tentang penggunaan perhitungan dalam materi fisika. Guru juga mengetahui arti penting dari kemampuan dasar matematika mampu mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan dalam materi fisika. Guru mengerti bahwa mata pelajaranfisika mempunyai hubungan yang baik dengan mata pelajaran lain yaitumatematika, guru mengungkap di atas bahwa matematika merupakan dasar dalam melakukan perhitunganfisika, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengajarkan matapelajaran fisika harus membutuhkan pengetahuan mata pelajaran matematikayang sebagai fungsi untuk mempermudah melakukan perhitungan fisika secara matematis. Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkap bahwa “Ya beda, tidak sama antara fisika dan matematika. Kalau matematika itu kan lebih banyak ditekankan pada perhitungan angka-angka, penentuan rumus, mencari luas volum dan sebagainya itu. Beda kalau dengan fisika yang lebih mengacu kepada konsep yang ada di alam dan bagaimana suatu kejadian bisa terjadi, apa penyebabnya? Bagaimana menanganinya? Ya misalnya saja gravitasi, magnet, listrik. Contohnya saja materi listrik dinamik ya, itu kan banyak konsep dan hukum-hukum yang ada, penerapan dalam kehidupan sehari-hari juga ada tapi tetap ada perhitungannya.” wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5. Pemahaman guru tentang perbedaan matematika dan fisika ditekankan pada cakupan penguasaan konsep yang dapat diterima siswa. Guru memberikan penjelasan bahwa penguasaan konsep matematika ditekankan pada perhitungan angka-angka sedangkan penguasaan konsep fisika tidak hanya sebatas pada perhitungan matematis saja tetapi juga pada pemahaman teori tentang sebab-akibat suatu kejadian atau peristiwa alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam proses pembelajaran menjelaskan suatu pernurunan persamaan dan tidak menjelaskan tentang sejarah dari listrik dinamik. Guru mengetahui arti penting dari kemampuan dasar matematika mampu mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan dalam materi fisika. Guru memberikan penjelasan bahwa penguasaan konsep matematika ditekankan pada perhitungan angka-angka sedangkan penguasaan konsep fisika tidak hanya sebatas pada perhitungan matematis saja tetapi juga pada pemahaman teori tentang sebab-akibat suatu kejadian atau peristiwa alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari