Identifikasi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seorang guru fisika

(1)

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI

PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Katarina Fitriyani

NIM: 081424040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN

KOMPETENSI PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Katarina Fitriyani

NIM: 081424040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

Aku bukan orang hebat,

tetapi aku mau belajar dari orang yang hebat

Aku adalah orang biasa

tetapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku bukan orang hebat,

tetapi aku mau belajar dari orang yang hebat

Aku adalah orang biasa

tetapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa

Karya ini aku persemb

Semua Keluarga dan Sahabat yan

Bapak ku Robin

Mamak ku Chris

Mbak Yun & Keluarga, Mbak Ninuk

Mas Sur

Aku bukan orang hebat,

tetapi aku mau belajar dari orang yang hebat

Aku adalah orang biasa

tetapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa

mbahkan untuk

yang ku sayangi

binus Sukardiyo

Christina Mujilah

nuk & Keluarga

Sur, Adek Nova\


(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2013

Penulis,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Katarina Fitriyani

Nomor Induk Mahasiswa : 081424040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI

PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 Juli 2013

Yang menyatakan


(8)

vii

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA

Katarina Fitriyani Universitas Sanata Dharma

2013

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui (1) Kompetensi pedagogik guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran; (2) Kompetensi profesional guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran.

Penelitian dilakukan di SMA A Yogyakarta dan dilaksanakan pada April– Juni 2012. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang guru wanita di sekolah tersebut dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran. Instrumen dalam penilitian ini adalahhandycamdan peneliti sendiri dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video proses pembelajaran, fieldnotes, wawancara dengan guru yang bersangkutan.

Video proses pembelajaran ditranskrip dalam bentuk narasi untuk men-dapatkan hal-hal yang terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran. Transkrip video tersebut digunakan sebagai data dalam pembahasan yang didukung dengan hasil wawancara.

Hasil penelitian adalah (1) Bentuk kompetensi pedagogik guru meliputi: guru paham dengan landasan yuridis/hukum pendidikan; guru paham dengan peserta didik; guru mampu mengembangkan kurikulum, silabus, dan RPP; guru menerapkan teknologi didalam pembelajaran; guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis; dan guru mampu mengevaluasi hasil belajar siswa; (2) Bentuk kompetensi profesional guru yaitu guru paham dalam memberikan konsep listrik dinamis secara luas dan mendalam.


(9)

viii

ABSTRACT

Identification Pedagogical Competence Physics Teacher and Professional Competence

Katarina Fitriyani Sanata Dharma University

2013

This reserch aims to determine (1) teachers' pedagogical competence as observed in the learning process, (2) professional competence of teachers, as observed in the learning process.

The research was conducted at one of the private high school in Yogyakarta and implemented in April-June 2012. Subjects in this research was a female teacher at the school and that the object of this research is pedagogical competence and professional competence of teachers in the learning process. Instrument in this research is a handycam and researchers themselves and the data used in this study is a video learning process, fieldnotes, interviews with the teacher.

Transcribed video learning process in narrative form to get things associated with pedagogical competence and professional competence of teachers in the learning process. Transcript of the video is used as the data in the discussion is supported by the results of the interview.

The results are (1) Shape pedagogical competence of teachers include: teachers understand the legal basis / legal education; teacher familiar with the student; teachers develop curricula, syllabi, and lesson plans; teachers use technology in learning, teachers are able to create a dialogical learning; and teachers to evaluate student learning outcomes, (2) form the professional competence of teachers in providing teachers understand the concept of dynamic power is broad and deep.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan kasih karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyususnan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu,

mendukung, membimbing dan memotivasi penulis. Oleh karena itu, melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Suster Yohanna Maria OSF, S.Ag. selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk melakukan

penelitian.

5. Ibu Dra. MF. Sutilah selaku guru fisika SMA Santa Maria Yogyakarta yang

telah memberikan kesempatan dan bantuan yang selama peneliti melakukan


(11)

x

6. Bapak dan Mamak atas dukungan baik berupa materi, segala kasih dan doa

serta dukungan spiritual.

7. Zefni Reinhard Sopacua S.T, atas dukungan dan perhatiannya, thanks for everything

8. Sahabat-sahabatku tercinta, Intan, Tinha, Ana, Leo, Sr.Renata, Fr.Raja yang

telah memberikan banyak pengalaman dan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan dalam pengerjaan dan penyelesaian skripsi

(Mitha, Yeni, Astrid, Inces, Yanti, Laras, Helen, Dimas, Edwin) terima kasih

atas masukan kerjasamanya.

10. Temen-teman seperjuangan Pfis’08 terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

11. Teman-teman kos Chintya terima kasih atas kebersamaan dan keceriaannya

selama ini.

12. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang kompetensi guru.

Yogyakarta, Juli 2013


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... ...1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah... 4

BAB II DASAR TEORI A. Kompetensi Guru ... 5


(13)

xii

1. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan .... 6

2. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik... 10

3. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus ... 12

4. Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran... 13

5. Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik Dan Dialogis... 14

6. Kemampuan Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran... 15

7. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar... 16

8. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik Untuk Mengaktualisasi Berbagai Potensi yang Dimilikinya ... 17

C. Kompetensi Profesional ... ...19

1. Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam... ... 19

2. Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu yang Lain Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu ... 20

3. Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari... ... ...20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 21

B. Subyek Penelitian... 21

C. Objek Penelitian ... 21

D. Data Penelitian ... 22

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

F. Instrumen Penelitian... 22

G. Metode Pengumpulan Data ... 23


(14)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian ... 27

B. Pelaksanaan Penelitian ... 28

C. Hasil Penelitian ... 30

D. Analisis Data ... 31

E. Pembahasan ... 32

1. Kompetensi Pedagogik... 32

a. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan ... 32

b. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik... 34

c. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus ... 42

d. Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran... 44

e. Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis ... 55

f. Kemampuan Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembalajaran ... 60

g. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar ... 62

h. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasi Berbagai Potensi yang Dimilikinya ... 65

2. Kompetensi Profesional ... ...70

a. Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam... ...70

b. Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu yang Lain Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu ... 81

c. Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari... ... ... 83


(15)

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 87 B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... 93


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ke Sekolah ... 95

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah ... 96

Lampiran 3 Transkrip Video Pembelajaran ... 97

Lampiran 4 Fieldnotes Guru ... 125

Lampiran 5 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 131

Lampiran 6 Silabus ... 142

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 146

Lampiran 8 Soal Ulangan Listrik Dinamis ... 154

Lampiran 9 Kunci Jawaban Ulangan Listrik Dinamis ... 155


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wacana tentang profesionalisme guru saat ini menjadi sesuatu yang

mengemuka di ruang publik seiring dengan tuntutan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut,

kompetensi guru dalam proses pembelajaran di kelas diharapkan terus dapat

dikembangkan guna mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi yang wajib dimiliki

oleh guru tersebut antara lain kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik (Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No.74 Tahun 2008 pasal 3 ayat 4). Guru yang profesional memiliki

kemampuan dan keahlian secara khusus dalam bidang pendidikan sehingga

mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang

maksimal (Usman, 2009:15). Kemampuan guru dalam bidang pendidikan tidak

hanya pada pengembangan tentang materi ajar namun juga perlu pengembangan

dalam hal proses pembelajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan

sehingga nantinya akan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. Selain itu juga

guru mampu menjadi pendidik yang dapat memahami perbedaan tingkat

kecerdasan, perkembangan emosi siswa, ataupun karakteristik siswa. Namun pada

realitanya masih banyak guru yang kurang memperhatikan hal tersebut dan hanya


(18)

Fisika sebagai mata pelajaran yang memadukan teori-teori dan perhitungan

secara matematis sering dianggap sulit oleh siswa dan bahkan enggan untuk

mempelajarinya. Peranan guru dengan segala kompetensi dan kemampuan yang

dimiliki tentunya dituntut untuk dapat menciptakan suasana proses belajar yang

menyenangkan dan adanya interaksi antara guru dan siswa. Oleh sebab itu,

dengan adanya standar kompetensi yang dimiliki guru khususnya guru fisika,

diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya, bukan hanya untuk mengejar target

jangka pendek, namun juga mampu membawa dunia pendidikan kepada kualitas

yang lebih produktif melalui proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan pada latar

belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Identifikasi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Seorang GuruFisika”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik guru apakah yang teramati dalam proses

pembelajaran?

2. Kompetensi profesional guru apakah yang teramati dalam proses


(19)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai

tujuan untuk mengetahui:

1. Kompetensi pedagogik guru sebagaimana teramati dalam proses

pembelajaran.

2. Kompetensi profesional guru sebagaimana teramati dalam proses

pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:

1. Bagi Sekolah dan Guru

Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

informasi oleh sekolah khususnya guru dalam meningkatkan kompetensi guru

dalam proeses pembelajaran serta mempersiapkan dan melaksanakan proses

belajar yang menyenangkan guna meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti

Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai jawaban atas

masalah yang diteliti dan dapat menjadi pedoman untuk mengembangkan

kompetensi dalam proses pembelajaran dan menerapkannya dalam dunia


(20)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi

bagi penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan kompetensi guru.

E. Batasan Masalah

Penelitian ini merupakan sebuah studi untuk mengetahui kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional seorang guru fisika yang menjadi subyek

dalam penelitian sebagaimana teramati dalam pembelajaran di suatu kelas pada


(21)

5

BAB II

DASAR TEORI

A. Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab sebagai seorang yang

profesional (Usman, 2009:14). Menurut Ma’mur (2009:38) kompetensi guru merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi guru berkenaan

dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk

tindakan atau kinerja guru. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No.74 Tahun 2008 tentang Guru disebutkan dalam pasal 3 ayat 1 bahwa

“Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang meliputi : (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi kepribadian; (c) kompetensi sosial; (d) kompetensi profesional”.

Berdasarkan pengertian tentang kompetensi guru di atas, dapat disimpulkan

bahwa kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan

yang harus dikuasai guru guna melaksanakan tugasnya sebagai seorang yang

profesional.

Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan

yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung guna mencapai

tujuan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengetahui


(22)

peneliti membatasi pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru

saja yang dianggap berpengaruh dalam proses pembelajaran.

B. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru

untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan dinamis (Ma’mur, 2009:59). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun

2008 tentang Guru disebutkan dalam pasal 3 ayat 2 bahwa kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang

sekurangkurangnya meliputi: a) pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan; b) pemahaman terhadap peserta didik; c) pengembangan kurikulum

atau silabus; d) perancangan pembelajaran; e) pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis; f) pemanfaatan teknologi pembelajaran; g) evaluasi hasil

belajar; dan h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru dalam proses

pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan

Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan pendidikan merupakan

suatu hal yang mutlak diperlukan untuk dapat melaksanakan praktek pendidikan

yang mantap sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang jelas. Seluruh

tindakan yang dilakukan guru diarahkan kepada tujuan agar siswa mampu

melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya, berdasarkan nilai-nilai


(23)

Sebelum melaksanakan praktek pendidikan, guru perlu mengetahui dan

memahami mengenai landasan-landasan pendidikan. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2005:633) landasan diartikan sebagai alas,

dasar, atau tumpuan. Mengacu pada pengertian tersebut, landasan pendidikan

dapat diartikan sabagai dasar atau tumpuan dalam melaksanakan praktek

pendidikan dan akan menjadi titik tolak dalam menetapkan tujuan pendidikan,

memilih isi pendidikan, memilih cara-cara pendidikan. Dengan demikian praktek

pendidikan diharapkan menjadi mantap, sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta

benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Syaripudin (2012:8-9) berdasarkan jenisnya, landasan pendidikan

dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:

a. Landasan religius pendidikan

Landasan religius pendidikan merupakan landasan yang bersumber pada

nilai-nilai dan ajaran agama.

b. Landasan filosofis pendidikan

Landasan filosofis pendidikan merupakan landasan yang bersumber dari

filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat,

antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila. Contoh landasan

filsafat pendidikan: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa

”pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman indra

(penginderaan)”. Implikasinya, penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh


(24)

praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca

laporan-laporan hasil penelitian, dsb).

c. Landasan ilmiah pendidikan

Landasan ilmiah pendidikan merupakan landasan yang bersumber pada disiplin

ilmu tertentu yang menjadi tolok ukur dalam pendidikan. Sebagai contoh

“Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, adapun pada setiap tahap perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas

perkembangan yang harus diselesaikannya”. Implikasinya, pendidikan mesti dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi pendidikan harus disesuaikan

dengan tahapan dan tugas perkembangan individu/peserta didik.

d. Landasan hukum/yuridis pendidikan

Landasan hukum pendidikan merupakan landasan yang bersumber dari

peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam

pendidikan. Contoh: Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang berusia tujuh

sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6); “Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib

belajar” (Pasal 34).

Adapun dasar-dasar landasan hukum pendidikan yang harus dipahami dan

dimengerti guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran

antara lain adalah:


(25)

Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar

hukum pendidikan, yaitu pasal 31 dan 32.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 tentang Guru

Dalam peraturan pemerintah ini berisi 68 pasal yang mengatur tentang guru

dan kompetensi guru, sertifikasi guru, hak guru, beban kerja guru,

kewajiban dan pola ikatan dinas guru, pengangkatan dan penempatan pada

satuan pendidikan, sanksi atas pelanggaran yang dilakukan guru.

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun

2006 tentang Standar Isi

Dalam perturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang kerangka

dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan.

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Dalam perturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang standar

kompetensi lulusan untuk setiap jenjang pendidikan berdasarkan setiap mata

pelajaran dan jurusan keahlian pada tingkat sekolah menengah atas.

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Tahun

2007 tentang Standar Proses

Dalam peraturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang standar

proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,


(26)

2. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan hal penting yang harus

diperhatikan guru agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang sesuai

dengan keadaan diri siswa. Menurut Sukmadinata dalam Musfah (2011:31) guru

harus mengenal siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah

dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang

dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Guru sedikitnya

memahami empat aspek tentang peserta didik yang meliputi a) perkembangan

kognitif, b) tingkat kecerdasan, c) kreativitas, dan d) kondisi fisik (Mulyasa, 2009:

49).

a. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif siswa berhubungan dengan perubahan struktur dan

fungsi karakteristik manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam

kemajuan yang mantap, dan merupakan suatu proses kematangan.

Perubahan-perubahan ini tidak bersifat umum, melainkan merupakan hasil interaksi antara

potensi bawaan dengan lingkungan. Baik peserta didik yang cepat maupun

lambat, memiliki kepribadian yang menyenangkan atau menggelisahkan, tinggi

ataupun rendah, sebagian besar tegantung pada interaksi antara kecenderungan

bawaan dan pengaruh lingkungan. Perbedaan individu perlu dipahami oleh para

pengembang kurikulum, guru, calon guru, dan kepala sekolah agar dapat

me-laksanakan pembelajaran secara efektif. Dalam hal ini, pembelajaran dapat


(27)

baik yang menyangkut kemampuan atau potensi peserta didik maupun potensi

lingkungan.

b. Tingkat kecerdasan

Perbedaan kecerdasan siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa

di kelas, ada yang paham, ada yang kurang paham, ada pula yang sama sekali

tidak paham, ada pula yang menyukai pelajaran lain. Apabila seorang guru telah

dapat membedakan kecerdasan setiap siswa, maka guru akan mudah dalam

meng-hadapi siswa dalam proses pembelajaran.

c. Kreatifitas

Secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang

me-mungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya, antara lain

dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan

proyek. Selain itu juga seorang guru harus bisa mengembangkan potensi

kepribadiannya, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan

kreatifitasnya, karena interaksi antar guru dengan siswa sangat dibutuhkan. Guru

yang berhasil adalah guru yang pandai menciptakan suasana belajar yang tidak

emosional.

d. Kondisi fisik

Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan penglihatan, pendengaran,

kemampuan bicara, kondisi kesehatan, pincang (kaki), dan lumpuh karena

kerusakan otak. Hal tersebut atau kekurangan yang dimiliki peserta didik harus

mempunyai cara sendiri atan cara lain untuk membantu perkembangan pribadi


(28)

mereka. Perbedaan layanan (jika mereka bercampur dengan anak yang normal)

antara lain dalam bentuk jenis media pendidikan yang digunakan.

3. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana pembelajaran pada suatu kelompok

mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan

oleh setiap satuan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan

(Mulyasa, 2009:133).

Hal tersebut di atas juga senada dengan yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 2007 bahwa silabus sebagai acuan

pengembangan perencanaan pembelajaran yang memuat:pertama, identitas mata pelajaran yang meliputi satuan pendidikan kelas, semester, program keahlian,

mata pelajaran. Kedua, standar kompetensi yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Ketiga,kompetensi dasar yakni merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran

tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

Keempat, materi pembelajaran yang mencakup materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.Kelima, kegiatan pembelajaran yaitu bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keenam, indikator


(29)

pencapaian kompetensi yakni perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran. Ketujuh, penilaian yang menggunakan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator

pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. Kedelapan, alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

kompetensi dasar dan beban belajar. Kesembilan, sumber belajar yaitu perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran.

4. Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil belajar

secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu yang diarahkan

pada perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan

sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi

dan sumber belajar yang ada (Sanjaya, 2010:28).

Menurut Sanjaya (2010:33) perencanaan pembelajaran memiliki manfaat

antara lain sebagai berikut:

 Perencanaan yang matang dan akurat akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang dicapai.

 Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang timbul


(30)

 Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber belajar mana saja yang

dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pelajaran.

 Perencanaan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan

ber-langsung secara terarah dan terorganisir.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat

identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar.

5. Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Pembelajaran yang

disampaikan guru harus memiliki makna mendidik dalam arti siswa tidak hanya

memperoleh ilmu pengetahuan saja tetapi juga mengalami peningkatan baik dari

segi intelektual, keterampilan, nilai dan moralitas (Ma’mur, 2009:85). Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik akan membuahkan bukan saja


(31)

kecakapan hidup, sehingga siswa mampu bersikap lebih bijak dalam menghadapi

tantangan kemajuan zaman.

Sebagaimana dikutip oleh Lang dan Evans (Musfah, 2011:39), karakteristik

guru yang efektif dan tidak efektif menemukan lima tema utama:

• Lingkungan emosional: ramah, bersahabat, dan perhatian

• Keterampilan guru: teratur, siap, dan jelas.

• Motivasi guru: perhatian pada pengajaran dan pembelajaran, dan antusias.

• Partisipasi murid: membuat aktivitas yang melibatkan siswa dalam pembelajaran yang autentik, pertanyaan yang interaktif, dan diskusi.

• Peraturan dan penilaian: mampu mengatur kelas, perhatian pada keluhan siswa, peraturan dan penilaian yang adil, mewajibkan dan mempertahankan

standar tinggi pada tingkah laku, dan tugas akademik.

Interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang mendidik

akan terlaksana dengan baik jika guru mengedepankan ide dan gagasan dari siswa

(Ma’mur, 2009:85). Guru harus mampu menghargai dan mengapresiasi pendapat siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru harus bersifat dialogis yakni guru

melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa menjadi bagian dalam

pembelajaran dan bukan sekedar penerima informasi dari guru secara pasif,

namun juga ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

6. Kemampuan Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan


(32)

guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan

materi pembelajaran dalam pemanfaatan teknologi sebagai media dalam proses

pembelajaran.

Menurut Danim (2010:7) media pendidikan adalah seperangkat alat bantu

atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan

siswa. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran (Danim,

2010:17-23) diantaranya yaitu: pertama, keterampilan guru menulis dan mem-bersihkan papan tulis;kedua,keterampilan guru memberikan gambar ilustrasi atau film untuk menjelaskan materi; ketiga, keterampilan guru menyampaikan materi dalam bentuk slide atau powerpoint (PPT); keempat, keterampilan guru dalam memanfaatkan buku pelajaran sebagai penunjang pembelajaran; kelima, keterampilan guru dalam memanfaatkan laboratorium didalam pembelajaran.

7. Kemampuan Guru dalam Melakukan Evaluasi Hasil Belajar

Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dengan

melakukan evaluasi (Musfah, 2011:40). Menurut Brikerhoff dalam Widoyoko

(2010:25), evaluasi diartikan sebagai suatu proses yang menentukan sejauh mana

tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Menurut Sudijono (2011:34-38) evaluasi hasil belajar yang baik memiliki

ciri-ciri yakni: pertama, evaluasi dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan siswa dengan memperhatikan indikator pelajaran. Kedua, evaluasi untuk menilai keberhasilan siswa menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif dan


(33)

unit-unit atau satuan-satuan yang tetap dan didasarkan pada teori yang

menyatakan bahwa setiap polulasi siswa yang memiliki sifat dan kemampuan

yang berbeda. Keempat, evaluasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar memperhatikan bahwa prestasi siswa dari waktu ke waktu bersifat relatif dalam

artian evaluasi tidak selalu sama tingkat kesulitannya untuk setiap indikator.

Kelima, kegiatan evaluasi belajar sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran. Namun, guru yang baik akan selalu memperhatikan dan menyadari

tentang kemungkinan-kemungkinan akan adanya kekeliruan tersebut.

Evaluasi sebagai salah satu cara untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat

dilakukan melalui pemberian tes. Bentuk tes yang dapat digunakan dapat berupa

tes objektif dan tes subjektif (Widoyoko, 2010:46). Tes objektif memberi

pengertian bahwa siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan

menghasilkan skor yang sama. Tes subjektif adalah tes yang penskorannya

dipengaruhi oleh pemberi skor. Jawaban yang sama dapat memiliki skor yang

berbeda oleh pemberi skor yang berlainan.

8. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasi Berbagai Potensi yang Dimilikinya

Guru yang baik adalah guru yang mampu menjadi fasilitator bagi siswanya

dan selalu memberikan kesempatan aktualisasi potensi diri siswa secara luas,

maksimal, memuaskan, serta guru mampu mengalahkan dirinya demi


(34)

Mulyasa (2009:111-113) pengembangan diri siswa dapat dilakukan oleh guru

melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan

remidial, serta bimbingan konseling.

a. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki banyak ragam kegiatan antara lain paduan

suara, paskibraka, pramuka, olah raga, kesenian, panjat tebing, pecinta alam dan

masih banyak kegitan yang dikembengakan oleh setiap lembaga pendidikan

sesuai dengan kondisi sekolah dan lingkungan masing-masing. Meskipun kegiatan

ini sifatnya estra, namun tidak sedikit yang berhasil mengembangkan bakat

peserta didik, bahkan dalam kegiatan ini banyak peserta didik mengembangkan

berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Pengayaan dan Remidial

Guru perlu memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang mendapat

kesulitan belajar melalui kegiatan remidial, siswa yang cemerlang diberikan

kesempatan untuk tetap mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan

pengayaan.

c. Bimbingan dan Konseling Pendidikan

Guru memiliki kewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada

siswa yang menyangkut pribadi, sosial, belajar dan karier. Selain guru

pembimbing, guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria pelayanan bimbingan


(35)

C. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran

atau bidang studi keahlian (Ma’mur,2009:157). Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008 disebutkan bahwa:

“Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan /atau seni dan budaya,

yang diampunya”.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Musfah

(2011:54) kompetensi profesional adalah:

“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

meliputi:(a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar;(b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional”.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diuraikan bahwa kompetensi

profesional meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam

Kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar secara luas dan mendalam

yakni guru mampu menjelaskan secara luas dan detail tentang konsep materi yang

diajarkan berdasarkan rancangan pembelajaran dan guru mampu memberikan

alokasi waktu yang tepat dalam menjelaskan materi yang dianggap penting dan

kurang penting untuk diajarkan. Penguasaan materi yang mendalam dalam


(36)

kepada siswa secara detail materi yang disampaikan. Dalam hal ini, penguasaan

guru terhadap materi mutlak diperlukan agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa.

2. Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu Lain yang Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu

Sudah jelas bahwa kemampuan guru dalam menguasai konsep dan disiplin

ilmu lain yang terkait dengan mata pelajaran yang diampunya yaitu pertama, kemampuan guru memaparkan sejarah dan perkembangan dari suatu konsep yang

diajarkan. Kedua,kemampuan guru memaparkan mata pelajaran yang diampunya terhadap mata pelajaran lain yang koheren.

3. Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari

Kemampuan guru dalam memberikan hubungan konsep mata pelajaran

dengan kehidupan sehari-hari merupakan kemampuan guru dalam memberikan

penjelasan konsep mata pelajaran dan memberikan contoh penerapan konsep ke

dalam kehidupan sehari-hari. Guru tidak hanya memberikan penjelasan mata

pelajaran secara teori saja, namun guru juga diharapkan mampu memberikan


(37)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Sukmadinata (2008:72) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif menuju pada

pendeskripsian atau penggambaran fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa

yang bersifat alamiah ataupun rekayasa yang mengkaji bentuk aktivitas,

kakakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan

fenomena lain. Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan

peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional

guru dalam proses pembelajaran.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah kepada siapa penelitian dilakukan. Subyek dari

penelitian ini adalah seorang guru fisika dari SMA A Yogyakarta yang sudah

memiliki pengalaman mengajar selama 26 tahun.

C. Objek Penelitian

Objek merupakan sesuatu/hal yang akan diteliti. Objek dari penelitian ini

adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dimiliki guru yang


(38)

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa catatan lapangan (fieldnotes), transkrip wawancara, dan transkrip rekaman video proses belajar.Fieldnotesdiperoleh dari observasi langsung saat pengambilan data. Transkrip wawancara diperoleh dari

wawancara dengan guru fisika yang bersangkutan. Transkrip rekaman video

proses pembelajaran diperoleh melalui observasi langsung yaitu dengan

menggunakanhandycam.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SMA A Yogyakarta dan dilaksanakan pada

bulan April 2012 hingga Juni 2012.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian (Suparno, 2010:56). Instrumen utama yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah handycam dan peneliti sendiri. Peneliti menggunakan handycam sebagai alat untuk melakukan observasi dan pengambilan video proses pembelajaran di kelas. Selain itu, untuk memperkuat

data yang diperoleh dengan menggunakan handycam, dalam penelitian ini juga menggunakan:

1. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik dan


(39)

dilakukan adalah wawancara terpimpin yaitu peneliti membuat daftar pertanyaan,

kemudian saat wawancara pertanyaan tersebut dikembangkan oleh peneliti.

Pertanyaan wawancara dibuat berdasarkan pada data yang diperoleh melalui

rekaman video proses belajar dan fieldnotes. Hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan dapat dilihat pada lampiran 5.

2. Fielnotes

Fieldnotes adalah catatan lapangan, semua catatan tertulis tentang segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dipikirkan, dan direfleksikan oleh peneliti

(Suparno, 2010:118). Peniliti menggunakan fieldnotes untuk mengambil data dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat dan menangkap gambaran proses

pembelajaran yang terjadi terkait dengan kompetansi pedagogik dan kompetensi

profesional guru dalam proses pembelajaran.

G. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui observasi secara langsung dan

tidak langsung yaitu dengan menggunakan bantuan handycam serta wawancara dengan guru fisika yang menjadi subyek penelitian. Observasi dilakukan oleh

peneliti dengan mengamati peristiwa-peristiwa yang muncul selama

melaksanakan proses pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik

dan kompetensi profesional guru. Kemudian tindakan yang menunjukkan

kompetensi guru tersebut dicatat dan menjadi data penelitian. Kemudian pada

waktu yang sama dilakukan perekaman proses pembelajaran menggunakan


(40)

Kelas dalam penelitian ini adalah kelas XD dengan jumlah siswi 21. Proses

pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Selain melakukan observasi, peneliti juga

menggunakan wawancara untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai

kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional guru dalam proses

pembelajaran.

H. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Transkripsi Data

Setelah diperoleh rekaman video proses pembelajaran, peneliti melihat

rekaman video proses pembelajaran secara berulang-ulang untuk menemukan

peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru. Setelah itu,

peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru ditranskrip dan manjadi data

penelitian. Proses pembuatan transkrip dan pengumpulan data dilakukan dengan

memutar video hasil rekaman secara berulang-ulang sehingga diharapkan

peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru yang akan disajikan

dalam transkrip tidak ada yang terlewatkan. Kemudian, untuk meningkatkan

validitas, peneliti juga melakukan pengecekan ulang dalam pembuatan transkip.

Data-data yang telah ditranskip dibaaca kembali dengan teliti untuk menemukan

peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru. Kemudian peristiwa tersebut

dijadikan topik data. Topik data merupakan deskripsi singkat mengenai bagian


(41)

2. Penjelasan dari Peristiwa dalam Topik Data

Setelah diperoleh pengkategorian data, pada bagian ini dijelaskan alasan

atau yang menjadi dasar dari setiap tindakan yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran. Alasan atau pengetahuan yang mendasari setiap tindakan yang

dilakukan guru dalam proses pembelajaran diperoleh melalui wawancara dengan

guru yang bersangkutan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mendeskripsikan tindakan guru

fisika terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Penarikan kesimpulan bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang ada

dalam penelitian yang didasarkan pada transkrip video dan wawancara dengan

guru yang bersangkutan.

Peneliti melakukan penelitian pada kompetensi pedagogik dan kompetensi

profesional guru dalam proses pembelajaran dengan sub bahasan sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik yang meliputi:

- Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

- Pengembangan dan karakteristik peserta didik

- Pengembangan kurikulum dan silabus

- Perencanaan pembelajaran

- Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis


(42)

- Evaluasi hasil belajar siswa

- Pengembanagn untuk aktualisasi potensi peserta didik

b. Kompetensi profesional yang meliputi:

- Penguasaan bahan ajar secara luas dan mendalam

- Penguasaan konsep dan disiplin ilmu lain yang terkait dengan mata

pelajaran yang diampu

- Kemampuan memberikan hubungan konsep mata pelajaran dengan


(43)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan disalah satu sekolah menengah atas swasta

diYogyakarta yang merupakan sekolah homogen putri dengan jumlah siswa 21.

Penelitian dilaksanakan di kelas XD dengan materi Listrik Dinamis yang diajar

oleh seorang guru wanita.

Pertimbangan peneliti memilih kelas XD karena guru yang menjadi subyek

penelitian baru akan memulai pada materi Listrik Dinamik sehingga memudahkan

peneliti untuk mengumpulkan data pada satu pokok bahasan. Guru yang menjadi

subyek dalam penelitianmemiliki pengalaman mengajar yang cukup lama yaitu

selama 26 tahun. Guru tersebutpertama kali mulai mengajar pada tahun 1986 di

Semarang pada suatu Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Pada tahun 1987-1989

guru mengajar di Yogyakarta pada satu Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selanjutnya pada tahun 1989 guru tersebut mengajar di sekolah yang menjadi

tempat peneliti melakukan penelitian. Guna memenuhi proses sertifikasi guru

yang harus memenuhi 24 jam mengajar, pada tahun 2009 guru tersebut menambah

jam mengajar di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Yogyakarta.

Pengalaman guru tersebut sesuai dengan rekaman hasil wawancara tanggal 1 Juni

2012 yang diungkapkan guru bahwa

“Saya itu mengajar pertama kali di SPG tahun 1986/1987 itu di Semarang lalu 1987-1989 di SMP dan kemudian dari tahun 1989 sampai sekarang saya mengajar di SMA ini. Terus dari tahun 2009 saya juga membantu mengajar di


(44)

SMA Budya Wacana karena untuk memenuhi 24 jam untuk sertifikasi”

(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5).

Guru tersebutmemiliki pengalaman mengajar yang berbeda-beda pada setiap

sekolah. Pada saat mengajar di SPG siswanya memiliki orientasi menjadi seorang

guru di Sekolah Dasar (SD), sehingga siswa menerima pelajaran kearah persiapan

menjadi pengajar dan pendidik.Saat mengajar di SMP siswanya relatif masih

anak-anak sehingga masih banyak aktifitas fisik dan masih suka

main-main.Pengalaman yang berbeda pula saat guru mengajar di sekolah yang siswanya

homogen putri. Guru menyatakan bahwa untuk siswa putri kecenderungannya

agak sulit tertarik belajar fisika terutama pada materi-materi tertentu seperti

contohnya Listrik Dinamis. Namun guru tersebut berusaha untuk mengajak siswa

tertarik pada fisika dengan menggunakan contoh-contoh penerapan energi listrik

dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru fisika tersebut

sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran adalah objek dari penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan seorang guru fisika disuatu kelas karena ingin

mengetahui kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru fisika dalam

proses pembelajaran di kelas tersebut.

B. Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian untuk pengambilan data, peneliti melakukan

observasi awal pada tanggal 27 April 2012 dan 4 Mei 2012 di kelas XD tanpa


(45)

situasi kelas. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menentukan tempat-tempat

yang tepat untuk mengambil data dengan menggunakanhandycam.

Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Observasi, Pengambilan Data dan Wawancara

Kegiatan Tanggal Keterangan

Observasi awal 27 April 2012 - Menjelaskan tentang Perpindahan Kalor 4 Mei 2012 - Menjelaskan tentang muatan listrik, arus

listrik Pengambilan data

melalui perekaman aktifitas pembelajaran dan observasi langsung

11 Mei 2012 - Menjelaskan tentang Hukum I Kirchoff - Menjelaskan tentang rangkaian susunan

hambatan

18 Mei 2012 - Menjelaskan tentang jembatan Wheatstone

- Menjelaskan tentang tegangan jepit - Mengerjakan latihan soal listrik dinamis 25 Mei 2012 - Menjelaskan tentang Hukum II Kirchoff 26 Mei 2012 - Ulangan harian listrik dinamis

28 Mei 2012 - Menjelaskan tentang Galvanometer 1 Juni 2012 - Menjelaskan tentang energi dan daya

listrik Wawancara 4 Juni 2012

11 Juni 2012

Penelitian ini dilakukan dengan cara merekam proses pembelajaran.

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan observasi (peneliti mengamati

proses pembelajaran secara langsung) perekaman kegiatan pembelajaran

menggunakan handycam dan wawancara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa fieldnotes, transkrip rekaman video kegiatan pembelajaran dan transkrip wawancara dengan guru yang bersangkutan.

Data observasi dan rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh


(46)

jam pelajaran, pertemuan III dan IV berlangsung selama 1 jam pelajaran. Seluruh

pertemuan dilakukan di dalam kelas.

Peneliti melaksanakan pengambilan data melalui perekaman dan observasi

langsung proses pembelajaran di sekolah pada tanggal 11 Mei 2012, 18 Mei 2012,

25 Mei 2012, 28 Mei 2012 dan 1 Juni 2012. Penelitian ini dilakukan secara

kolaborasi dengan peneliti sebagai pengamat dan satu orang teman sebagai

perekam proses pembelajaran. Pengamatan oleh peneliti bertujuan untuk

mengantisipasi jika terdapat peristiwa dalam proses pembelajaran yang tidak

dapat terekam olehhandycam.

C. Hasil Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensipedagogik

dan kompetensi profesional guru sebagaimana teramati dalam proses

pembelajaran. Data penelitian yang diperoleh berupa:

1. Catatan Lapangan (Fieldsnotes)

Fieldnotes yang dibuat ketika melakukan observasi dan pengambilan data melalui pengamatan secara langsung pada proses pembelajaran. Tujuan

pembuatan fieldnotes adalah untuk mendokumentasikan data-data yang di-peroleh di lapangan. Fieldnotes ini digunakan sebagai pedoman untuk menentukan topik data mengenai kompetensi pedagogik dan profesional

guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran.


(47)

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai

kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam proses pembelajaran.

Setelah melakukan wawancara, peneliti memutar kembali rekaman hasil

wawancara secara berulang-ulang kemudian mentranskripnya untuk

menemukan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru

sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran.

3. Rekaman Video

Rekaman videokegiatan pembelajaran merupakan data yang digunakan

peneliti untuk melihat secara langsung kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional guru sebagaimana teramati dalam proses

pembelajaran yang kemudian disalin dalam bentuk tulisan.

D. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian selama 5 kali pertemuan, peneliti mendapat

data-data yang diperlukan dalam proses analisis data. Analisis data dilakukan

melalui transkripsi data penelitian berupa transkripsi video proses pembelajaran

dan wawancara dengan guru yang bersangkutan. Proses transkripsi data dilakukan

pada hasil rekaman baik dari pengambilan data video dari proses pembelajaran di

kelas dan wawancara dengan guru. Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk

uraian tertulis yang berisi semua hal yang terjadi dan dilakukan oleh guru subyek

penelitian serta gambaran keadaan saat seperti yang terdapat pada hasil

man.Pembuatan transkrip dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengamati


(48)

bersang-kutan. Setelah pengambilan data proses pembelajaran di kelas, peneliti memutar

kembali video rekaman secara berulang-ulang kemudian mentranskip video

terse-but untuk menemukan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.

Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional diidentifikasikan melalui

tindakan guru dalam proses pembelajaran.

E. Pembahasan

Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dapat

diketahuime-lalui mengamati tindakan dan perilaku guru saat proses pembelajaran di kelas.

Tindakan dan perilaku guru tersebut terlihat dalam rekaman video dan diperjelas

dalam wawancara dengan guru. Uraian tentang kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

a. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan

Dari hasil wawancara guru berpendapat bahwa proses pembelajaran

harus memiliki dasar hukum baik dari awal perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan sampai pada tahap penilaian. Guru dapat menjelaskan dasar

hukum pendidikan yang sesuai dengan tahap-tahap dalam proses

pembelajaran yaitu

“Kalo landasan itu ya berarti dasar hukum yang digunakan nek kita yang

jelas ada UUD terus ada peraturan pemerintah lalu dalam UUD, undang-undang sisdiknas terus Permen no 22 , no 23 kalo 22 itu tentang standar isi terus 23 itu tentang SKL (Standar Kompetensi Lulusan) lalu 41 itu tentang prosesnya, proses belajar. Jadi kita itu dalam melaksanakan ini semuanya ada acuannya ada dasar hukumnya. Terus yang nomor 20 itu tentang


(49)

penilaian, jadi kalo kita melakukan penilaian itu juga ada dasarnya ada peraturannya dari pemerintah.”(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5)

Guru juga memberi pendapat bahwa landasan pendidikan secara

yuridis/hukum dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang diwujud

nyatakan dalam bentuk penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanan

Pembelajaran (RPP). Seperti yang diungkapkan guru bahwa

”Dalam Permen no.22 itu kan sudah ada SKKD nya nah kemudian SKKD

itulah yang menjadi acuan kita dalam menyusun silabus, RPP, nah itu yang standar isi. Kalo yang standar standar kompetensi lulusan (SKL) tadi digunakan untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran, itukan sudah ada SKL nya, nanti kalo melenceng dari SKL kan juga bingung. Nah sekarangkan sekolah sudah otonomi sendiri sudah punya kewenangan KTSP sendiri, jadi kurikulum disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan sekolah masing-masing sesuai visi misi sekolah juga. Terus yang proses, kalo kita dalam melaksanakan proses KBM, merencanakan RPP itu ada di sana. RPP itukan formatnya ada, dari SKKD sampe indikator, tujuan kemudian KBM itu semua ada di permen itu, pokoknya minimal ada unsur itu. Format RPP nya ya minimal itu, ditambahi boleh tapi kalo dikurangi itu

ga boleh.”(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5).

Sesuai dengan pendapat yang telah disampaikan guru tersebut di atas,

peneliti dapat melihat persiapan guru mengajarmengacu pada peraturan

pemerintah (lampiran 6). Pemahaman guru tentang landasan hukum

kependidikan tersebut tampak dalam perencanaan yang dilakukan guru

sebelum mengajar yaitu dengan membuat Silabus dan RPP (lampiran 6 dan

7). Perencanaan guru tersebut dijadikan sebagai pedoman guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan siswa.

Kelemahan peneliti dalam melakukan pengamatan adalah, peneliti tidak


(50)

lain (landasan filosofis, landasan ilmiah, dan landasan religius). Peneliti

kurang dapat menggali pemahaman guru baik dalam proses pembelajran

maupun dalam wawancara.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru memahami landasan

yuridis/hukum pendidikan yang terlihat dalam persiapan dan pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dipersiapkan

guru. Namun, sejauh pengamatan peneliti selama proses pembelajaran

maupun dalam wawancara peneliti tidak menemukan pemahaman guru

tentang landasan religius, landasan filosofis, dan landasan ilmiah

pendidikan.

b. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik

Dari hasil wawancara guru mengungkapkan bahwa

Semangat motivasi mereka (siswa) itu beda-beda, tidak sama karena kita juga tahu kan tidak semua anak berminat masuk IPA jadi kalau dilihat dari tingkat kemampuan kognitifnya juga jelas berbeda”.

Pernyataan guru tersebut sama dengan hasil pengamatan peneliti

(wawancara tanggal 4 Juni 2012, lampiran 5). Selama proses pembelajaran,

peneliti melihat tidak semua siswa antusias mengikuti pelajaran fisika,

hanya beberapa siswa saja yang terlihat menjawab pertanyaan guru.

Guru melakukan berbagai cara dalam memotivasi dan

mengembangkankognitif siswa dalam proses pembelajaran. Cara yang

dilakukan guru untuk siswa antara lain dengan memberikan


(51)

pelajaran fisika seperti pada kutipan video berikut (video tanggal 18 Mei

2012, menit 21:46, lampiran 3);

G :”Nah kita lanjut dengan elemen baterai, pernah lihat baterai tho?” S :”Pernah.”

G:”Tampilan baterainya lebih dari satu. Sekarang kamu lihat pada

kamera mu baterainya disusun seri atau paralel? Baterai dikamera itu kan lebih dari satu, itu disusunseri apa paralel?”

S :”Seri.”

S :”Paralel bu.”

G :”Seri opo paralel? Nah sekarang kamu punya senter, baterainya lebih dari satu, seri atau paralel?”

S :”Seri.”

G:”Nah seri. Kalo pada kamera itu kamu mau masangnya asal atau lihat

dulu? Yangdilihat apanya?”

S :”Dilihat dulu tanda plus minusnya.”

G :”Iya plus minusnya. Nah sambungannya di sana bagaimana? Sama atau beda?”

S :”Berlawanan.”

G :”Berlawanan maksudnya apa?”

S :”Yang plus dapat minus, yang minus dapat plus.”

G :”Iya begitu, nah sekarang kita lihat, ada yang berpendapat paralel ada yang seri. Sekarang kita lihat menguntungkan yang mana?”

S :”Yang paralel.”

G :”Mengapa yang paralel?”

S :”Karena hambatanya lebih kecil.”

G :”Hambatannya lebih kecil. Kita lihat yang di seri paralel tadi

hambatan atau baterai?”

S :”Baterai.”

Guru memberikan pertanyaan yang ditujukan untuk seluruh siswa dan

siswa menjawab secara bersamaan saat guru memberikan pertanyaan.

Seperti yang diungkapkan guru bahwa

“Pertanyaan itu diberikan kepada semua siswa tapi nanti kalo ulangan ya kita mengharapkannya pribadi. Kalo teknik bertanya yang baik itukan diberikan kepada semua siswa itu namanya pertanyaan klasikal, tapi nanti kita mengaharapkannya jawaban individu”.(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5)


(52)

Pertanyaan klasikal yang diberikan guru kepada siswa diharapkan

mampu memotivasi seluruh siswa dalam proses pembelajaran fisika. Selain

dengan memberikan pertanyaan klasikal kepada siswa, guru juga juga

memberikan latihan soal yang dikerjakan di kelas bersama-sama untuk

meningkatkan pemahaman siswa. Guru memberikan perhatian yang berbeda

kepada semua siswa saat mengerjakan latihan soal. Hal ini sesuai dengan

situasi yang ada di dalam kelas saat proses pembelajaran yaitu setelah guru

selesai menjelaskan materi, guru berjalan berkeliling meja dan mendekati

semua siswa dengan tujuan untuk memeriksa catatan dan menjawab

pertanyaan siswa bila kurang memahami materi yang telah disampaikan.

Guru mendekati siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rendah dalam

proses pembelajaran fisika dan membimbing siswa mengerjakan soal latihan

dan guru menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami dengan cara

menggajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali ingatan siswa seperti

pada kutipan video berikut (video tanggal 18 Mei 2012, menit 01:04:56,

lampiran 3);

G :”Agnes berapa? Skala terbacanya berapa?Menit 01:04:56 (guru

mendekati dan bertanya kepada siswa)”

S :”60.”

G :”60. Skala yang di pakai yang mana? Batas ukurnya yang mana?”

S :”Volt.”

G :”Ini apa satuannya?.”

S :”Meter amper.”

G :”Apa? Meter amper, emang ada satuan meter amper? m simbol apa dulu waktu semester 1?”

S :”Ga tau bu.”

G “(Bertanya kepada seluruh kelas) m kecil itu simbol untuk apa?”


(53)

G :”Awalan satuan “m” dibaca mili. Jadi batas ukurnya berapa Agnes?”

S :”100 mA.”

G :”Jadi hasil pembacaannya berapa?”

S :”0,06.”

G :”Nanti dulu coba dilihat dulu soalnya.”

S :”60 bu.”

G :”60 apa?satuannya apa?”

S :”60 mA.”

Gambar 4.1Guru membantu kesulitan siswa

Berdasarkan hasil wawancara, kemampuan guru dalam mengetahui

kreatifitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Guru berpendapat bahwa keaktifansiswa dalam pembelajaran

fisika berbeda-beda seperti diungkapkan guru dalam kutipan wawancara

berikut.

Saya itu biasanya kenal anak hanya yang pintar atau yang aktif saja. Anak yang aktif ya mau mengerjakan, mau ngasih pendapat, dia juga pasti mengerjakan soal. Kalau kelas satu kan masih umum IPA, IPS, Bahasa itu kelihatan sekali kalau mereka yang pengen IPA itu aktif sekali kalau masih ada nilai yang kurang itu mereka datang mereka bilang bu aku masih kurang nilai yang mana masih bisa nambah. Tapi yang ga minat IPA itu kemaren sampe di remidi semester ganjil nyampe ditunggu pirang-pirang bulan ga dikumpul-kumpul sampe tak serahin kurikulum dan akhirnya di tagih sama kurikulum karena tuntutan harus tuntas tho semester satu nah akhirnya dia baru terpaksa ngumpul.”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)


(54)

Pernyataan guru tersebut sesuai dengan yang terlihat oleh peneliti dalam

proses pembelajaran dimana siswa yang aktif menjawab pertanyaan dan

mengerjakan soal latihan hanya siswa yang memiliki minat terhadap

pelajaran fisika. Sedangkan siswa yang kurang berminat terlihat lebih pasif

dalam proses pembelajaran. Mereka hanya mencatat apa yang dituliskan

oleh guru dipapan tulis dan tidak berani bertanya jika kurang mamahami

materi.

Pemahaman guru tentang tingkat kecerdasan siswa dalam pelajaran

fisikadilakukan oleh guru saat ulangan pertama yang terungkap melalui

wawancara sebagai berikut

Biasanya saya tau anak yang pintar itu dari ulangan pertama. Kalau ulangan pertama itu saya ketat sekali dalam arti supaya tau murni sesungguhnya yang bisa yang mana yang tidak bisa yang mana sehingga setelah itu kan lancar. Saya itu tes awal murni ketat sekali sungguh-sungguh sekali sehingga setelah itu ketahuan yang ini pinter yang ini ga

pinter sehingga proses selanjut gampang ga tertutup”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)

Guru juga mengetahui tingkat kecerdasan siswa dalam pelajaran sains dengan mencari informasi dari guru mata pelajaran yang lain. Terkait

dengan minat siswa pada bidang fisika, guru menanyakan hal tersebut

dengan guru mata pelajaransainsyakni matematika, kima dan biologi.

“Biasanya kita ngomong-ngomong antar guru terutama Biologi, Kimia, Matematika. O iya itu bagus, ini bagus dan pada umumnya sama kalau di IPA bagus biasanya relatif sama nilainya tapi ada juga yang dominan. Oh kalau itu dominan di fisika, itu dominan di matematika ada perbedaan tapi yo ga terpaut begitu jauh”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)

Saat proses pembelajaran, guru juga mengetahui kondisi fisik siswa.


(55)

pucat dan lemas saat mengikuti proses pembelajaran dan guru mendekati

siswa tersebut seperti pada kutipan video berikut (video 18 Mei 2012, menit

01:22, lampiran 3);

(Guru masuk kelas dan berkeliling meja siswa dan mendapati siswa yang pucat kemudian guru menanyainya.)

G :”Kamu kenapa ko pucat?”

S :”Pusing bu.”

G :”Pusing kenapa? Pusing itu bisa karena kurang minum atau telat

makan ya.

Gambar 4.2Guru mendekati siswa yang pusing saat proses pembelajaran

(video 1 Juni 2012, menit 02:25, lampiran 3)

G :” Kamu kenapa? Tadi sudah periksa tho?”

S :”Radang tenggorokan bu.”

G :”Ow radang tenggorokan, berarti dikurangi ngobrolnya, dikurangi

maennya.


(56)

Usaha guru untuk mengenal siswanya terlihat saat guru memanggil nama

siswa menggunakan daftar presensi ketika membahas latihan soal. Guru

menggunakan presensi karena guru tidak hafal dengan nama semua siswa

seperti yang diungkapkan guru bahwakalau nama saya tidak bisa semuanya kenal ya karena keterbatasan saya”. (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Usaha guru ini terlihat saat guru melibatkan siswa dalam pembahasan soal

latihan seperti kutipan video berikut (video 18 Mei 2012, menit 01:00:46,

lampiran 3)

G :(Guru menyebut nama siswa) Sekarang kepercayaannya Christine

Ike?” Ike:”4.”

G :”Oke, sekarang hasil pembacaannya Astri Novita Sari, berapa hasil untuk yang A?”

Astri:”2.”

G :”Harmun?”

Harnum:”2.”

G :”Angel?”

Angel:”2.”

G :”Agnes?”

Agnes:”Belum baca.”

G :”Melia?”

Melia:”Belum baca masih nyatat bu.”

G :”Ivon sudah, yang atas berapa nilainya?” Ivon:”2.”

G :”Asalnya dari mana?”

Ivon:”Asalnya dari skala terbaca.”

G :”Skala terbacanya berapa?”

Ivon:”4 dibagi 2.”

G :”2 dari mana?”

Ivon:”Bingung bu.”

G:”Ko bingung, belum jadi ulangan ko bingung.

Guru melakukan pendekatan kepada semua siswa dengan cara berkeliling

meja siswa setelah selesai menjelaskan materi untuk melihat sikap dan


(57)

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran dan menyelesaikan soal latihan seperti yang diungkapkan

guru bahwa

“Kalo udah selesai menjelaskan, kalo udah ada rangkuman, itukan siswa mencatat, nah pada saat siswa mencatat itu saya keliling untuk melihat siswa setelah keliling kelas ya bisa memantau kegiatan siswa, catatannya lengkap atau tidak terus kalau kalau ada yang salah menuliskan simbol, jadi kita sekalian bisa mengambil nilai afektif.” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru

tentang siswanya pada proses pembelajaran yakni: pertama,guru mengetahui perkembangan kognitif siswa, sehingga guru mengajak siswa

untuk tanya-jawab dan mengerjakan soal latihan bersama-sama. Kedua, guru mengetahui karakter siswa yaitu berbeda-beda (pandai, sedang,

rendah). Guru juga mencari informasi tentang tingkat kecerdasan siswa

dengan berkonsultasi dengan guru sains yang lain (Biologi, Kimia, dan Matematika). Ketiga, guru mengetahui kreatifitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru berpendapat bahwa

keaktifansiswa dalam pembelajaran fisika berbeda-beda. Siswa yang aktif

menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal latihan hanya siswa yang

memiliki minat terhadap pelajaran fisika.Keempat,guru memahami kondisi kesehatan siswa saat proses pembelajaran. Guru memberi perhatian kepada

siswa yang memiliki kondisi yang kurang fit saat proses pembelajaran dengan cara mendekati siswa tersebut dan menanyakan kondisi

kesehatannya. Guru tidak hafal nama semua murid namun guru berusaha


(58)

nama siswa menggunakan presensi dan membantu siswa yang mengalami

kesulitan.

c. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus

Dari hasil wawancara dan video penelitian, guru melakukan pembuatan

silabus sebelum proses pembelajaran dimulai. Guru mempersiapkan proses

pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP pada awal semester

sebelum memulai mengajar seperti yang diungkapkan guru bahwa

“Persiapan saya sebelum mengajar itu ya administrasi, administrasi itu ada diawal semester mulai dari prota (program tahunan), prosem (program semester), RPP dan silabus”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)

Guru menggunakan silabus dari pemerintah yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan potensi siswa, sekolah dan guru juga mengembangkan

silabus dengan berbagai sumber seperti dari Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP), workshop, seminar. Guru juga mengungkapkan bahwa dalam membuat silabus, guru selalu mendapat informasi yang terbaru

dikarenakan beliau adalah salah satu pengurus perkumpulan guru mata

pelajaran fisika seperti yang terungkap melalui kutipan wawancara berikut.

“Silabus yang saya pakai itu sumbernya dari pemerintah, nanti sekolah menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah kita sendiri. Untuk kelengkapannya itu saya dapat dari MGMP dari workshop, seminar, berhubung saya juga pengurus jadi kalo ada informasi apa-apa ya mesti tahu”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)

Silabus yang digunakan guru sebagai pedoman untuk menjelaskan

materiListrik Dinamis memiliki kelengkapan yang terdiri dari identitas mata


(59)

pembelajaran (tidak diuraikan secara rinci materi yang akan disampaikan),

kegiatan pembelajaran (tatap muka, penugasan terstruktur, kegiatan mandiri

terstuktur), indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar

dan nilai karakter. SK pada materi Listrik Dinamis ialah “menerapkan

konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai

produk teknologi”(lampiran 6). Pencapaian SK ini dalam proses pembelajaran fisika terlihat saat guru menjelaskan sub materi mengenai

penerapan perubahan energi listrik menjadi energi kalor pada alat rumah

tangga.

Pada silabus yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran listrik

dinamis juga terdapat uraian tentang Etika Lalu Lintas (ELL) yakni

memahami fungsi perlengkapan kendaraan. Hal ini dijelaskan oleh guru

bahwa setiap siswa diajarkan untuk lebih mengenal fungsi listrik pada

perlengkapan alat listrik dan kendaraan melalui penjelasan materi listrik

dinamis.

Dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengembangkan kurikulum atau

silabus sesuia dengan PP RI No.41 dan berusaha memperoleh informasi

sebagai pelengkap dari berbagai sumber yang disesuaikan dengan kondisi

sekolah dan kemampuan siswa. Guru mampu mengembangkan silabus

beserta kelengkapannya yang sudah sesuai dengan peraturan pemerintah.

Guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran dalam silabus yang dapat

terlihat dalam proses pembelajaran. Guru juga mampu memberikan


(60)

d. Kemampuan Guru dalamMerancang Pembelajaran

Dari hasil wawancara dan video penelitian, guru juga melakukan

pembuatan perencanaan pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai

yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru

mempersiapkan proses pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP

pada awal semester sebelum memulai mengajar seperti yang diungkapkan

guru bahwa

“persiapan saya sebelum mengajar itu ya administrasi, administrasi itu ada diawal semester mulai dari prota (program tahunan), prosem (program semester), RPP dan silabus”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)

Berdasarkan pengamatan peneliti, guru membuat tiga RPP yang

digunakan dalam menjelaskan materi listrik dinamis. Pelaksanaan RPP yang

dibuat oleh guru dapat diuraikan sebagai berikut:

a. RPP Pertama

Dalam RPP pertama, terlihat kelengkapan komponen RPP yaitu sebagai

berikut:

1) Identitas mata pelajaran

Pada bagian identitas ini terdiri dari identitas mata pelajaran, sekolah,

kelas/semester, tahun pelajaran (lampiran 7, hal. 146).

2) SK dan KD

SK dan KD pada RPP pertama sesuai dengan yang tertulis pada silabus


(61)

3) Indikator

Indikator dalam RPP pertama terdiri dari tiga point (lampiran 7, hal. 146).

(a) Memformulasikan besaran-besaran kuat arus dalam rangkaian tertutup

sederhana. Indikator ini dapat tercapai dalam proses pembelajaran

seperti pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3)

G :Berikutnya kuat arus listrik I sama dengan apa?”

S :”V/R”

G :”Kuat arus listrik pertama kali apa?”

S :”V=I.R”

G :”Kuat arus lho, itu kan hukum Ohm”

S :”Duh bingung saya bu”

G :”Apa?”

S :”Q/t.”

G :”Kita sudah dapat tiga, I=Q/t, V=R.I, R=ρ.l/A.

(b) Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri dan paralel.

Indikator ini dapat tercapai dalam proses pembelajaran seperti pada

kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3)

G : “Hukum Ohm itu V=I.R. Sekarang kita lihat di sini Vab sama

dengan apa ? kita lihat di sana Vab=I1.R1, Vab=I2.R2, Vab=I3.R3.

Vab=I.Rp. Sekarang kita lihat, I itu apa? I itu kan = I1+I2+I3

I=Vab/Rp. Vab/Rp=Vab/R1+Vab/R2+Vab/R3Vab nya sama berarti

tinggal 1/Rp=1/R1+1/R2+1/R3. Itu hambatan pengganti untuk

susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R1+R2+R3.”

(c) Memformulasikan besaran tegangan dalam rangkaian tertutup

sederhana menggunakan Hukum Kirchoff. Peneliti tidak menemukan

indikator ini dalam proses pembelajaran.


(62)

(a) Menyebutkan syarat arus listrik dapat mengalir. Tujuan pembelajaran

terlihat dalam soal ulangan harian Listrik Dinamik nomor 1 (lampiran

8) dan juga dalam proses pembelajaran seperti ditunjukkan pada

kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3):

G :” Terjadinya arus listrik kemarin karena apa?”

S :”Ada sumber arus bu.”

G :”Arus listrik, arusnya dari mana ke mana?”

S :”Dari positif ke negatif.”

G :”Positif ke negatif atau?”

S :”Tegangan tinggi ke tegangan rendah.”

(b) Menyatakan Hukum Ohm secara sistematis. Tujuan pembelajaran

terlihat dalam soal ulangan harian Listrik Dinamik nomor 4 (lampiran

8) dan juga dalam proses pembelajaran seperti ditunjukkan pada

kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3):

G :” Kalo hukum Ohm persamaannya?”

S :”V=I.R”

(c) Menghitung kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana.

Tujuan pembelajaran tidak terlihat oleh peneliti selama proses

pem-belajaran. Guru tidak memberi soal latihan ataupun soal ulangan, guru

hanya memberikan penjelasan dari penurunan rumus seperti pada

ku-tipan berikut (video 18 Mei 2012, menit 37:45, lampiran 3):

G :”Rtotal = R + r + r + r = R + 3r. Tegangan (V) totalnya = E + E

+ E = 3E. Kuat arus (I) = V/R; V/R=3E/R+3r. untuk n baterai I = n.E/r+3R (guru memberi kotak pada rumus). Ini arusnya kalo disusun seri. Kita lanjut paralel agar bisa membandingkan. (guru menggambar rangkaian baterai secara paralel) Tiga baterai kita susun secara paralel. Setiap baterai ada E dan hambatan dalam nya r. (guru menuliskan rumus di papan tulis) Sekarang 1/Rp = 1/r+1/r+1/r; rp=r/3. maka Rtotal nya = R + r/3. Vtotalnya = E . Di sini I = V/R; E/R+r/3; ini dikalikan 3 berarti 3E/3R+r. untuk n baterai yang disusun paralel I = nE/nR+r”.


(63)

(d) Menghitung besar hambatan penghantar. Tujuan pembelajaran tidak

terlihat secara sepenuhnya. Guru memberikan dalam soal ulangan

nomor 7 (lampiran 8) tidak untuk menghitung besar hambatan

peng-hantar namun hanya merumuskan besarnya hambatan pengpeng-hantar.

(e) Menghitung besar hambatan yang tersusun seri dan paralel. Tujuan

pembelajaran terlihat dalam soal ulangan nomor 11 dan 12 (lampiran

8) dan dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan berikut(video

18 Mei 2012, menit 02:00, lampiran 3):

G :”Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri

berapa hambatan pengganti Rs? (guru menuliskan soal di papan tulis) R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs

nya?”

S :”22 Ohm (siswa serentak menjawab bersama).”

G :”Dari mana 22?”

S :”Dari 4 + 6+12=22.”

G :”Sekarang kalo R123 ini saya susun paralel, berapa hambatan

penggantinya Rp? itung dulu. Angel berapa?”(sambil menunjuk

siswa) S :”20 bu.”

G :”20 dari mana? Udah di hitung belum?”

S :”Belum bu.”

S :”1/2.”

S :”2.”

G :”Harnum berapa? ½ ya?”

S :”Eh 2 deng bu.”

(f) Menghitung tegangan dan kuat arus pada hambatan seri dan paralel.

Tujuan pembelajaran terlihat dalam soal ulangan nomor 13 poin c

(lampiran 8).

(g) Menghitung tegangan antara dua titik. Tujuan pembelajaran terlihat

dalam soal ulangan nomor 13 poin a (lampiran 8).


(64)

Dalam RPP pertama materi ajar tidak dijelaskan secara lengkap tetapi

ha-nya dituliskan pokok bahasan yang akan disampaikan saja yakni Hukum

Ohm, hambatan seri-paralel, Hukum Kirchoff.

6) Alokasi waktu

Alokasi waktu yang tertulis dalam RPP pertama adalah 11 X 45 menit.

Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru menyampaikan

pokok-pokok materi dengan alokasi waktu 3 X 45 menit. Hal tersebut

dapat terjadi karena guru menyampaikan materi pada poin-poin tertentu

saja.

7) Metode pengajaran

Metode pengajaran yang digunakan dalam RPP pertama adalah dengan

diskusi informasi. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran yaitu

guru menyampaikan pokok-pokok materi dengan melakukan tanya-jawab

dengan siswa dan memberikan informasi tambahan yang ada dalam

kehidupan sehari-hari.

8) Strategi pengajaran

Strategi pengajaran dalam RPP pertama tersusun secara lengkap yang

terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

(lampiran 7, hal. 146).

9) Penilaian

Dalam RPP pertama, bentuk penilaian tidak diuraikan secara jelas


(1)

(2)

154 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

156

Lampiran 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

158 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI