79
5.5 Perbedaan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata sikap siswi sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu dari 26,42 menjadi 33,45 pada
kelompok perlakuan. Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p=0,000, artinya secara statistik menunjukkan terdapat hubungan sikap dengan penyuluhan, sedangkan pada
kelompok kontrol ada sedikit mengalami peningkatan rata-rata yaitu dari 27,19 menjadi 27,35 dengan nilai p=0,978 0,05, artinya tidak terdapat perubahan sikap
secara signifikan pada kelompok kontrol. Metode penyuluhan cenderung lebih membawa pembelajar lebih aktif dan
menganalisa permasalahan disekitar mereka, dan menemukan solusi dari mereka sendiri. Oleh sebab itu perubahan pengetahuan tentang personal hygiene pada saat
menstruasi akan serta merta mengubah sikap remaja tentang hal tersebut. Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesedian untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi tertutup. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berprestasi dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek.
Kecenderungan ini dapat diperkuat dengan informasi yang lebih jelas tentang objek serta manfaat objekide.
Universitas Sumatera Utara
80
Dengan dilakukannya metode penyuluhan tentang personal hygiene pada saat menstruasi remaja akan membuka cara berfikir mereka lebih objektif. Metode
penyuluhan akan mengarahkan remaja untuk mengetahui dengan jelas tentang personal hygiene. Sehingga metode penyuluhan akan cenderung mengajak remaja
untuk lebih bersikap setuju. Hasil penelitian yang didapatkan tentang sikap responden bahwa sudah lebih
banyak yang bersikap positif terhadap kebersihan alat reproduksi bagian luar. Hal ini dapat dilihat dalam sikap responden dalam menanggapi pernyataan negatif yang
disampaikan tentang cara melakukan bilas alat reproduksi. Menurut Sunaryo 2004 faktor penentu sikap seseorang salah satunya adalah
faktor komunikasi sosial. Informasi yang diterima individu tersebut dapat menyebabkan perubahan sikap pada diri individu tersebut. Positif atau negatif
informasi dari proses komunikasi tersebut tergantung seberapa besar hubungan sosial dengan sekitarnya mampu mengarahkan individu tersebut bersikap dan bertindak
sesuai dengan informasi yang diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang memperoleh informasi dari ibu, iklan dan lain sebagainya ada yang
bersikap positif dan ada pula yang negatif. Sikap positif maupun negatif dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang
diperoleh. Seperti yang diungkapkan oleh Shah 2009 bahwa wanita yang tidak memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai personal hygiene menstruasi
kebanyakan memiliki sikap yang negatif, begitu juga sebaliknya. Kemungkinan beberapa sikap negatif dari hasil penelitian ini dipengaruhi oleh sumber informasi
Universitas Sumatera Utara
81
yang salah yang mereka terima, usia remaja yang masih muda, dimana emosinya masih labil dan cenderung untuk membentuk suatu pemahaman tersendiri terhadap
suatu permasalahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa masih banyak responden yang
menyatakan setuju bahwa cara membersihkan alat kelamin wanita adalah dari arah belakang vagina kedepan. Padahal pernyataan tersebut menunjukkan sikap yang
salah. Seperti yang di ungkapkan oleh Czerwinski 1996 untuk mencegah infeksi pada alat reproduksi, harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani produk
dari menstruasi, tidak menyemprotkan air langsung ke vagina. Membersihkan vagina dari depan ke belakang dengan air bersih jangan menyiram dari belakang atau
membersihkan dengan tangan yang telah menyentuh lubang dubur yang banyak mengandung kuman.
Sejalan dengan sebuah penelitian Widyantoro Indriastuti, 2009, salah satu fenomena perilaku higienis remaja puteri pada saat menstruasi masih rendah,
mengenai higienitas menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tangerang mempunyai status higienitas menstruasi yang buruk. Dalam hal
higienitas individu, masih terdapat responden yang salah dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan.
Dengan demikian, seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan tinggi dalam menghadapi hygiene saat menstruasi akan membentuk sikap negatif pula
terhadap penerimaannya. Dengan kata lain sikap positif akan lebih sedikit ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
82
pengetahuan baik, sehingga individu akan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakannya yang akan merugikan dirinya.
5.6 Perbedaan Tindakan Remaja Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan