Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

34 b. Praktik secara Mekanisme Mechanism Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tidakan mekanis. c. Adopsi Adoption Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang sudah dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

2.5 Landasan Teori

Notoatmodjo 2010, mengatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan tersebut didapat dari penambahan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Skiner dalam Notoatmodjo 2010, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus  Organisme  Respons, sehingga teori skiner ini disebut teori ”S-O-R” stimulus-organisme-respons. Universitas Sumatera Utara 35 TEORI S-O-R Gambar 2.1 Landasan Teori Selanjutnya, teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu : a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan stimulus tertentu yang disebut elicting stimuli. Karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang dan kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons. Berdasarkan teori ”S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu : a. Perilaku Tertutup Cover Vehavior Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat dinikmati orang lain dari luar secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap STIMULUS ORGANISME RESPONS TERTUTUP Pengetehuan Sikap RESPONS TERBUKA Praktik Tindakan Universitas Sumatera Utara 36 stimulus yang bersangkutan. Bentuk ”unobservable behavior” atau ”covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. b. Perilaku Terbuka Overt Behavior Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau ”observable behavior”. Menurut David K. Berlo dalam Effendy 2003, penambahan pengetahuan dapat dilakukan dengan pemberian informasi stimulus. Pemberian komunikasi ini dapat digambarkan dengan model S-M-C-R. Model ini adalah singkatan dari Source sumber, Message pesan, Channel saluran, dan Receiver penerima. Sebagaimana diungkapkan Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan, dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi Effendy, 2003. Menurut model S-M-C-R, sumber komunikator dan penerima pesan komunikan dipengaruhi oleh faktor-faktor ketrampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indra : melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan merasai merasapi Mulyana, 2011. Salah satu kelebihan model S-M-C-R ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik merangsang penelitian, karena merinci unsur-unsur yang penting dalam komunikasi. Model ini dapat Universitas Sumatera Utara 37 memandu anda meneliti efek ketrampilan komunikasi penerima atas penerimaan pesan yang dikirimkan kepadanya, atau meneliti ketrampilan pembicara atau komunikator Mulyana, 2011. 2.6. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah pengetahuan, sikap dan tindakan siswi, namun untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan maka sebelum dilakukan intervensi dilakukan pre-test dan untuk melihat sejauh mana perubahan setelah diberikan penyuluhan dilakukan post-test. Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep diatas menggunakan teori teori ”S-O-R” stimulus- organisme-respons yang menggambarkan bahwa perubahan perilaku berupa penyuluhan akan berpengaruh kepada pengetahuan, sikap dan tindakan atau disebut organisme responden melalui pre-test dan post-test. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswi tentang personal hygiene saat menstruasi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang personal hygiene saat menstruasi Pre-test Post-test Penyuluhan tentang personal hygiene saat menstruasi Universitas Sumatera Utara 38

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan jenis quasi eksperimen eksperimen semu dengan rancangan Non equevalent control group bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan terhadap perilaku remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi di SMU Cut Nyak Dhien Langsa. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan dan kelompok kontrol. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1. Desain Penelitian O1 : Pre test wawancara tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang personal hygiene saat menstruasi yang akan diberi penyuluhan di SMU Cut Nyak Dhien Langsa X : Penyuluhan tentang personal hygiene saat menstruasi O2 : Post test wawancara tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang personal hygiene saat menstruasi yang sudah diberi penyuluhan di SMU Cut Nyak Dhien Langsa O1 X O2 O3 O4 38 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Personal Hygiene Remaja Putri Dengan Tindakan Pencegahan Keputihan di SMA Sutomo 2 Medan Tahun 2015

40 258 152

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Tentang Personal Hygiene Menstruasi Terhadap Tindakan Personal Hygiene Remaja Puteri Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2010

21 86 133

Hubungan Pengetahuan Dan Karakteristik Remaja Putri Tentang Menstruasi dengan Perilaku Higienis Saat Menstruasi

0 3 8

Pengadaan Peralatan Lab IPA SMA Cut Nyak Dhien Kota Langsa

0 0 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN

0 0 6

PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI DENGAN PERILAKU REMAJA PUTRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWA KELAS XI SMK YPPM BOJA

0 0 6

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU HYGIENE MENSTRUASI REMAJA PUTRI KELAS VII DI MTs N SLEMAN KOTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Komunikasi Orang Tua Tentang Menstruasi Dengan Perilaku Hygiene Menstruasi Remaja Putri Kelas VII D

0 0 16

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI DI MTS NEGERI GUBUK RUBUH GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Personal Hygiene terhadap Perilaku Personal Hygiene Saat Menstr

0 1 12

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Personal Hygiene saat Menstruasi di SMP 5 Muhammadiyah Yog

1 1 17

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA TAHUN 2016

0 3 107