82
pengetahuan baik, sehingga individu akan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakannya yang akan merugikan dirinya.
5.6 Perbedaan Tindakan Remaja Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
Hasil analisis bivariat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tindakan siswi sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu dari 5,92 menjadi 7,03 pada kelompok
perlakuan. Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p=0,000, artinya secara statistik menunjukkan terdapat hubungan tindakanp dengan penyuluhan, sedangkan pada
kelompok kontrol ada sedikit mengalami penuruna rata-rata yaitu dari 5,83 menjadi 5,80 dengan nilai p=0,705 0,05, artinya tidak terdapat perubahan tindakan secara
signifikan pada kelompok kontrol. Pada hasil penelitian terlihat masih banyak siswi yang jarang membersihkan
alat kelamin dengan baik, mengeringkan kelamin setelah BAB dan BAK, memastikan kebersihan toilet dan mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin. Hal tersebut
mungkin bersangkutan dengan pengetahuan yang mereka dapatkan masih kurang, sehingga sangat diperlukan untuk memberikan informasi yang benar dan mendalam
mengenai hal tersebut. Setelah dilakukannya intervensi berupa penyuluhan terhadap siswi, ternyata
terjadi peningkatan pengetahuan siswi tentang kebersihan alat kelamin. Terbukti pada saat melihat tindakan sesudah intervensi, mereka justru menerapkan apa yang mereka
dapatkan dari penyuluhan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
83
Hygiene menstruasi merupakan keseluruhan perilaku dalam menjaga kebersihan saat menstruasi. Informasi mengenai hygiene menstruasi sangat penting
karena jika tidak diterapkan akan berdampak negatif, yaitu akan menimbulkan infeksi pada alat reproduksi dan jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kemandulan,
sehingga menurunkan kualitas hidup individu yang bersangkutan. Sebagian besar siswi juga hanya menggunakan 3 helai pembalut dalam sehari
pada saat menstrusi. Penggantian pembalut kurang dari 4 kali sehari saat menstruasi masih kurang baik. Salah satu yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah
mengalami menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus
diganti secara teratur minimal mengganti pembalut 4 kali sehari atau lebih baik setiap 4 jam sekali, jika kurang dari 4 kali sehari maka bakteri yang ada dalam darah yang
sudah keluar akan lebih mudah berkembangbiak dalam keadaan yang lembab. Saat sedang haid dan memakai pembalut biasa, tanpa disadari cairan yang
sudah diserap pembalut biasa yang sudah bercampur dengan kimia dan bercampur dengan bahan yang tidak steril dari pembalut biasa. Dan saat seorang wanita duduk
tanpa disadari, cairan kotor dari pembalut akan keluar kembali karena terkena tekanan dan naik ke atas dan masuk kembali ke organ kewanitaan. Hal ini yang akan
menyebabkan infeksi dan timbulnya masalah kewanitaan. Maka perlu dikhawatirkan jika saat memakai pembalut terasa becektidak kering. Hal ini berkaitan dengan
pernyataan Indriastuti 2009, hygienis adalah pengetahuan, sikap dan tindakan
Universitas Sumatera Utara
84
proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit.
Sebagian besar siswi suka berganti-ganti merk pembalut, hal ini dapat di lihat pada tempat dimana siswi biasa membeli pembalut seperti di supermarket. Peneliti
berasumsi membeli produk pembalut di supermarket lebih banyak pilihan merk dibandingkan jika membeli di tempat seperti kantin sekolah ataupun warung. Selain
itu sebagian besar siswi juga menyatakan akan mengganti pembalut yang biasa mereka gunakan dengan yang lain jika pembalut tersebut tidak ada. Tindakan seperti
ini tidak terlepas dari informasi mengenai merk pembalut yang mereka terima melalui iklan di televisi ataupun media lainnya.
Sebagian besar siswi telah menggunakan pembalut ketika menstruasi, sebagian besar siswi juga telah menjaga kebersihan kewanitaannya saat menstruasi
seperti mengeringkan alat kelaminnya setelah dibasuh dengan air kemudian juga siswi menggunakan cairan pembersih untuk membersihkan alat kelaminnya, sebagian
besar juga mengaku akan mengganti celana dalamnya jika sudah ada noda darah. Menurut PKBI DIY 2000 tindakan tersebut sudah benar, setelah mandi atau
buang air, vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah
menyerap keringat. Sebagian besar juga membersihkan pembalut setelah dipakai, dibungkus lalu dibuang dan sebagian besar mengaku selalu mencuci pembalut yang
telah dipakai dengan bersih.
Universitas Sumatera Utara
85
Sama seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ariyani 2009 pada siswi Pondok Pesantren di Jakarta yang menyatakan bahwa sebanyak 84 responden
atau 97,7 memperlakukan pembalut bekas pakai adalah dengan terlebih dahulu mencucinya, membungkus dan kemudian dibuang ke tempat sampah. Sisanya,
sebanyak 2,3 responden hanya membungkusnya dan langsung membuang ke tempat sampah tanpa di cuci terlebih dahulu. Tindakan membuang pembalut ke tempat
sampah sudah baik dilakukan, karena dapat menjaga kebersihan lingkungan, tapi jika sebelum dibuang pembalut bekas pakai tidak dicuci ataupun dibungkus, bahkan
terkadang pembalut bekas pakai di buang kedalam WC, akan merusak pemandangan dan lingkungan akan terlihat kotor dan rusak.
Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak pada usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap dan tindakannya
kearah pencapaian reproduksi yang sehat. Kelompok remaja menjadi perhatian karena jumlah mereka yang besar dan rentan serta mempunyai resiko gangguan
terhadap kesehatan reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
86
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN