Teori Mengenai Tempat Pementasan Kalangan

Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 17 Didalm tempat pertunjukan atau pementasan haruslah memperhitungkan bagaimana kenayamanan penenton didalam menikmati pertunjukan yang disuguhkan serta kelancaran bagi kegiatan yang dilakukan didalamnya, maka dari itu diperlukan seting ruang yang dapat mendukung segala aktivitas dan civitas didalam ruang pementasan ini adapaun seting ruang tersebut akan dijelasakan pada Gambar 2.6 berikut. Gambar 2.6 Bangku Penonton dan Denah Ruangan Pertunjukan Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :138139 Pada gambar 2.6 menjelasakan tentang standar bangku penonton dan besaran sirkulasi pada area penonton, denah sendiri menggambarkan sudut dimana seting ruang yang baik memberikan kenyamanan bagi penonton didalam menikmati pertunjukan seni. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.7 berikut: Gambar 2.7 Seting Area Penonton dan Panggung Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :138139 Panggung Area Penonton Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 18 Untuk sistem penerangan sangat mempengaruhi seting ruang untuk tempat pementasan selain itu pencahyaan yang baik memberikan nilai estetika yang tinggi bagi pertunjukan yang disuguhkan, pada ruang pertunjukan memerlukan konsep penerangan yang khusus, yaitu menggunakan artificial light sistem, untuk medapatkan efek cahaya khusus pada ruang pertunjukan. Selain itu juga mengunakan sistem pencahayaan base light yaitu penerangan dasar yang diarahkan secara tidak langsung ke atas dan juga menggunakan beberapa tipe blok – blok lampu yang di gantung shingga penyinaran dapat dimungkinkan dari berbagai arah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut. Gambar 2.8 Tampilan Pencahayaan Ruang Pertunjukan Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :138139

2.5.2 Teori Mengenai Museum

Museum tidak hanya dipakai sebagai tempat untuk mengadakan pameran melainkan juga sebagai pusat kebudayaan, ilmu pengetahuan, sejarah, serta tempat belajar bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk ruangan museum umumnya harus: a. Terlindung dari gangguan pencuri, kelembaban, kering dan debu. b. Mendapatkan cahaya yang terang, baik secara alami maupun buatan sebagai bagian dari ruang museum yang baik. Suatu ruang meseum yang baik harus dapat dilihat oleh publik dengan nyaman dan tanpa rasa lelah, dengan seting ruang yang baik memberikan kesan nyaman terhadap pengunjung sehingga rasa lelah tidak dirasakan setelah Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 19 berkeliling. Adapun seting ruang tersebuat akan dijelaskan pada Gemabar 2.9 berikut: Gambar 2.9 Seting Ruang Museum Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 : 205

2.5.3 Teori Mengenai Perpustakaan

Untuk ruang perpustakaan terbagi menjadi 2 macam yaitu ruang untuk menaruh koleksi berupa buku atau majalah dan ruang untuk membaca. Dari ruang tersebut memerluka seting ruang yaitu dibagian pencahayaan untuk ruang koleksi memerlukan 250 – 500 Lx sedangkan utuk ruang baca memerlukan 300 – 850 Lx, untuk penghawaan pada ruang koleksi dan ruang baca memerlukan kelembaban sekitar 20 – 22 o C. untuk ruang koleksi memerlukan rak untuk menaruh buku atau majalah koleksi dan pada ruang baca memerlukan kursi dan meja untuk ukurannya sendiri akan dijelasakan pada Gambar 2.10 berikut: Gambar 2.10 Seting Ruang Perpustakaan Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :13 Lampu sorot Lampu Down light Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 20

2.5.4 Tinjauan Mengenai Langgam Arsitektur

Dalam kaitannya pada penentuan tema dan langgam arsitektur maka perlu dialakukan tinjauan teori untuk mendasari terbentuknya tema yang akan diterapkan nantinya pada konsep maupun rancangan arsitektur. Adapun tema langgam arsitektur yang nantinya akan dipakai adalah langgam arsitektur Neo Vernakular. Arsitektur Neo Vernakular tumbuh dari Arsitektur rakyat, yang lahir dari masyarakat. Dengan demikian Arsitektur tersebut sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki tampilan khas sebagai cerminan jati diri yang dapat dikembangkan secara inovatif dan kreatif. Arsitektur Neo Vernakular merupakan aliran arsitektur yang memasukkan langgam serta ciri khas daerah tertentu yang dikemas kedalam style yang lebih baru. Arsitektur Neo Vernakular hanya mengambil langgam atau ornamennya saja, tapi tidak mengambil keseluruhan konsepnya. Toffler dalam Wiranto, 2008:15

2.6 Studi Banding Fasilitas Sejenis

Studi banding pada fasilitas sejenis ini berisikan tentang bagaimana memahami proyek sejenis untuk dijadikan referensi perancangan dan bisa dimodifikasi untuk mendapatkan rancangan yang lebih baik. Adapun beberapa objekstudi banding besertakan alasannya sebagai berikut:

2.6.1 Sanggar Tari Balerung Stage

Balerung Stage merupakn sebuah sanggar seni yang mendalami bidang kesenian tari dan tabuh. Alsan kenapa mengambil sanggar tari dan tabuh pada objek studi banding ini karena sanggar merupakan tempat pembelajaran serta pendidikan yang mencangkup atau menjurus kesatu bidang didalam ruang lingkup kesenian. Adapun penggambran objek akan di jelaskan pada Gambar 2.11 berikut.