Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar
13
5. Kuntul, kisah burung kuntul bangau.
6. Pelayon, merupakan tarian dengan gerak – gerak tari abstrak.
7. Candrakanta, kisah mengenai bulan dan matahari.
8. Raja Cina, kisah putri dan raja Cina.
9. Kupu – kupu tarum, kisah kehidupan kupu – kupu.
10. Gowak macok, kisah kehidupan burung gagak.
11. Bramara, kisah kehidupan kumbang atau tambulilingan.
12. Gadung Melati, kisah bunga gadung yang sangat harum.
13. Bapang, jenis tarian yang menunjukan ekspresi gagah.
14. Sudarsana, menampilkan cerita penyalonarangan.
15. Samaradana, kisah asmara Betara Ratih dan Betara Seamare yang di bakar
oleh Betara Siwa, kemudaian abunya ditebarkan kebumi sebagai awal cinta kasih manusia.
Dari kelimabelas tema cerita yang dipakai sebagai pelegongan hanya enam diantaranya yakni Lesman, Kuntir, Jobog, Legodbawa, Sudarsana, dan
Semaradana yang memakai cerita utuh, lakon dimainkan lengkap, sedangkan sisanya merupakan kisah atau peniruan dari keindahan gerak binatang, bunga
serta kearifan alam semesta lainnya. Arini 2011: 910
2.4 Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan merupakan tempat yang nantinya akan menyediakan fasilitas
– fasilitas kesenian yang akan mewadahi produk seni tari khususnya tari legong, dimana kesenian tari legong
nantinya akan dijaga dan dilindungi keberadaannya. Adapun kagiatan yang nantinya akan mewadahi produk tari khususnya legong menjadi produk seni yang
dapat dilestarikan dan dikembangkan sebagai berikut: 1.
Pembentukan Sanggar Tari Sanggar merupakan suatu tempat atau sarana yang digunakan untuk
berkegiatan seni seperti, seni tari, seni lukis, seni kerajinan, seni musik, yang dilakukan oleh suatu komunitas atau kelompok tertentu. Kegiatan yang ada
dalam sebuah sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran yang berkecimpung
Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar
14
didalam ruang lingkup seni, yang meliputi proses didalam pembelajaran, penciptaan hingga produksi dan semua prosesnya itu sebagaian besar
dilakukan di sanggar. 2.
Pembantukan Kelompok Kesenian sekehe Upaya didalam pembentukan kelompok atau sekehe termasuk kedalam upaya
didalam melestarikan suatu seni maupun kebudayaan pada suatu daerah, didalam hal ini klompok atau sekehe yang dimagsud adalah klompok yang
memeng terbentuk kusus untuk melestarikan kesenian tari pelegongan di Bali. Dalam kelompok tersebuat juga terbagi atas dua sekehe yaitu sekehe tabuh
dan sekehe tari. Sekehe tabuh nantinya bertugas untuk mengiringi instrument tarian pelegongan, sedangkan sekehe tari lebeih di fokuskan kepada tarian
saja. 3.
Penyelenggaraan Museum Penyelenggaraan Museum legong ini bertujuan untuk memperkenalkan jenis
– jenis varian legong yang pernah ada di Bali, sejarah penari – penari legong dari masa kemasa selain itu kostum, patung dan juga gambelan pengiring
tarian legong juga ditampilkan. Museum ini bersifat edukasi bagi masayarakat serta wisatawan dimana dari setiap unsurnya memberikan pengetahuan
tentang bagaimana pentingnya pelestarian kesenian kuno kususnya kesenaian legong.
4. Pengadaan Perpustakaan
Pengadaan perpustakaan bertujuan untuk memberikan informasi secara inovatip terhadap tari legong melalui buku, majalah maupun jurnal
– jurnal yang berkaitan dengan kesenian tari khususnya tari legong yang dilakukan
melalui kegiatan perpustakaan. 5.
Festival Tari Legong Festival tari
– tarian yang salah satunya melibatkan tarian legong merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kesenian tari pelegongan. Untuk
mengekspresikan suatu karya seni, melalui festival ini juga menjadi penunjang utama dari sector pariwisata kususnya di Bali, selaian itu juga menjadi ajang
promosi kesenian tari pelegongan yang diharapkan nanti lebih di kenal oleh banyak kalangan masayarakat.