Analisis Hasil Perhitungan Koefisien Regresi

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa pada model penelitian ini tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik yang berarti tidak bias.

4.3.2. Analisis Hasil Perhitungan Koefisien Regresi

Linier Berganda Dalam analisis ini digunakan analisis regresi linier berganda dan untuk mengolah data yang ada digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS Statistic Program For Social Science versi 13.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 10 : Hasil Analisis Variabel Jumlah Perusahaan Industri Manufaktur X 1 , Kredit Modal Kerja X 2 , Jumlah Tenaga Kerja X 3 dan Pertumbuhan Ekonomi X 4 terhadap Pendapatan Industri Manufaktur Y Variabel Koefesien Regresi Standart Error t hitung t tabel Partial r 2 Partial Jumlah Perusahaan Industri Manufaktur X 1 - 10036187,2 6829169 - 1,470 2,228 - 0,318 0,177 Kredit Modal Kerja X 2 507,219 111.154 4,548 2,228 0,460 0,674 Jumlah Tenaga Kerja X 3 2658,110 35132.371 0,076 2,228 - 0,588 0,000 Pertumbuhan Ekonomi X 4 - 347924520 1E+008 - 2,432 2,228 0,407 0,372 Variabel terikat : Pendapatan Industri Manufaktur di kota Surabaya Konstanta : 8231637504 Koefesien Korelasi R : 0,861 R 2 : 0,741 Sumber : Lampiran 2 dan Lampiran 3. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 8231637504 - 10036187,2 X 1 + 507,219 X 2 + 2658,110 X 3 - 34792520 X 4 Berdasarkan persamaan tersebut di atas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut : βo = Nilai konstanta sebesar 8231637504 menunjukkan bahwa apabila variabel Jumlah Perusahaan Industri Manufaktur X 1 , Kredit Modal Kerja X 2 , Jumlah Tenaga Kerja X 3 , dan Pertumbuhan Ekonomi X 4 konstan maka Pendapatan Industri Manufaktur di Kota Surabaya Y mengalami kenaikkan sebesar Rp.8.231.637.504. β 1 = Nilai koefisien sebesar -10036187,2 menunjukan bahwa variabel Jumlah Perusahaan Industri Manufaktur berpengaruh negatif terhadap Pendapatan Industri Manufaktur di kota Surabaya, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan Jumlah Perusahaan Industri Manufaktur X 1 sebesar 1 unit usaha maka Pendapatan Industri Manufaktur di Kota Surabaya Y akan turun sebesar Rp.100.361.872. Dengan asumsi variabel X 2, X 3 dan X 4 konstan. Hal ini disebabakan karena adanya produk sejenis yang berasal dari luar negeri, atau dapat dikatakan karena adanya produk impor yang kualitas dan harga yang jauh lebih baik dan murah dibandingkan dengan produk dari dalam negeri sehingga meskipun jumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan manufaktur meningkat tidak akan mempengaruhi atau menyebabkan pendapatan industri manufaktur meningkat. Β 2 = Nilai koefisien sebesar 507,219 menunjukan bahwa variabel Kredit Modal Kerja berpengaruh positif terhadap Pendapatan Industri Manufaktur di Kota Surabaya, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan Kredit Modal Kerja X 2 sebesar Rp 1 juta maka Pendapatan Industri Manufaktur di kota Surabaya Y akan naik sebesar Rp.507.219.000. Dengan asumsi variabel X 1 , X 3, dan X 4 konstan. Hal ini disebabkan karena dari pemberian kredit kepada industri manufaktur yang berarti penambahan modal bagi industri manufaktur dengan tersedianya modal atau dana yang mencukupi, maka faktor–faktor produksi seperti mesin, material, tenaga kerja, dan lain-lainnya dapat dibeli sehingga aktivitas industri manufaktur meningkat dan produksi terus meningkat yang pada akhirnya dengan meningkatnya produksi maka pendapatan industri manufaktur yang maksimal bisa dicapai. Β 3 = Nilai koefisien sebesar 2658,110 menunjukan bahwa variabel Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap Pendapatan Industri Manufaktur di Kota Surabaya, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan Jumlah Tenaga Kerja X 3 sebesar 1 jiwa maka Pendapatan Industri Manufaktur di kota Surabaya Y akan naik sebesar Rp.2.658.110. Dengan asumsi variabel X 1, X 2, dan X 4 konstan. Hal ini disebabkan karena penyediaan tenaga kerja juga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sangat dibutuhkan dalam proses produksi untuk menjalankan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri manufaktur maka secara langsung dapat meningkatkan produktivitas kerja hasil produksi pada industri manufaktur, sehingga proses produksi akan semakin cepat, lancar dan berjalan terus-menerus yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan industri manufaktur. Β 4 = Nilai koefisien sebesar -347924520 menunjukan bahwa variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif terhadap Pendapatan Industri Manufaktur di kota Surabaya, yang dapat diartikan apabila ada kenaikan pertumbuhan ekonomi X 4 sebesar 1 maka Pendapatan Industri Manufaktur di kota Surabaya Y akan turun sebesar Rp.347.924.520. Dengan asumsi variabel X 1, X 2, dan X 3 konstan. Hal ini disebabkan jika pertumbuhan ekonomi negara mengalami penurunan maka kesejahteraan masyarakat belum tercapai dan pendapatan masyarakat juga semakin kecil sehingga daya beli masyarakat akan mengalami penurunan. Jika daya beli masyarakat menurun hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat mulai memburuk sehingga permintaan akan barang akan lebih kecil selain itu barang yang terserap oleh masyarakat akan semakin kecil jumlahnya yang pada akhirnya akan menurunkan pendapatan industri manufaktur. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.3. Uji Hipotesis Secara Simultan