Permintaan Tenaga Kerja Penawaran Tenaga Kerja

2.2.5.4. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja adalah kebutuhan yang sudah didasarkan atas kesediaan membayarkan upah tertentu sebagai imbalan pemberian kerja bermaksud menggunakan atau meminta sekian orang karyawan dengan kesediaan membayar upah sekian rupiah setiap waktu. Jadi, dalam permintaan ini sudah ikut dipertimbangkan tinggi rendahnya upah yang berlaku dalam masyarakat atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. Suroto, 1992 : 21. Gambar 2 : Kurva Permintaan Tenaga Kerja Upah VMPP L D w 1 w w 2 D = MPP L X P A N B Penempatan Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta, Halaman 75. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Keterangan : Garis DD melukiskan nilai hasil marginal karyawan Value marginal physical pruduct of VMPP L untuk setiap tingkat penempatan. Bila misalnya jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPP L nya dan besarnya sama dengan : MPP L X P = W 1 . Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku W. Oleh karena itu laba perusahaan akan bertambah dengan menambah tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga ON. Dititik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPP L X P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan.

2.2.5.5 Penawaran Tenaga Kerja

Persediaan tenaga kerja adalah istilah yang biasanya juga belum dihubungkan dengan faktor upah. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upahnya. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu atau menawarkan tenaganya apabila kepadanya diberikan upah sekian rupiah setiap waktu. Suroto, 1992 : 22. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 3 : Kurva Penawaran Tenaga kerja Upah N s P e = 2.0 W 2 N s P e = 1.0 W 1 N 1 Tenaga kerja Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 16. Keterangan : Pada harga harapan P e = 1.0. Upah nominal adalah W 1 maka jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N 1 . Apabila harga harapan naik menjadi P e = 2.0; tingkat upah w 2 akan memberikan upah riil yang sama, sehingga jumlah tenaga kerja yang ditawarkan tetap pada N 1 . Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan naik apabila upah riilnya naik, yakni apabila upah nominal naik menjadi W 2 sedang yang diharapkan tetap tidak berubah pada P e = 1.0 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4 : Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Upah Nominal W L N S P 1 W 1 W 2 N D P 1 N 2 N 1 N 3 L Tenaga Kerja Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 16. Keterangan : Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja akan terjadi pada tingkat upah riil dimana jumlah tenaga kerja yang diminta sama dengan yang ditawarkan. Pada gambar 3 keseimbangan terjadi pada tingkat upah nominal W 1 dengan jumlah tenaga kerja N 1 pada harga P 1 . Jika upah nominal turun menjadi W 2 , dengan harga tetap P 1 berarti upah riil turun, jumlah tenaga kerja yang diminta N 3 melebihi yang ditawarkan N 2 . Kelebihan jumlah tenaga kerja yang diminta ini akan mendorong tingkat upah naik sampai ke W 1 kembali dimana tingkat upah riil juga kembali sama seperti semula. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.6. Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dengan Pendapatan Industri Manufaktur