teknik ini, cairan dibagi menjadi dua kemudian seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah diendaptuangkan dan diperas,
ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari kedua Departemen Kesehatan, 1986.
E. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik
Mulja dan Suharman, 1995. Senyawa yang mempunyai gugus kromofor apabila mengalami interaksi
dengan radiasi elektromagnetik pada daerah UV-Vis 200-800 nm maka akan menghasilkan transisi elektromagnetik dan spektra absorbansi. Spektra absorbansi
tersebut dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dikarenakan jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap sebanding dengan jumlah molekul penyerapnya.
Spektrum UV mempunyai absorbansi antara 100 400 nm, sedangkan spektrum visibel atau tampak mempunyai absorbansi antara 400-800 nm Fessenden dan
Fesenden, 1995. Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh
larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan. A
= ε bc Harga ε adalah karakteristik untuk molekul atau ion penyerap dalam pelarut
tertentu dan pada panjang gelombang tertentu. Pada persamaan menunjukkan
bahwa penentuan absorbansi akan menghasilkan konsentrasi jika ε dan b
diketahui Sastrohamidjojo, 2001.
F. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004.
Paramater-parameter validasi metode analisis yang diperlukan untuk menilai kesahihan metode analisis antara lain meliputi akurasi, presisi, linearitas,
dan spesifisitas. Akurasi metode analisis adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan
sebagai persen perolehan kembali recovery baku yang ditambahkan. Kriteria akurasi sangat bergantung kepada konsentrasi baku dalam matriks sampel dan
pada keseksamaan metode. Akurasi ditentukan dengan recovery Harmita, 2004.
Tabel II. Rentang kesalahan yang diperbolehkan Harmita, 2004
Analit pada matrik sampel
Rata-rata yang diperoleh
100 98-102
10 98-102
1 97-103
0,1 95-105
0,01 90-107
0,001 90-107
0,000.1 1 ppm 80-110
0,000.01 100 ppb 80-110
0,000.001 10 ppb 60-115
0,000.000.1 1 ppb 40-120
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen Harmita, 2004.
Presisi dinyatakan dalam standar deviasi atau koefisien variasi. Tabel berikut merupakan syarat presisi yang dapat diterima berdasarkan kadar analit.
Tabel III. Rentang CV yang masih dapat diterima Harmita, 2004
Analit pada matrik sampel
KV 1
2,5 0,001
5 0,000.1 1 ppm
16 0,0000.000.1 1 ppb
32 Linieritas pada suatu metode analisis dari suatu prosedur analisis
merupakan kemampuannya untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi jumlah analit di dalam sampel. Persyaratan data
linieritas yang bisa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi r 0,999 Mulja dan Hanwar, 2003.
Spesifisitas merupakan kemampuan suatu metode untuk mengukur dengan akurat respon analit diantara seluruh komponen sampel yang mungkin ada
dalam matriks sampel Mulja dan Hanwar, 2003.
G. Landasan Teori