GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN PENUTUP
live of the workforce and their families as well as of the local community and society at large”.
Secara universal,
dari kedua
pemahaman tersebut
mengungkapkan bahwa aktivitas CSR pada umumnya mempunyai tujuan sebagai keterlibatan sosial pelaku bisnis atau stakeholder dalam
mencapai peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan pada kualitas hidup
pekerja atau masyarakat sebagai penunjang triple bottom line perusahaan yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dirasa mampu
mendongkrak citra perusahaan dan meningkatkan reputasi perusahaan dalam rentang waktu panjang.
Menurut Candrayanthi dan Saputra 2013, CSR merupakan keterbukaan dalam mengungkapkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan sosial, dimana pengungkapan yang dilakukan tidak sebatas mengenai informasi
keuangan perusahaan saja, namun diharapkan juga untuk memberikan informasi mengenai dampak yang diakibatkan oleh aktivitas
perusahaan terutama yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan masalah sosial.
Konsep CSR sangat berkaitan erat dengan keberlangsungan atau sustainibility perusahaan.Terjaminnya keberlangsungan perusahaan
apabila perusahaan melakukan tanggung jawabnya tidak hanya terbatas kepada pemegang saham shareholders tetapi perusahaan
juga wajib memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan yang
menjadi tempat operasi perusahaan. Masyarakat akan memberikan tanggapan yang negatif kepada perusahaan yang di anggap tidak
memperhatikan keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan sekitarnya. Respon negatif dari masyarakat inilah yang akan mengancam
keberlangsungan dari perusahaan Candrayanthi dan Saputra, 2013 Berdasarkan Undang
– undang No.40 Tahun 2007, khususnya Pasal74 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang diwajibkan oleh undang-undang No. 40
Tahun 2007 Pasal 74 agar melaksanakan tanggung jawab sosial. 2.1.2 Pengertian Corporate Social Resonsibility Disclosure
Hendrikson dan Brenda 2002, dalam Kartika 2009, menyatakan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan dapat
didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien.Ada dua
jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu pengungkapan wajib mandatory disclosure
dan pengungkapan sukarela voluntary disclosure. Hadi 2011:206 mendefinisikan pengungkapan tanggung jawab
sosial merupakan laporan aktivitas tanggungjawab sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan baik yang berkaitan dengan perhatian