Dampak pengungkapan sumber daya manusia terhadap reputasi perusahaan.
xiii
ABSTRAK
DAMPAK PENGUNGKAPAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN
LIDWINA DESI KURNIAWATI NIM: 112114037
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak informasipengungkapan sumber daya manusia terhadap reputasi perusahaan. Penelitian ini mengujin 1 variabel independen (pengungkapan sumber daya manusia), variabel dependen (reputasi perusahaan) dan 4 variabel kontrol yaitu, ukuran perusahaan, tingkat leverage, jenis industri, dan tingkat konsentrasi kepemilikan.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Populasi data diperoleh dari 102 perusahaan yang terdaftar dalam Indonesia Corporate Image Award tahun2012 dan 2013 dengan hasil excellent. Data diperoleh dari data sekunder laporan tahunan perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Setelah pengurangan dengan beberapa kriteria, 76 perusahaan ditetapkan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dengan program SPSS.
Hasil pengujian menunjukkan pengungkapan informasi sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan. Selanjutnya, variabel kontrol seperti ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan, tetapi tingkat leveragedan tingkat konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan.
Kata Kunci : informasi pengungkapan, tanggung jawab sosial, reputasi perusahaan, sumber daya manusia
(2)
xiv
ABSTRACT
THE IMPACT OF THE HUMAN RESOURCES DISCLOSURE
TOWARDS
COMPANY’S REPUTATION
LIDWINA DESI KURNIAWATI
NIM: 112114037
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
The purpose of this research is to analyze the effects of human resource disclosure information on company’s reputation. This study attempts to examine it with an independent variable (human resource disclosure), a variable dependent (company reputation) and 4 control variables that are : corporate size, leverage, type of industry and ownership concentration.
This research is empirical study using purposive sampling techniques in collecting data. The population is 102 companies listed in Indonesian Corporate Image Award 2012 and 2013 with excellent result. The data are obtained from the annual report companies in 2012 and 2013. There were 76 companies are determined as research samples. The analysis technique in this study uses a linear regression analysis with help of statistical software SPSS 16.
The result indicates that human resource disclosure information is significantly influence company’s reputation. Furthermore, control variables corporate size and type of industry signicantly influence company’s reputation but leverage, and ownership conscentration do not significantly influence company’s reputation
Keywords : information disclosure, social responsibility, corporate image, human resources
(3)
i
MANUSIA TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Excellent dalam IMAC
2012-2013)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Lidwina Desi Kurniawati
NIM: 112114037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv
PERSEMBAHAN
“
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya,
tetapi Tuhanlah yang menetukan arah
langkahnya”
Amsal 16:9
“Jangan takut terhadap masa depan dan
kelemahanmu. Tuhan telah mengijinkanmu
untuk hidu
p dalam momen sejarah ini”
Paus Benediktus XVI
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat.
Papa Agustinus Sukarmo dan Mama F R Indriyani, orang tua
yang selalu mendukung dalam proses studi.
Fransisca Christy Utami, kakak yang selalu memberikan motivasi
Robertus Bellarminus Leo .yang selalu memberi perhatian,
mendukung, dan memberi semangat.
Semua teman seperjuangan di Prodi Akuntansi, yang selalu berjuang
bersama dalam proses pembelajaran.
(7)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
–
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakam bahwa skripsi dengan judul:
“DAMPAK PENGUNGAKAPN SUMBER DAYA TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Excellent dalam IMAC
2012-2013)”
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juni 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat ataui pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,
(8)
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lidwina Desi Kurniawati
NIM : 112114037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“DAMPAK PENGUNGKAPAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN(Studi Empiris Pada Perusahaan Excellent
dalam IMAC 2012-2013)”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 31 Juli 2015
Yang membuat pernyataan,
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga Kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas semua rahmat dan karunia-Nya.
2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memeberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
5. M. Trisnawati Rahayu., S.E., M.Si.,Ak. selaku pembimbing akademik. 6. Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. Selaku Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Dosen penguji Ibu Fr Reni Retno A.,Dr.,M.Si.,Ak dan Pak A. Diksa Kuntara., S.E.,MFA.
8. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
9. Mama, Papa dan Mbak Christy yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
(10)
viii
10. Robertus Bellarminus Leo yang selalu membantu, memberi dukungan dan semangat pada penulis.
11. Teman-teman BEM-FE periode 2013/2014 yang memberikan doa serta dukungan.
12. Teman-teman Fakultas Ekonomi seperjuangan angkatan 2011 terutama Kristin, Mellisa,Tika.
13. Teman-teman MPAT Pak Anto.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis
(11)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan Penelitian ... 3
1.5. Manfaat Penelitian ... 3
1.5.1. Perusahaan ... 3
1.5.2. Investor ... 3
1.5.3. Universitas ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1. Corporate Social Responsibility Disclosure ... 6
2.1.1. Corporate Social Responsibilty ... 6
2.1.2. Pengertian Corporate Social Responsibilty Disclosure ... 8
2.1.3. Manfaat Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 11
2.1.4. Komponen Pengungkapan Tangungjawab Sosial ... 13
2.1.5. Komponen Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 17
1). Pengertian Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 17
2). Manfaat Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 17
3). Komponen Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 18
2.1.6. Indeks Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 22
2.2. Reputasi Perusahaan ... 23
(12)
x
2.2.2. Pembentuk Reputasi Perusahaan... 25
1). Tanggungjawab Sosial Perusahaan ... 25
2). Tata Kelola Perusahaan ... 26
3). Reputasi Pimpinan Perusahaan ... 26
4). Ukuran-ukuran Akuntansi... 26
2.2.3. Pengukuran Reputasi Perusahaan ... 27
2.3 Konsentrasi Kepemilikan ... 28
2.4. Dampak Pengungkapan Sumber Daya Manusia Terhadap Reputasi Perusahaan... 29
2.5. Penelitian Terdahulu ... 30
2.6. Kerangka Pemikiran ... 31
2.6. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Jenis Penelitian ... 33
3.2. Subyek dan Obyek Penelitian ... 33
3.2.1. Subyek Penelitian ... 33
3.2.2. Obyek Penelitian ... 33
3.3. Populasi dan Sampel ... 34
3.4. Jenis dan Sumber Data ... 34
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasi Variabel ... 35
3.6.1 Variabel Independen ... 35
3.6.2 Variabel Dependen ... 36
3.6.3 Variabel Kontrol... 37
3.7. Teknik Analisa Data ... 37
3.7.1 Menghitung Skor Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 37
3.7.2 Menentukan Score Reputasi Perusahaan ... 37
3.7.3 Menghitung Ukuran Perusahaan ... 38
3.7.4 Mengukur Tingkat Leverage ... 38
3.7.5 Menentukan Jenis Industri ... 38
3.7.6 Menghitung Tingkat Konsentrasi Kepemilikan ... 39
3.7.7 MelakukanAnalisis Statistik Deskriptif ... 40
3.7.8 Melakukan Uji Asumsi Klasik ... 40
a. Uji Normalitas ... 40
b. Uji Multikolonieritas ... 41
c. Uji Heterokedastisitas... 41
d. Uji Autokorelasi ... 42
3.7.9 Menentukan model Regresi Sederhana ... 42
3.7.10Menguji Hipotesis ... 43
a. Menguji Koefisien Korelasi Berganda ... 43
b. Menguji Koefisien Determinasi ... 44
b. Melakukan Uji Statistik F ... 45
(13)
xi
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 47
4.1. Sejarah dan Pengertian Bursa Efek ... 47
4.2. Data Perusahaan ... 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66
5.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 66
5.2. Analisis data ... 66
5.2.1. Perhitungan Skor Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 66
5.2.2. Perhitungan Score Reputasi Perusahaan ... 68
5.2.3. Perhitungan Ukuran Perusahaan ... 71
5.2.4.Perhitungan Pengukuran Tingkat Leverage ... 73
5.2.5. Penentuan Jenis Industri ... 75
5.2.6. Perhitungan Tingkat Konsentrasi Kepemilikan ... 77
5.2.7. Analisis Statistik Deskriptif ... 80
5.2.8. Pengujian Asumsi Klasik ... 83
a. Pengujian Normalitas ... 83
b. Pengujian Multikolonieritas ... 84
c. Pengujian Heteroskedastisitas ... 85
d. Pengujian Autokorelasi ... 86
5.2.9.Analisis Regresi Berganda ... 87
5.2.10.Pengujian Hipotesis ... 87
a. Pengujian Koefisien Korelasi ... 87
c. Pengujian Determinasi ... 88
b. PengujianStatistik F ... 88
c. Pengujian Statistik T ... 89
5.3. Pembahasan ... 90
BAB VI PENUTUP ... 98
6.1. Kesimpulan... 98
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 98
6.3. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 99
(14)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Proses Seleksi Objek Penelitian ... 65
Tabel 5.2.Perhitungan Pengungkapan Sumber Daya Manusia ... 66
Tabel 5.3. Perhitungan Score Reputasi Perusahaan ... 68
Tabel 5.4. Perhitungan Ukuran Perusahaan ... 71
Tabel 5.5. Perhitungan Pengukuran Tingkat Leverage ... 73
Tabel 5.6. Penentuan Jenis Industri ... 75
Tabel 5.7. Perhitungan Tingkat Konsentrasi Kepemilikan ... 77
Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Penelitian... 80
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Tipe Industri ... 83
Tabel 5.10. Hasil Uji One Sampel Kolmogorov Smirnov ... 84
Tabel 5.11 Hasiil Uji Variance Inflation Factor (VIC) ... 85
Tabel 5.12 Hasil Scatter Plots ... 86
Tabel 5.13 Hasil Uji Autokorelasi ... 86
Tabel 5.14 Koefisien Korelasi Berganda ... 87
Tabel 5.15 Uji Statistik F ... 89
(15)
xiii
ABSTRAK
DAMPAK PENGUNGKAPAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN
LIDWINA DESI KURNIAWATI NIM: 112114037
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak informasipengungkapan sumber daya manusia terhadap reputasi perusahaan. Penelitian ini mengujin 1 variabel independen (pengungkapan sumber daya manusia), variabel dependen (reputasi perusahaan) dan 4 variabel kontrol yaitu, ukuran perusahaan, tingkat leverage, jenis industri, dan tingkat konsentrasi kepemilikan.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Populasi data diperoleh dari 102 perusahaan yang terdaftar dalam Indonesia Corporate Image Award tahun2012 dan 2013 dengan hasil excellent. Data diperoleh dari data sekunder laporan tahunan perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Setelah pengurangan dengan beberapa kriteria, 76 perusahaan ditetapkan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dengan program SPSS.
Hasil pengujian menunjukkan pengungkapan informasi sumber daya manusia berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan. Selanjutnya, variabel kontrol seperti ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan, tetapi tingkat leveragedan tingkat konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan.
Kata Kunci : informasi pengungkapan, tanggung jawab sosial, reputasi perusahaan, sumber daya manusia
(16)
xiv
ABSTRACT
THE IMPACT OF THE HUMAN RESOURCES DISCLOSURE
TOWARDS
COMPANY’S REPUTATION
LIDWINA DESI KURNIAWATI
NIM: 112114037
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
The purpose of this research is to analyze the effects of human resource disclosure information on company’s reputation. This study attempts to examine it with an independent variable (human resource disclosure), a variable dependent (company reputation) and 4 control variables that are : corporate size, leverage, type of industry and ownership concentration.
This research is empirical study using purposive sampling techniques in collecting data. The population is 102 companies listed in Indonesian Corporate Image Award 2012 and 2013 with excellent result. The data are obtained from the annual report companies in 2012 and 2013. There were 76 companies are determined as research samples. The analysis technique in this study uses a linear regression analysis with help of statistical software SPSS 16.
The result indicates that human resource disclosure information is significantly influence company’s reputation. Furthermore, control variables corporate size and type of industry signicantly influence company’s reputation but leverage, and ownership conscentration do not significantly influence company’s reputation
Keywords : information disclosure, social responsibility, corporate image, human resources
(17)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Persaingan lingkungan bisnis setiap tahun yang terus meningkat,
disebabkan fenomena seperti globalisasi, perubahan permintaan konsumen
dan para investor. Para pelaku bisnis mulai menyadaribahwa kemampuan
bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud tetapi lebih
padainovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi, dan sumber daya
manusiayang dimiliki. Banyak perusahaan yang bersedia mengeluarkan
sejumlah besar dana untuk merekrut, memilih, menempatkan, melatih dan
mengembangkan kemapuan tenaga kerja yang dimiliki agar memenuhi
kualifikasi tertentu sesuai tuntutan pekerjaan.
Sumber daya manusia merupakan tenaga kerja yang terampil sebagai
aset penting dalam perusahaan untuk melakukan aktivitas usahanya karena
potensi dan kemampuan intelektual yang dimiliki. Sumber daya manusia
diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan demi kepentingan
perusahaan dan digunakan untuk membangun reputasi di mata publik.Banyak
cara dan strategi yang dilakukan perusahaan untuk membangun reputasi.
Salah satu cara yang ditempuh dengan mengungkapkan laporan kegiatan,
terutama pengungkapan sumber daya manusiayang dimiliki perusahaan
kepada publik. Reputasi perusahaan dapat tercapai apabila didukung oleh
(18)
Berbagai informasi baru dalam laporan keuangan dibutuhkan oleh
pemegang saham dan pemangku kepentingan perusahaan, termasuk informasi
mengenai sumber daya manusia (Dominguez, 2011). Informasi mengenai
sumber daya manusia dapat ditemukan dalam pengungkapan tanggung jawab
perusahaan pada bagian pengungkapan sumber daya manusia dalam laporan
keuangan. Perusahaan yang memberikan atau mengungkapkan informasi
sukarela mengenai sumber daya manusia dapat meningkatkan kinerja
masing-masing individu sehingga meningkatkan reputasi perusahaan dan
memberikan manfaat bagi manajemen. Pengungkapan sumber daya manusia
dapat mempengaruhi investor karena mencerminkan kemampuan manajemen
dan meningkatkan pemasaran untuk klien di masa sekarang maupun di masa
depan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di perusahaan
tersebut. Penelitian yang dilakukan juga berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2013), diantaranya variabel yang digunakan seperti
ROA tidak digunakan dalam penelitian, jumlah pengungkapan sumber daya
manusia yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 37 item, sedangkan
penelitian sebelumnya menggunakan 24 item.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Dampak Pengungkapan Sumber Daya Manusia
Terhadap Reputasi Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Excellent dalam IMAC 2012-2013) yang bertujuan untuk memeriksa
dampak dari pengungkapan sumber daya manusia terhadap reputasi
(19)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini adalah
Apakah pengungkapan sumber daya manusia berdampak terhadap reputasi
perusahaan?
1.3 Batasan Masalah
Peneliti menggunakan sampel perusahaan yang memiliki hasil excellent
menurut data IMAC (Indonesia Corporate Image Award) tahun 2012 dan
2013, perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengungkapan sumber daya
manusia terhadap reputasi perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.5.1 Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat digunakan
untuk memberikan manfaat mengenai dampak pengungkapan
(20)
1.5.2 Investor
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan para investor agar
lebih cermat dalam mengamati laporan keuangan khususnya pada
aspek pengungkapan sumber daya manusia sebagai salah satu acuan
untuk pengambilan keputusan.
1.5.2 Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka dan
sebagai referensi sumber bacaan bagi peneliti selanjutnya,
khususnya penelitian mengenai dampak pengungkapan sumber
daya manusia yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam mempermudah pemahaman mengenai isi skripsi ini, maka
penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri Bab I
Pendahuluan, Bab II Landasan Teori,Bab III Metode Penelitian, Bab IV
Gambaran Umum Perusahaan, Bab V Hasil dan Pembahasa dan Bab VI
Penutup
Bab I :PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang merupakan
dasar pemikiran mengenai dampak pengungkapan sumber daya
manusia terhadap reputasi perusahaan, rumusan masalah
sebagai sesuatu yang diangkat untuk diteliti, tujuan penelitian
(21)
dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dibuat,
manfaat penelitian yang didapat dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai teori yang melandasi
permasalahan penulisan ini dan mengemukakan penelitian
yang telah dikembangkan sebelumnya serta kerangka
pemikiran untuk memperjelas maksud dari penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi deskripsi mengenai operasional pelaksanaan
penelitian, obyek penelitian, rancangan penelitian, jenis
sumber data, pemilihan sampel dan teknik analisa data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Bab ini membahas tentang sejarah bursa efek dan deskripsi
sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian.
BAB V :ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan analisis terhadap data yang diperoleh
dalam penelitian dengan dasar teknik analisis data yang telah
ditentukan untuk menjelaskan masalah yang dikemukakan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisis data,
keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang diberikan oleh
(22)
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Corporate Social Responsibilty Disclosure
2.1.1 Corporate Social Responsibility
Program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate
social responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R.
Bowen pada tahun 1953. Setelah itu, CSR mengalami pengembangan
konsep secara terus menerus, semula kegiatan CSR berorentasi pada
“filantropi”, maka saat ini telah dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan “citra perusahaan” yang akan turut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan beserta pentingnya
pengembangan masyarakat terhadap penerapan CSR (Sari, 2014).
CSR mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas
moral untuk berlaku jujur, mematuhi hukum, menjujung integritas
(Ardianto, 2011: 35). Williams dan Siegel (2001) juga meyakini
bahwa:
“CSR is conventionally defined as the social involvement,
responsiviness, and accountabilitty of companies apart from their core profit activities and beyond the requirements of the law and what
is otherwise required by goverment”
The World Business Council for Sustainable Development
(Business Action for Sustainable Development), dalam Solihin (2009:
28) ,mengungkapkan bahwa CSR adalah
“The continuing commitmen by business to behave ethically and
(23)
live of the workforce and their families as well as of the local
community and society at large”.
Secara universal, dari kedua pemahaman tersebut
mengungkapkan bahwa aktivitas CSR pada umumnya mempunyai
tujuan sebagai keterlibatan sosial pelaku bisnis atau stakeholder dalam
mencapai peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan pada kualitas hidup
pekerja atau masyarakat sebagai penunjang triple bottom line
perusahaan yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dirasa mampu
mendongkrak citra perusahaan dan meningkatkan reputasi perusahaan
dalam rentang waktu panjang.
Menurut Candrayanthi dan Saputra (2013), CSR merupakan
keterbukaan dalam mengungkapkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan sosial, dimana
pengungkapan yang dilakukan tidak sebatas mengenai informasi
keuangan perusahaan saja, namun diharapkan juga untuk memberikan
informasi mengenai dampak yang diakibatkan oleh aktivitas
perusahaan terutama yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan
masalah sosial.
Konsep CSR sangat berkaitan erat dengan keberlangsungan atau
sustainibility perusahaan.Terjaminnya keberlangsungan perusahaan
apabila perusahaan melakukan tanggung jawabnya tidak hanya
terbatas kepada pemegang saham (shareholders) tetapi perusahaan
(24)
menjadi tempat operasi perusahaan. Masyarakat akan memberikan
tanggapan yang negatif kepada perusahaan yang di anggap tidak
memperhatikan keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan sekitarnya.
Respon negatif dari masyarakat inilah yang akan mengancam
keberlangsungan dari perusahaan (Candrayanthi dan Saputra, 2013)
Berdasarkan Undang – undang No.40 Tahun 2007, khususnya Pasal74 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan pertambangan
merupakan perusahaan yang diwajibkan oleh undang-undang No. 40
Tahun 2007 Pasal 74 agar melaksanakan tanggung jawab sosial.
2.1.2 Pengertian Corporate Social Resonsibility Disclosure
Hendrikson dan Brenda (2002), dalam Kartika (2009),
menyatakan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan dapat
didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk
mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien.Ada dua
jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang
ditetapkan standar, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Hadi (2011:206) mendefinisikan pengungkapan tanggung jawab
sosial merupakan laporan aktivitas tanggungjawab sosial yang telah
(25)
masalah dampak sosial maupun lingkungan.Annual report digunakan
sebagai salah satu media untuk mengungkapkan penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan.Menurut Syahnaz (2013), Annual report
merupakan sarana komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal.
PSAK No.1 tahun 2009 paragraf 9 tentang Penyajian Laporan
Keuangan, bagian Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
menyatakan bahwa: “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan
nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana
faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi
industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna
laporan yang memegang peranan penting.”
Pengungkapan CSR merupakan salah satu media yang
digunakan untuk menunjukkan kepedulian perusahaan pada
masyarakat sekitar. Pengungkapan informasi CSR yang dilakukan
oleh perusahaan akan berbeda-beda tergantung pada karakteristik dari
masing-masing perusahaan. Wallace et. al. (1994) dalam Arthana
(2010) menyatakan bahwa karakteristik perusahaan menurut konteks
pelaporan keuangan dapat diklasifikasikan menurut struktur dan
kinerja perusahaan.Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social
reporting, social accounting (Mathews, 1995) atau corporate social
(26)
Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan sejalan dengan
teori legitimasi yang menyatakan setiap perusahaan memiliki kontrak
dengan masyarakat berdasarkan nilai-nilai keadilan dan bagaimana
perusahaan menanggapi berbagai kelompok untuk melegitimasi
tindakanperusahaan. Jika terjadi ketidakselarasan sistem nilai
perusahaan dan sistem nilai masyarakat maka perusahaan kehilangan
legitimasinya sehingga dapat mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. Jadi pengungkapan informasi CSR merupakan salah satu
cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan
melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis
menurut Haniffa dan Cooke (2005) dalam Rustiarini (2011).
Agar praktik CSR yang dilakukan dapat diketahui oleh para
stakeholder, perusahaan harus melakukan pengungkapan atas praktik
CSR-nya.Pengungkapan praktik-praktik CSR yang dilakukan oleh
perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial dalam
pertanggungjawaban perusahaan ke dalam akuntansi.Hal ini
mendorong lahirnya suatu konsep yang disebut sebagai Social
Accounting, Socio Economic Accounting ataupun Social
Responsibility Accounting (Indira dan Dini, 2005).
Pertimbangan aspek sosial ke dalam akuntansi telah dilakukan
oleh Trueblood Committee.Trueblood Committee menyatakan bahwa
tujuan sosial perusahaan tidak kalah penting daripada tujuan
(27)
“An objective of financial statements is to report on those activities of
the enterprise affecting society which can be determined and described or measured and which are important to the role of the
enterprise in its social environment. “
Berdasarkan pernyataan diatas tanggungjawab sosial perusahaan
(CSR) adalah bagian dari tujuan laporan keuangan. Perusahaan besar
memiliki sumber daya yang besar, sehingga perusahaan perlu dan
mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan
internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan
pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu
ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan
dengan lebih lengkap. Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya
yang relatif kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji
sebagaimana perusahaan besar, sehingga perlu ada tambahan biaya
yang relatif besar untuk dapat melakukan pengungkapan selengkap
yang dilakukan perusahaan besar. Perusahaan kecil umumnya berada
pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan yang lain.
2.1.3 Manfaat Pengungkapan Sumber Daya Manusia
Restuti dan Nathaniel (2012), banyak perusahaan yang
melakukan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial atau
Corporate Sosial Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan
perusahaan yang masih bersifat sukarela sebagai salah satu strategi
bisnisnya dan untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan. Tujuan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Gray,
(28)
a. Untuk meningkatkan image perusahaan
b. Untuk meningkatkan akuntabilitas suatu organisasi,dengan asumsi
bahwa terdapat kontrak sosial antara organisasi dengan
masyarakat.
c. Untuk memberikan informasi kepada investor.
Tanggungjawab sosial perusahaan dapat memberikan berbagai
manfaat potensial bagi perusahaan. Dalam ISO 26000 disebutkan
manfaat tanggungjawab sosial bagi perusahaan yaitu :
1. Mendorong lebih banyak informasi dalam pengambilan
keputusan berdasarkan peningkatan pemahaman terhadap
ekspektasi masyarakat, peluang jika kita melakukan
tanggungjawab sosial (termasuk manajemen risiko hukum
yang lebih baik) dan risiko jika tidak bertanggungjawab secara
sosial.
2. Meningkatkan praktekpengelolaan risiko dari organisasi.
3. Meningkatkan reputasi organisasi dan menumbuhkan
kepercayaan publik yang lebih besar.
4. Meningkatkan daya saing organisasi.
5. Meningkatkan hubungan oganisasi dengan para stakeholer dan
kapasitasnya untuk invoasi dengan para stakeholder dan
kapasitas untuk inovasi, melalui paparan persepktif baru dan
(29)
6. Meningkatkan loyalitas dan semangat kerja karyawan,
meningkatkan keselamatan dan kesehatan baik karyawan
laki-laki maupun perempuan dan berdampak positif pada
kemampuan organisasi untuk merekrut, memotivasi dan
mempertahankan karyawan.
7. Memperoleh penghematan terakait dengan pengingkatan
produktivitas dan efisiensi sumber daya, konsumsi air dan
energi yang lebih rendah, mengurangi limbah dan
meningkatkan ketersediaan bahan baku.
8. Meningkatkan keandalan dan keadilan transaksi melalui
keterlibatan politik yang bertanggung jawab, persaingan yang
adil, dan tidak adanya korupsi.
9. Mencegah atau mengurangi potensi konflik dengan konsumen
tentang produk atau jasa.
2.1.4 Komponen Pengungkapan Tanggung jawab Sosial
Terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan (CSRD) perusahaan, Munif (2010), dalam Ardian dan
Rahadja (2013), menyatakan ada beberapa standar untuk mengukur
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan, salah satunya
adalah pedoman Global Reporting Indeks (GRI) dari Global
Reporting Initiatives. Pedoman dari GRI ini banyak digunakan oleh
para peneliti untuk mengukur kebijakan pengungkapan tanggung
(30)
tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia masih bersifat
sukarela, maka didalam praktiknya masih banyak terjadi variabilitas
luasmya item-item yang dilaporkan atau diungkapkan. Tujuh elemen
dasar dari praktik CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan (ISO
260002), yaitu :
1. Tata kelola perusahaan
Elemen ini mencakup bagaimana perusahaan harus bertindak
sebagai elemen dasar dari tanggungjawab sosial (social
responsibility)
2. Hak asasi manusia
Elemen ini mencakup penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Hak asasi manusia terbagi menjadi dua kategori utama, kategori
pertama mengenai hak-hak sipil dan politik (civil and political
rights) yang mencakup hak untuk hidup dan kebebasan (right to
life and liberty), kesetaraan di mata hukum (equality before the
law) dan hak untuk berpendapat (freedom of expression).Kategori
yang kedua mengenai mencakup hak untuk bekerja (right to
work), hak atas pangan (right to food), hak atas kesehatan (right
to health), hak atas pendidikan (right to education) dan hak atas
jaminan sosial (right to social security).
3. Ketenagakerjaan (labour practices)
Elemen ini mencakup seluruh hal yang terdapat didalam prinsip
(31)
deklarasi hak asasi manusia.Sebagai contohnya yaitu pelaksanaan
kondisi kerja yang baik, bermartabat, dan kondusif,
pengembangan sumberdaya manusia dan lain-lain.
4. Lingkungan (environment)
Elemen ini mencakup pencegahan polusi sebagai dampak
aktivitas perusahaan, pencegahan global warming,
pendayagunaan sumber alam secara efisien dan efektif, dan
penggunaan sistem manajemen lingkungan yang efektif dan
berkelanjutan.
5. Praktik operasional yang adil (fair operational practices)
Elemen ini mencakup pelaksanaan aktivitas secara etik dan
pengungkapan aktivitas perusahaan yang transparan, pelaksanaan
aktivitas pemilihan pemasok yang etis dan sehat, penghormatan
terhadap hak-hak intelektual dan kepentingan stakeholder, serta
perlawanan terhadap korupsi.
6. Konsumen (consumer issues)
Elemen ini mencakup penyediaan informasi yang akurat dan
relevan tentang produk perusahaan kepada pelanggan, penyediaan
produk yang aman dan bermanfaat bagi pelanggan.
7. Keterlibatan dan pengembangan masyarakat (community
envolvement and development)
Elemen ini mencakup pengembangan masyarakat, peningkatan
(32)
(philantrophy), dan melibatkan masyarakat didalam aktivitas
operasional perusahaan.
Pengungkapan sosial perusahaan dalam 7 kategori yang
disebutkan oleh Heckston dan Milne (1996) dalam Fahrizqi (2010),
yaitu : lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja,
lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan.
Menurut Sembiring (2005), berdasarkan peraturan Bapepam No.
VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 12 item dari 90 item
pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di
Indonesia. Selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara
menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total
tersisa 78 item pengungkapan. Item pengungkapan dalam penelitian
ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial,
yang terdiri dari :
1.Lingkungan
2. Energi
3. Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
4. Lain-lain Tenaga Kerja
5. Produk
6. Kerterlibatan Masyarakat
(33)
2.1.5 Komponen pengungkapan sumber daya manusia
1) Pengertian pengungkapan sumber daya manusia
Berbagai informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan akan menarik minat para kepentingan perusahaan.
Informasi mengenai sumber daya manusia merupakan informasi
yang berguna dalam berbagai aspek dari proses manajemen sumber
daya manusia, termasuk proses perencanaan dan pengendalian
dalam akuisasi, pengembangan, pengalokasian, konservasi dan
kualitas manusia.
Pengungkapan sumber daya manusia merupakan bagian dari
pengungkapan tanggungjawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan.Bila dilihat dari karakteristiknya, informasi sumber
daya manusia meliputi informasi potensi kemampuan individu,
informasi pemanfaatan kemampuan individu, dan informasi
pengembangan sumber daya manusia atau dapat dikelompokkan
dalam informasi yang bersifat bukan akuntansi (non-accounting
information) maupun informasi akuntansi (accounting
information). Informasi yang berkaitan dengan kemampuan
intelektual sumber daya manusia jelas merupakan informasi yang
sifatnya bukan akuntansi (Susanto, 2005).
2) Manfaat pengungkapan sumber daya manusia
Pengungkapan sumber daya manusia, secara umum, dianggap
(34)
pengaruh yang baik dalam reputasi perusahaan. Frederiksen dan
Westphalen (1998),dalam Dominguez (2011) menunjukkan bahwa
pengungkapan sumber daya manusia membantu meningkatkan
pemasaran untuk klien di masa sekarang dan masa depan juga
untuk mengembangkan sumber daya manusia di perusahaan
tersebut.
3) Komponen pengungkapan sumber daya manusia
Menurut Anggraini (2006), pengungkapan kinerja ekonomi
ini lebih banyak berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan
terhadap karyawannya, yaitu dalam bentuk pemberian uang
pesangon, pensiun, dan bonus. Pengungkapan ini dilakukan karena
Menteri Tenaga Kerja mengeluarkan surat keputusan No.
Kep-150/Men/2000 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja
dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
ganti kerugian di perusahaan. Selain itu juga IAI mengeluarkan
PSAK No. 57 tentang kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi
dan aktiva kontinjensi yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari
2001, kemudian perusahaan harus mengestimasi kewajiban
kontinjensinya termasuk pemberian pesangon, penghargaan masa
kerja dan ganti rugi karyawan.
Penerapan CSR kepada tenaga kerja dapat dilakukan dengan
mengadakan pelatihan kepada tenaga kerja, memfasilitasi
(35)
untuk pendidikan tenaga kerjanya.Dalam survei yang dilakukan
oleh Ernst dan Ernst (1998), dalam Chariri dan Ghozali (2007),
menemukan bahwa pengungkapan dikatakan berkaitan dengan isu
sosial (dan lingkungan) jika pengungkapan tersebut berisi
informasi pengungkapan sumber daya Manusia yang dikelompokan
menjadi:
a. Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja
1. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam
lingkungan kerja.
2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan
kesehatan fisik atau mental
3. Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja
4. Mentaati peraturan standarkesehatan dan keselamatan
kerja
5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan
kerja
6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja
7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan
kerja
(36)
b. Lain-lain tentang Tenaga kerja
1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita atau
orang cacat
2. Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita
atau orang cacat dalam tingkat manajerial
3. Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita
atau orang cacat dalam pekerjaan
4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita atau orang
cacat
5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat
kerja
6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam
bidang pendidikan
7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja
8. Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga
kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang
telah membuat kesalahan
9. Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah
karyawan
10.Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi
11.Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun
12.Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan
(37)
14. Mengungkapkan tingkatan manajerial yang ada
15. Mengungkapkan disposisi staffdi mana staff ditempatkan
16. Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok
usia mereka
17. Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan
per tenaga kerja
18. Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut
19. Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga
kerja
20. Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain
21. Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan
tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi
kerja
22. Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga
kerja dan masa depan perusahaan
23. Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah
24. Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh
25. Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja
26. Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja
dinegosiasikan.
27. Peningkatan kondisi kerja secara umum
28. Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi
(38)
29. Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja
2.1.6 Indeks pengungkapan sumber daya manusia
Tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri dapat
digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan
non-keuangan berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan
fisik dan lingkungan sosialnya, yang dapat dibuat dalam laporan
tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah (Guthrie dan
Mathews 1985,dalam Sembiring 2005). Pengungkapan sumber
daya manusia merupakan bagian dari pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.Instrumen penelitian yang digunakan
adalah suatu daftar (check list) pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.Check list dilakukan dengan melihat
pengungkapan tanggung jawab sosial pada bagian kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja yang terdiri dari 8 item dan lain-lain
tentang tenaga kerja yang terdiri dari 29 item.
Perhitungan indeks tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan diukur dengan rasio total skor yang diperoleh
dengan skor maksimal yang dapat diperoleh. Menurut Utami dan
Rachmawati (2008), Indeks diformulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah skor pengungkapan yang diperoleh, dan INDEKS =
k n
(39)
k = jumlah skor maksimal.
2.2 Reputasi Perusahaan
2.2.1 Definisi Reputasi Perusahaan
Reputasi secara umum sering diartikan sebagai nama baik yang
perlu dibangun dan dipelihara, dalam keadaan buruk maupun dalam
keadaan baik. Dalam Webster Dictionary, “reputation” diartikan sebagai berikut (Majidi ,2012) :
1) The general estimation in which a person or thing is held by others, especially by community; repute either good or bad.
2) The state of being in high regard or esteem; good repute: to ruin one‟ s reputation.
3) A particular credit or character ascribed to a person or thing: usually with for: a reputation for honesty.
Menurut Fombrun dan Shanley (1990), dalam Majidi (2012),
mendefinisikan reputasi organisasi sebagai signaling activity that
according to the firm‟ s characteristics. Selanjutnya, Fombrun (1996), dalam Majidi (2012), memberikan definisi yang lebih lengkap bahwa
reputasi adalah keseluruhan estimasi terhadap perusahaan oleh para
kelompok. Reputasi perusahaan merupakan hasil afeksi atau reaksi
emosional baik atau jelek, lemah atau kuat dari pelanggan, investor,
pegawai, dan masyarakat umum terhadap nama organisasi. Pendapat ini
sejalanoleh Roberts and Dowling (2002), dalam Majidi (2012), yang
mendefinisikan reputasi sebagai :
“perceptual representation of a company‟ s past actions and future prospects that describe the firm‟ s overall appeal to all its key constituents when compare to other leading rivals.”
(40)
Menurut Fombrun (1996), dalam Cempakasari dan Yoestini (2003)
reputasi perusahaan merupakan cara pandangan atau persepsi atas
perusahaan oleh orang-orang baik yang berada di dalam ataupun di luar
perusahaan. Reputasi bagi perusahaan merupakan suatu intangible asset
atau goodwill perusahaan yang memiliki pengaruh positif pada
penilaian pasar atau perusahaan. Efek positif ini akan membuat pihak
luar, dalam hal ini adalah investor; lebih percaya untuk menanamkan
sejumlah dananya (investasi) ke dalam perusahaan tersebut.
Weiss, Anderson dan MacInnis (1999), dalam Cempakasari dan
Yoestini (2003), menyatakan bahwa definisi reputasi perusahaan
merupakan pandangan publik atas suatu perusahaan yang dinilai baik
atau tidak hanya dipandang secara global atas hal-hal seperti
keterbukaan, kualitas dan lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai
pandangan atas dasar gerak langkah perusahaan. Susanto (2007:2),
dalam situs The Jakarta Consulting, menyatakan bahwa:
“Citra Korporate (corporate image) merupakan salah satu aspek pentingsebagai dalam pemasaran, secara langsung maupun tidak langsung.Citra corporate pada hakikatnya adalah persepsi publik terhadap perusahaan. Dalam persepsi publik, citra perusahaan terbentuk dari asosisai antar perusahaan sebagai subjek dan atribur-atribut seperti baik, buruk, berkualitas, peduli lingkungan, tanggung jawab dan lain lain. Akumulasi dari citra perusahaan akan membentuk reputasi perusahaan yang sangat bermakna bagi perusahaan. Bahkan saja bermanfaat dalam hubungannya dengannya dengan para pelanggannya, tetapi juga dengannstakeholder yang lain”.
Lebih lanjut, Susanto (2007:3) mengatakan bahwa :
“Reputasi yang baik akan memberi keuntungan ketika berhubungan dengan pemasok,dapat meningkatkan bergaining position. Demikian
(41)
pula dalam berhubungan dengan jalur distribusi, perusahaan yang mempunyai reputasi baik akan mendapat perlakuan khusus. Apalagi berhubungan dengan pihak keuangan, akan mendapatkan banyak kemudahan. Tugas untuk memelihara citra perusahaan baru dilakukan oleh segenap anggotaorganisasi secara lintas fungsional, dan harus dilakukan secara terus menerus.Harus ada sistem yang eksis untuk menopang citra perusahaan”.
Menurut Susanto (2007), reputasi adalah akumulasi dari
corporate image, secara lintas kelompok antar stakeholder, maupun
dalam lintas waktu (over the time). Corporate image terbentuk dari
asosiasi antara perusahaan dengan sekumpulan atribut positif maupun
negatif.Corporate image berada dalam benak para stakeholders.Dari
sisi individu, atribut-atribut yang menonjol inilah yang menentukan
apakah sebuah perusahaan dinilai mempunyai reputasi yang baik atau
buruk.
2.2.2 Pembentuk Reputasi Perusahaan
Menurut Suta (2006), dalam Majidi (2012), terdapat empat
variabel yang membentuk reputasi perusahaan. Variabel tersebut
ditentukan berdasarkan beberapa metode pengukuran reputasi yang
terdiri dari tanggung jawab sosial, tata kelola perusahaan, reputasi
pucuk pimpinan perusahaan, dan ukuran-ukuran akuntansi.
1). Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan salah satu
faktor paling dominan yang menentukan reputasi
perusahaan.Tanggungjawab sosial adalah kepedulian suatu
(42)
tersebut menangani individu-individu yang ada sekitarnya.
Kepedulian suatu perusahaan terhadap lingkungannya yang lebih
luas dapat mempengaruhi penilaian publik terhadap perusahaan
tersebut.
2). Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan diartikan sebagai serangkaian
mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
sesuai dengan harapan para pihak yang berkepentingan terhadap
kegiatan bisnis perusahaan.Tata kelola perusahaan sebagai sebuah
sistem merupakan landasan opersional yang menjadi acuan dasar
mekanisme atas pengelolaan perusahaan agar dapat mengantisipasi
peluang pengelolaan yang menyimpang.
3). Reputasi Pimpinan Perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2008) variabel yang
cukup berpengaruh terhadap reputasi perusahaan adalah reputasi
pimpinan perusahaan.Pimpinan perusahaan dalam kedudukannya
memiliki peran yang sangat penting dalam menjanlankan segala
kewajibannya. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,
CEO dapat bekerja sama dengan dewan manajemen tertinggi
perusahaan.
4). Ukuran- Ukuran Akuntansi
Koeown,et,al., (2002), dalam Fitri (2008) menyatakan
(43)
perusahaan yang mencakup analisis beberapa rasio keuangan
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. Rasio keuangan dapat
membantu untuk mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan
kekuatan perusahaan, sehingga dapat memberikan perbandingan
data keuangan perusahaan tiap tahunnya.
2.2.3 Pengukuran Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan diukur menggunakan data dari Indonesia
Corporate Image Award (IMAC) tahun 2013. Corporate Image Award
adalah penghargaan terhadap image baik yang berhasil dipelihara oleh
manajemen perusahaan.Corporate Image Award diselenggarakan oleh
majalah Bloomberg BusinessWeek bersama dengan Frontier Consulting
Group.Corporate Image diberikan atas dasar survei yang dilakukan
terhadap empat kelompok responden, yaitu manajemen atau pelaku
bisnis, stockholder atau investor, jurnalis selain jurnalis infotainment
dan masyarakat publik.
Pengukuran Corporate Image (CII) dalam IMAC terdiri dari
Quality, Performance, Responsibilty dan Attractiviness.Penentuan
pemenang untuk setiap kategori industri (perusahaan dengan Corporate
Image Excellent) ditentukan berdasarkan skor CII yang merupakan
rata-rata terboboti dari setiap kelompok responden dengan bobot manajemen
50%, stockholder atau investor 20%, jurnalis 20% dan publik 10%.
Perusahaan dengan Corporate Image Excellent merupakan perusahaan
(44)
dua besar dalam setiap kategorinya.Survei Corporate Image (IMAC)
2012 ini mencakup 83 kategori industri.
2.3 Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan menggambarkan bagaimana dan siapa
saja yang memegang kendali atas keseluruhan atau sebagian besar atas
kepemilikan perusahaan serta keseluruhan atau sebagian besar pemegang
kendali atas aktivitas bisnis pada suatu perusahaan.Struktur kepemilikan
saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara
pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan. Salah satu
karakteristik struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang
terbagi dalam dua bentuk struktur kepemilikan: kepemilikan
terkonsentrasi, dan kepemilikan menyebar.
Menurut Dallas (2004), dalam Sulyanti (2011), kepemilikan saham
dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian
kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut
memiliki jumlah saham yang relatif dominan dibandingkan dengan
lainnya. Kepemilikan saham dikatakan menyebar, jika kepemilikan saham
menyebar secara relatif merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham
dalam jumlah sangat besar dibandingkan dengan lainnya.Kepemilikan
dikatakan lebih terkonsentrasi jika untuk mencapai kontrol dominasi atau
mayoritas dibutuhkan penggabungan lebih sedikit investor. Adanya
kontrol dalam suatu perusahaan yang dapat dipegang oleh semakin sedikit
(45)
Dibandingkan dengan mekanisme pemegang saham besar, kepemilikan
terkonsentrasi memiliki kekuatan kontrol yang lebih rendah karena mereka
tetap harus melakukan koordinasi untuk menjalankan hak kontrolnya,
namun pada sisi yang lain mekanisme kepemilikan terkonsentrasi juga
memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk munculnya peluang bagi
kelompok investor yang terkonsentrasi untuk mengambil tindakan yang
merugikan investor yang lain.
2.4 Dampak pengungkapan Sumber Daya Manusia terhadap Reputasi Perusahaan
Craig dan Hussey (1981:7-8), dalam Putri (2013), menyatakan
bahwa pengungkapan sumber daya manusia pada perusahaan merangsang
peningkatan kinerja masing-masing individu dan menciptakan kesan
manajemen yang progresif.Gagasan bahwa pengungkapan sumber daya
manusia meningkatkan citra perusahaan sebagai pemberi kerja dan
memberikan manfaat pada manajemen sendiri. Beberapa peneliti seperti
Maundres (1981), dalam Dominguez (2011), berpendapat bahwa
pengungkapan sumber daya manusia dapat mempengaruhi investor dengan
mencerminkan kemampuan manajemen dalam hubungan industrial juga
tanggungjawab sosial.
Teori legitimasi berkaitan dengan pengungkapan yang dilakukan
oleh perusahaan. Legitimiasi dianggap sebagai menyamakan presepsi atau
(46)
tindakan yang diinginkan, pantas, atau sesuai dengan norma, nilai,
kepercayaan, dan definisi yang dikembangkan secara sosial menurut
Suchman (1995) dalam Purwanto (2011). Cara yang dilakukan untuk
membangun opini di masyarakat adalah mengenai masalah pengungkapan
sosial yang merupakan penggunaan strategis dalam mengubah opini publik
dan membangun reputasi perusahaan (Putri,2013)
2.5 Penelitian Terdahulu
Dalam sub-bab ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian
terdahulu mengenai pengungkapan sukarela dan dampak pengungkapan
sumber daya manusia terhadap reputasi perusahaan yang dilakukan peneliti
sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2012), menjelaskan
bahwa ukuran perusahaan merupakan faktor yang konsisten berpengaruh
terhadap luas pengungkapan dan dengan menggunakan aset sebagai proksi
dari ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Baskaraningrum dan
Merkusiwati (2013). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas, leverage, likuiditas dan kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan
(47)
sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas
pengungkapan sukarela.
Putri (2013) melakukan penelitian mengenai dampak
pengungkapan sumber daya manusia terhadap reputasi perusahaan.Populasi
dalam penelitian adalah perusahaan yang terdapat di dalam Indonesia
Corporate Image Award (IMAC) 2012 dengan hasil excellent dan yang
mengeluarkan annual report.Variabel kontrol yang digunakan ukuran
perusahaan, leverage, jenis industri, tingkat konsentrasi kepemilikan.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan sumber daya manusia
berpengaruh terhadap reputasi perusahaan dengan arah koefisien regresi
adalah positif.Hal ini berarti semakin luas pengungkapan sumber daya
manusia, maka reputasi perusahaan semakin meningkat.
2.6 Kerangka pemikiran
Hubungan logis antar variabel-variabel dalam penelitian ini akan
dijelaskan dan divisualisasikan dalam sub-bab kerangka pemikiran ini.
Pembahasan alasan dan penyajian gambar sebagai berikut:
Variabel independen Variabel dependen
H1
2.7 Hipotesis
Frederiksen dan Westphalen (1998), dalam Dominguez (2011),
menunjukkan bahwa pengungkapan sumber daya manusia membantu
Pengungkapan Sumber Daya Manusia
(48)
meningkatkan pemasaran untuk klien di masa sekarang dan masa depan
juga untuk mengembangkan sumber daya manusia di perusahaan tersebut.
Foong dan Yorston (2003), dalam Dominguez (2011),
menunjukkan bahwa pengungkapan sumber daya manusia adalah
menguntungkan karena menunjukkan komitmen perusahaan terhadap
keragaman, kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga meningkatkan
kepercayaan stakeholder. Semua hal ini akan menguntungkan bagi reputasi
perusahaan di mata public. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis
dirumuskan sebagai berikut:
Ha1 : Pengungkapan sumber daya manusia berdampak positif terhadap
(49)
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana penelitian ini akan
dilakukan. Oleh karena itu, akan dibahas mengenai definisi dan operasionalisasi
variabel yang digunakan pada penelitian, populasi dan sampel data, metode
pengumpulan data, dan metode analisis. Berikut penjelasasan secara rinci:
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk menjelaskan
dampak pengungkapan sumber daya manusia terhadap reputasi perusahaan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris pada perusahaan dengan
peringkat excellent yang terdaftar dalam IMAC periode 2013.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
memiliki hasil excellent yang terdaftar dalam IMAC periode 2012 dan
2013, perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang
diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki kategori excellent dalam
(50)
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya menurut
Sugiyono (2010:115).Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi
adalah perusahaan yang memiliki nilai excellent dalam Indonesia Corporate
Image Award (IMAC)2012 dan 2013.Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, yakni metode penentuan sampel
dari populasi yang ada berdasarkan kriteria yang dikehendaki oleh peneliti.
Kriteria yang digunakan adalah perusahaan yang memiliki hasil excellent
pada Indonesia Corporate Image Award (IMAC) tahun 2012 dan 2013 dan
yang mengeluarkan annual report terdaftar dalam bursa efek.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang
memiliki hasil excellent pada Indonesia Corporate Image Award (IMAC)
tahun 2012 dan 2013, mengeluarkan annual report dan terdaftar dalam bursa
efek.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi.
Teknik dokumentasi dalam penlitian ini dilakukan dengan cara
(51)
mendapatkan nilai excellent dalam Indonesia Image Award (IMAC) 2012 dan
2013.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipejari dan ditarik
kesimpulannya menurut Sugiyono (2010:58). Penelitian ini terdiri dari
variabel independen, variabel dependen dan variabel kontrol dengan definisi
dan pengukuran sebagai berikut:
3.6.1 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah varibel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono,2010:59). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pengungkapan sumber daya manusia.Cara mengukur pengungkapan
sumber daya manusia yang digunakan dalam penelitian ini dengan
melakukan checklistpada pengungkapan CSR yang dilakukan
peusahaan.Check list dilakukan dengan melihat pengungkapan
tanggung jawab sosial pada bagian kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja yang terdiri dari 8 item dan lain-lain tentang tenaga kerja yang
terdiri dari 29 item.
Perhitungan indeks tingkat pengungkapan tanggung jawab
(52)
dengan skor maksimal yang dapat diperoleh. Menurut Utami dan
Rachmawati (2008), Indeks diformulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah skor pengungkapan yang diperoleh,
k = jumlah skormaksimal.
3.6.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2010:59). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah reputasi perusahaan.
Reputasi perusahaan diukur menggunakan data dari Indonesia
Corporate Image Award (IMAC) tahun 2013. Corporate Image
Award adalah penghargaan terhadapimage baik yang berhasil
dibangun oleh manajemen perusahaan.Pengukuran Corporate Image
(CII) dalam IMAC terdiri dari Quality, Performance, Responsibilty
dan Attractiviness.Penentuan pemenang untuk setiap kategori industri
(perusahaan dengan Corporate Image Excellent) ditentukan
berdasarkan skor CII yang merupakan rata-rata terboboti dari setiap
kelompok responden dengan bobot manajemen 50%, stockholder atau
investor 20%, jurnalis 20% dan publik 10%. Perusahaan dengan
Corporate Image Excellent merupakan perusahaan yang memiliki INDEKS =
k n
(53)
skor CII lebih besar dari rata-rata industri dan termasuk dua besar
dalam setiap kategorinya.Survei Corporate Image (IMAC) 2012 ini
mencakup 83 kategori industri.
3.6.2 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
tingkat leverage, jenis industri dan tingkat kosentrasi kepemilikan.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Menghitung Skor Pengungkapan Sumber Daya Manusia.
Menggunakan indeks yang oleh Utami dan Rachmawati
(2008), indeks pengungkapan diformulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah skor pengungkapan yang diperoleh, dengan menggunakan variabeldummy : 1=jika item diungkapkan: 0= jika item tidak diungkapkan.
k = jumlah skor maksimal.
3.7.2 Menentukan Score Reputasi Perusahaan.
Score reputasi perusahaan yang digunakan dengan hasil excellent
dalam Indonesia Corporate Image Award (IMAC) tahun 2012 dan
2013.
INDEKS =
k n
(54)
3.7.3 Menghitung Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan. Ukuran suatu perusahaan
dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan menurut Heckston dan Milne (1996) dalam Fahrizqi
(2010) dari beberapa penelitian, ukuran perusahaan dapat diukur
dengan jumlah karyawan, total nilai aset, volume penjualan, atau
peringkat indeks. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari
nilai total aset perusahaan.
lasset = logTotal AsetPerusahaan.
3.7.4 Mengukur tingkat leverage
Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan
perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya,
dengan demikian leverage juga mencerminkan tingkat resiko
keuangan perusahaan, Sembiring (2005).
DER = Total Kewajiban
Total ekuitas
3.7.5 Menentukan Jenis Industri
Penelitian ini menggelompokan jenis industri kedalam high
profile dan low profile. Dalam penelitian ini, variabel IND adalah
variabel dummy yang mengambil nilai (1) untuk perusahaan yang
termasuk tipe high profile dan perusahaan yang dikategorikan dalam
(55)
(2011), Perusahaan yang dikategorikan sebagai high profile antara lain
perusahaan perminyakan dan pertambangan lain, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, mediadan komunikasi, energi (listrik), engineering, kesehatan serta transportasi dan pariwisata. Sedangkan kelompok industri low profile terdiri dari bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, properti, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, dan produk rumah tangga.
3.7.6 Menghitung Tingkat Kosentrasi Kepemilikan
Menurut Dominguez (2011), dalam Putri dan Rahaja (2013),
konsentrasi kepemilikan merupakan variabel yang mampu
mempengaruhi reputasi perusahaan. Perusahaan dengan jumlah
pemegang saham yang lebih besar mungkin lebih tertarik
mencerminkan keprihatinan mereka mterhadap masalah sosial karena
ada kemungkinan besar bahwa pemegang saham lebih tertarik dalam
perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosialnya.
Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan
dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional
perusahaan.Salah satukarakteristik struktur kepemilikan adalah
konsentrasi kepemilikan.Konsentrasikepemilikan diukur dengan
persentase kepemilikan terbesar saham terbesar(Barucci dan Falini,
2004; Drobetz, 2004 dalam Sulyanti, 2011).
(56)
3.7.7 Melakukan Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2009).
3.7.8 Melakukan Uji Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk menguji dan
mengetahui kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini memiliki tujuan untuk menguji
apakah di dalam suatu model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal.Uji normalitas digunakan
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2007).Pengujian normalitas yang digunakan adalah uji one
sample kolmogorof-smirnov dengan menggunakan taraf
signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat
angka probabilitas, dengan ketentuan :
1) Jika angka signifikansi (sig) sebesar > 0,05 maka data
berdistribusi normal.
2) Jika angka signifikansi (sig) sebesar ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
(57)
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas,
yaitu adanya hubungan linear antarvariabel independen dalam
model regresi. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai
variance-inflating factor (VIF) pada model regresi. Model
regresi bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF
kurang dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih dari
0,1(Ghozali,2009)
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
seharusnya homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat diketahui dengan
melihat grafik scatterplot, jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas maka tidak terjadi
(58)
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui gangguan
yang terjadi pada hubungan antar variable yang diteliti.Metode
yang sering digunakan untuk mengetahui masalah
auotokporelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson
(DW).Uji ini dilakukaan dengan membandingkan nilai DW
yang didapatkan dari hasil olah data dengan batas atas dan
batas bawah yang di hitung dengan metode uji DW.Hasil
penelitian durbin-watson(DW) dibandingkan dengan nilai
Dtabel pada α = 0,05. Tabel D memiliki dua nilai, yaitu nilai
batas atas (DU) dan nilai batas bawah (DL) untuk berbagai
nilai n dan k, dengan kriteria pegujian:
DU < DW < 4 – DU, artinya tidak terjadi autokorelasi. DW<DL atau DW > 4 – DL, artinya terjadi autokorelasi. DL ≤ DW ≤ DUatau 4 – DU≤ 4 – DL, artinya tidak ada
kepastian atau kesimpulan yang pasti.
3.7.9 Menentukan model Regresi Berganda
Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji sejauh
mana semua variabel independen dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh terhadap reputasi perusahaan. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5% (0,05). Kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value.Jika p-value
(59)
p-value ≤ α, maka hipotesis alternatif diterima. Rumus regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
REPUTATIONit+1 = β0 + β1IJit + β2 LASSETSit + β3
LEVERAGEit + β4 INDit + β5 KPit + εi (1) Dimana :
REPUTATION : skor yang diperoleh perusahaan pada IMAC 2012 IJ : Indikator atau indekspengungkapan sumber daya
manusiaindex perusahaan j
LASSET : logaritma natural dari nilai total aset
LEVERAGE : rasio hutang jangka panjang dengan ekuitas IND : jenis perusahaan low profile atau high profile
KP :presentase terbesar kepemilikan terbesar saham terbesar
ε : error 3.7.10 Menguji Hipotesis
Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1). Menguji KoefisienKorelasi Berganda
Koefisien korelasi berganda adalah angka yang digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau
lebih.Simbol r adalah koefisien korelasi yang menjelaskan keeratan
hubungan linear diantara dua variabel, nilainya dapat negatif dan
positif. Sementara itu, R adalah koefisien korelasi majemuk yang
(60)
semua variabel bebas yang menjelaskan secara bersama-sama dan
nilainya selalu positif.
Koefisien korelasi linear berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ry1,2,3,4=ry12 + ry22 + ry32 + ry42– 2 ry1 ry2 ry3 ry4 r1,2,3,42
ry=
2). Menguji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) sering pula disebut dengan
koefisien determinasi majemuk yang hampir sama dengan
koefisien determinasi r2. R2 menjelaskan proporsi variasi dalam
variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (lebih dari
satu variabel: X1,2,3,4…,k) secara bersama-sama. Sementara itu, r2
menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang
dijelaskan oleh hanya satu variabel bebas (X).
Persamaan regresi nilai berganda semakin ideal apabila nilai
koefisien determinasi (R2) semakin besar dan cenderung semakin
meningkat nilainya, sejalan dengan peningkatan variabel
bebas.Koefisien determinasi tidak dapat lebih besar daripada
bivarian tertinggi. R2 seharusnya tidak berkurang saat lebih banyak
variabel bebas ditambahkan. R2adjusteddapat dihitung dengan rumus
(61)
R2adjusted= 1 – (1- R2)
3). MelakukanUji Statistik F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
independen secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap
variabel dependen secara signifikan atau tidak.Uji F dideteksi
dengan melihat nilai F-value, apabila F-value> F tabel, maka
persamaan regresi tersebut bernilai signifikan. Uji F juga bias
dideteksi dari nilai probabilitas F, apabila nilai probabilitas F lebih
kecil dari α = 0,05, maka persamaan regresi tersebut secara signifikan mempengaruhi variabel dependen
4). Melakukan Uji Statistik T
Uji statistik T dilakukan untuk menguji masing-masing
variabeldependen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
independen (Ghozali,2009). Uji signifikansi-t dalam penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
H01= Pengungkapan sumber daya manusia tidak
berpengaruh terhadapreputasi perusahaan
Ha1 = Pengungkapan sumber daya manusia berpengaruh
terhadap reputasi perusahaan.
2. Menentukan tingkat signifikansi
(62)
a. Jika nilai probabilitas signifikansi (p) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Jika nilai probabilitas signifikansi (p) > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak
4. Mengambilkeputusan
a. Jika nilai probabilitas signifikansi (p) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Jika nilai probabilitas signifikansi (p) > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
5. Menarik kesimpulan
a. Jika Ha1 ditolak, maka pengungkapan sumber daya
manusia tidak berpengaruh positif terhadap reputasi
perusahaan
b. Jika Ha1 diterima, maka pengungkapan sumber daya
manusia berpengaruh positif terhadap reputasi
(1)
LAMPIRAN C
HASIL OLAH DATA STATISTIK
Statistik Data Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
reputation 2704.28 1087.047 76
Rindex ,5136 ,10226 76
lasset 29.816 2.2237 76
leverage ,4279 ,22529 76
IND .62 .489 76
KP ,63880 ,200994 76
IND Frequenc
y Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid 0 29 38.2 38.2 38.2
1 47 61.8 61.8 100.0 Total 76 100.0 100.0
(2)
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 76
Normal Parametersa Mean 89.3063830
Std. Deviation 9.88827582E2
Most Extreme Differences
Absolute .117
Positive .091
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z 1.021
Asymp. Sig. (2-tailed) .248
a. Test distribution is Normal.
(3)
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardi zed Coefficie nts
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Consta nt)
-2741.351
1788.76
0 -1.533 .130
Rindex
3376.309 1197.86
4 .318 2.819 .006 .905 1.105
lasset 135.178 59.171 .277 2.285 .025 .785 1.275
leverag
e 453.585 554.037 .094 .819 .416 .872 1.147
IND -697.593 272.388 -.314 -2.561 .013 .766 1.306
KP -127.513 589.235 -.024 -.216 .829 .968 1.033
a. Dependent Variable: reputation
(4)
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constan
t) -2741.351 1788.760 -1.533 .130
Rindex 3376.309 1197.864 .318 2.819 .006
lasset 135.178 59.171 .277 2.285 .025
leverage 453.585 554.037 .094 .819 .416
IND -697.593 272.388 -.314 -2.561 .013
KP -127.513 589.235 -.024 -.216 .829
a. Dependent Variable: reputation
Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constan
t) -2741.351 1788.760 -1.533 .130 Rindex 3376.309 1197.864 .318 2.819 .006 lasset 135.178 59.171 .277 2.285 .025 leverage 453.585 554.037 .094 .819 .416 IND -697.593 272.388 -.314 -2.561 .013 KP -127.513 589.235 -.024 -.216 .829 a. Dependent Variable: reputation
(5)
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 KP, IND,
Rindex, leverage, lasseta
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: reputation
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.731E7 5 3462662.721 3.399 .008a
Residual 7.131E7 70 1018742.680 Total 8.863E7 75
a. Predictors: (Constant), KP, IND, Rindex, leverage, lasset b. Dependent Variable: reputation
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF 1 (Constan
t) -2741.351 1788.760 -1.533 .130
Rindex 3376.309 1197.864 .318 2.819 .006 .905 1.105 lasset 135.178 59.171 .277 2.285 .025 .785 1.275 leverage 453.585 554.037 .094 .819 .416 .872 1.147 IND -697.593 272.388 -.314 -2.561 .013 .766 1.306 KP -127.513 589.235 -.024 -.216 .829 .968 1.033 a. Dependent Variable: reputation
(6)
Coefficient Correlationsa
Model KP IND Rindex leverage lasset 1 Correlations KP 1.000 .025 -.146 .002 -.091
IND .025 1.000 -.111 -.158 -.411 Rindex -.146 -.111 1.000 -.221 .047 leverage .002 -.158 -.221 1.000 -.125 lasset -.091 -.411 .047 -.125 1.000 Covariances KP 3.472E5 3.967E3 -1.029E5 771.701 -3.165E3 IND 3.967E3 7.420E4 -3.632E4 -2.385E4 -6.618E3 Rindex -1.029E5 -3.632E4 1.435E6 -1.466E5 3.345E3 leverage 771.701 -2.385E4 -1.466E5 3.070E5 -4.105E3 lasset -3.165E3 -6.618E3 3.345E3 -4.105E3 3.501E3 a. Dependent Variable: reputation