Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi Upaya Mencegah Kejadian Stroke

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 10 didapat nilai signifikan p sebesar 0,021 p0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya mencegah kejadian stroke dengan kekuatan korelasi r = 0,266 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori lemah. Arah korelasi positif + yang artinya semakin besar nilai pengetahuan maka semakin besar pula nilai upaya. Dengan kata lain, semakin baik pengetahuan pasien penderita hipertensi maka akan semakin baik pula upaya mencegah kejadian stroke.

2. Pembahasan

2.1 Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 75 responden dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan pasien tergolong ke dalam kategori baik n=66, 88. Hal ini dapat diasumsikan karena kebanyakan responden 60 mempunyai keluarga yang menderita hipertensi seperti penelitian Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003 dalam Yayanakhyar 2009 yang berjudul Using a Problem Detection Study PDS to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive Therapy yang menyatakan bahwa penderita hipertensi yang memiliki keluarga yang juga menderita hipertensi memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada yang tidak memiliki keluarga yang menderita hipertensi. Di samping itu, mayoritas pendidikan responden adalah SMA 41,3 yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi lihat tabel 5.1. Temuan ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa sumber informasi baik dari orang atau media akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian terlihat bahwa pernyataan kuesioner yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden ada tiga pernyataan dengan 98,7 yaitu mengkonsumsi makanan kaya serat merupakan salah satu usaha untuk menghindari komplikasi tekanan darah tinggi, stroke dapat mengakibatkan kelumpuhan, dan penderita tekanan darah tinggi dianjurkan mengkonsumsi durian. Sedangkan pernyataan kuesioner yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pernyataan yang menyatakan bahwa penyakit tekanan darah tinggi dapat disembuhkan secara permanen 44.

2.2 Upaya Mencegah Kejadian Stroke

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase upaya mencegah kejadian stroke lihat tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki upaya pencegahan kejadian stroke yang baik n=67, 89,3. Temuan ini disebabkan karena tingkat pengetahuan responden yang mayoritas baik 88. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lalouschek, W. Samal D. 2007 yang berjudul The Relationship between knowledge about hypertension and education in hospitalized patients with stroke in Vienna yang menyatakan bahwa pengetahuan pasien penderita hipertensi tentang risiko peningkatan stroke yang baik dapat meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap risiko pada diri mereka sendiri. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa upaya yang paling banyak dan selalu dilakukan responden adalah menghindari minuman yang beralkohol 92. Hal ini dapat dikaitkan dengan pengetahuan responden yang mayoritas 97,3 menjawab bahwa minum minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan The US Preventive Services Task For Update 2004 dalam Hartanto, Universitas Sumatera Utara Oemar Sri 2009 yang menyatakan bahwa pengetahuan terbaik yang dimiliki penderita hipertensi adalah mengetahui adanya hubungan antara mengkonsumsi alkohol dengan risiko terjadinya stroke. Sedangkan upaya yang kebanyakan tidak pernah dilakukan responden adalah berusaha mencapai berat badan ideal 8. Hal ini diakibatkan karena responden merasa berat badannya sudah ideal sehingga tidak perlu lagi untuk mencapai berat badan ideal.

2.3 Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya