Gejala Hipertensi Penyebab Hipertensi

Normal 140 85 Normal tinggi 140-159 85-89 Hipertensi ringan 159 90-104 Hipertensi sedang 159 105-114 Hipertensi berat 159 115 Tabel 2.4 : WHO membagi hipertensi sebagai berikut. Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg Normal Borderline Hipertensi definitif Hipertensi ringan 140 140-159 160 160-179 90 90-94 95 95-140 Ismudiati, 2003, dalam Rohaendi, 2009.

2.3 Gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Jika menunjukkan gejala, gejala tersebut bukanlah gejala yang spesifik yang mengindikasikan adanya hipertensi. Meskipun jika kebetulan beberapa gejala muncul bersamaan dan diyakini berhubungan dengan hipertensi, gejala-gejala tersebut sering kali tidak terkait dengan hipertensi. Akan tetapi menurut Indriyani 2009, jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek terengah-engah, gelisah, pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat di tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang, Universitas Sumatera Utara otot lemah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur, impotensi, darah di urine, mimisan jarang dilaporkan. Daftar keluhan berikut ini adalah yang paling sering disebutkan oleh penderita kasus hipertensi yang berkepanjangan. Tetapi karena keluhan itu muncul sama seringnya dengan orang pada kelompok usia sama yang tidak mengidap tekanan darah tinggi, gejala itu bisa menjadi gejala penyakit lainnya Wolff, 2006. Tabel 2.5 : Keluhan yang tidak spesifik pada hipertensi. Keluhan Frekuensi kira-kira Kegelisahan 35 Jantung berdebar-debar 32 Pusing 30 Rasa sakit di dada 26 Sakit kepala 23 Depresi, kurang semangat 7

2.4 Penyebab Hipertensi

Menurut Indriyani 2009, hipertensi menurut penyebabnya dapat dibagi 2 yaitu : 1. Hipertensi esensialprimer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik 90. 2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain seperti kelainan pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar tiroid 10. Faktor ini biasanya juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang Universitas Sumatera Utara baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak obesitas, konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok, dan minuman beralkohol. Jika kedua orangtua memiliki riwayat hipertensi maka kemungkinan besar keturunannya juga menderita hipertensi. Fakta ini mendukung dugaan bahwa faktor keturunan mempunyai peran di dalam terjadinya hipertensi, baik secara langsung maupun tidak langsung Indriyani, 2009. Oleh karena itu, hipertensi karena faktor keturunan tidak dapat dihindari lagi. Tindakan yang harus dilakukan adalah mengontrol faktor-faktor risiko lainnya seperti stress, kegemukan obesitas, pola makan, merokok, dan olahraga. Sudah banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan hipertensi.

2.5 Komplikasi Hipertensi