baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak obesitas, konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok, dan minuman beralkohol.
Jika kedua orangtua memiliki riwayat hipertensi maka kemungkinan besar keturunannya juga menderita hipertensi. Fakta ini mendukung dugaan bahwa faktor
keturunan mempunyai peran di dalam terjadinya hipertensi, baik secara langsung maupun tidak langsung Indriyani, 2009. Oleh karena itu, hipertensi karena faktor
keturunan tidak dapat dihindari lagi. Tindakan yang harus dilakukan adalah mengontrol faktor-faktor risiko lainnya seperti stress, kegemukan obesitas, pola makan, merokok,
dan olahraga. Sudah banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan hipertensi.
2.5 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikontrol dengan baik atau biasa disebut dengan komplikasi. Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang
diakibatkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama dan organ-organ yang paling sering rusak antara lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta
ginjal Marliani, 2007. Pada otak, hipertensi akan menimbulkan komplikasi cukup mematikan.
Berdasarkan penelitian, sebagian besar kasus stroke disebabkan hipertensi. Apabila hipertensinya dapat dikendalikan, risikonyapun dapat menurun. Selain stroke,
komplikasi pada organ otak akibat hipertensi ini adalah demensia atau pikun. Ini adalah penyakit kehilangan daya ingat dan kemampuan mental yang lain. Risiko demensia
dapat diturunkan dengan pengobatan hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah halus mata. Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina bagian belakang
mata robek. Darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kebutaan. Kejadian ini dapat dihindari dengan pengendalian hipertensi secara benar.
Komplikasi yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah yaitu ateriosklerosis yaitu pengerasan pada dinding arteri yang terjadi karena terlalu besarnya tekanan,
aterosklerosis yaitu penumpukan lemak pada pembuluh darah, aneurisma yaitu terbentuknya gambaran seperti balon pada dinding pembuluh darah akibat melemah
atau tidak elastisnya pembuluh darah, penyakit pada arteri koronaria misalnya karena plak, hipertropi bilik kiri jantung akibat ototnya yang bekerja terlalu berat ketika
memompakan darah ke aorta, gagal jantung yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak kuat memompa darah ke seluruh tubuh.
Pada ginjal, komplikasi hipertensi timbul karena pembuluh darah dalam ginjal mengalami aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi sehingga aliran darah ke
ginjal akan menurun dan ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya.
2.6 Pengobatan Hipertensi