Pengobatan Hipertensi Hipertensi 1 Definisi Hipertensi

Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah halus mata. Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina bagian belakang mata robek. Darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kebutaan. Kejadian ini dapat dihindari dengan pengendalian hipertensi secara benar. Komplikasi yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah yaitu ateriosklerosis yaitu pengerasan pada dinding arteri yang terjadi karena terlalu besarnya tekanan, aterosklerosis yaitu penumpukan lemak pada pembuluh darah, aneurisma yaitu terbentuknya gambaran seperti balon pada dinding pembuluh darah akibat melemah atau tidak elastisnya pembuluh darah, penyakit pada arteri koronaria misalnya karena plak, hipertropi bilik kiri jantung akibat ototnya yang bekerja terlalu berat ketika memompakan darah ke aorta, gagal jantung yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak kuat memompa darah ke seluruh tubuh. Pada ginjal, komplikasi hipertensi timbul karena pembuluh darah dalam ginjal mengalami aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi sehingga aliran darah ke ginjal akan menurun dan ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya.

2.6 Pengobatan Hipertensi

Jika sudah didiagnosa hipertensi maka hal yang biasanya dilakukan adalah pengobatan. Ada dua pilihan terapi yang bisa dipilih, yakni pengobatan farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis dilakukan dengan menggunakan obat- obatan antihipertensi. Pada kasus-kasus ringan dan sedang, salah satu dari jenis obat saja biasanya sudah dapat mengontrol hipertensi Indriyani, 2009. Jenis-jenis obat antihipertensi adalah : 1. Diuretik Universitas Sumatera Utara Obat jenis ini biasanya merupakan obat yang pertama diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan mengurangi tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan hilangnya kalium melalui urine sehingga kadang-kadang diberikan tambahan kalium atau obat penambah kalium. Contoh obat diuretik antara lain chlorthalidone, furosemide, hydrochlorothiazide, metolazone, indapamide, bumetanide, spironolactone, torsemide, dan eplerenone 2. Beta-blockers Obat yang dipakai dalam upaya untuk mengontrol tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar vasodilatasi pembuluh darah. Contohnya : Propanolol 10mg Inderal, Farmadral, Atenolol 50, 100mg Tenormin, Farnormin, atau Bisoprolol 2,5 5mg Concor. Beta-blockers tidak disarankan bagi penderita asma karena dikhawatirkan dapat memicu serangan asma yang parah. 3. Angiotensin-Converting Enzyme ACE Inhibitor Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Contohnya : Kaptopril 12,5 , 25, 50mg Capoten, Captensin, Tensicap, Enalapril 5 dan 10mg Tenase. 4. Angiotensi II Receptor Blockers ARBs Universitas Sumatera Utara Obat-obat ARBs melindungi pembuluh darah dari efek angiotensin II, sebuah hormon yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Beberapa contoh obat- obatan ARBs adalah Candesartan, Irbesartan, Losartan, olmesartan, Telmisartan, Eposartan, dan Valsartan. 5. Calcium Channel Blockers CCBs Obat-obatan CCBs membantu agar pembuluh darah tidak menyempit dengan menghalangi kalsium memasuki sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga darah menjadi rileks dan tekanan menurun. 6. Alpa Blockers Alpa Blockers membuat otot-otot tertentu menjadi rileks dan membantu pembuluh darah yang kecil tetap terbuka. 7. Clonidine Clonidine adalah obat antihipertensi yang bekerja di pusat kontrol sistem saraf di otak. Clonidine menurunkan tekanan darah dengan memperbesar arteri di seluruh tubuh. 8. Vasodilator Vasodilator adalah pengobatan dengan melebarkan pembuluh darah. Obat ini bekerja langsung pada otot-otot di dinding arteri, membuat otot rileks, dan mencegah dinding menyempit. Universitas Sumatera Utara Pengobatan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup. Faktor gaya hidup merupakan salah satu penyebab hipertensi yang bisa diatur, tidak seperti faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Langkah awal yang biasanya dilakukan adalah dengan menurunkan berat badan penderita hipertensi sampai batas ideal, mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya, mengurangitidak minum minuman beralkohol, berhenti merokok, olahraga aerobik ringan hingga sedang seperti jalan kaki cepat, berenang, joging, dan lain-lain.

2.7 Diet untuk Penderita hipertensi