c.
Mekanisme
, yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga. d.
Adaptasi
, yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
2.2 Perubahan Perilaku
Menurut Skinner 1999, prosedur pembentukan perilaku dalam
operant conditioning
adalah sebagai berikut : a.
Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinfoncer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi pelaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasikan komponen-komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku
yang dibentuk. c.
Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara. d.
Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah lama tersusun itu.
Menurut Green 2004 kesehatan sesorang dipengaruhi faktor perilaku dan faktor non perilaku. Perilaku sendiri dipengaruhi oleh 3 domain utama, yaitu
pengetahuan, sikap, nilai, kepercayaan, factor demografis. Faktor
Enabling
terkait dengan akses terhadap pelayanan dan informasi kesehatan. Faktor Enabling juga
berasal dari komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap suatu objek perilaku
Universitas Sumatera Utara
kesehatan. Faktor
reinforcing
berasal dari kelompok atau individu yang dekat dengan seseorang, termasuk keluarga, teman, guru, dan petugas kesehatan.
Secara lengkap 3 faktor utama yang mempengaruhi perubahan perilaku tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors
Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Contohnya : agar seorang waria mau menggunakan
kondom diperlukan pengetahuan dan kesadaran waria tersebut tentang kondom. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, dan sistem nilai masyarakat juga
dapat mendorong atau menghambat waria untuk menggunakan kondom.
b. Faktor-faktor pemungkin enabling factors
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya tempat pembelian kondom, tempat konsultasi,
tempat berobat, ketersediaan kondomkemudahan mendapatkan kondom dan sebagainya. Untuk perilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasana
pendukung, misalnya penggunaan kondom. Waria yang mau menawarkan kondom tidak hanya karena dia tahu dan sadar manfaat kondom saja, melainkan waria tersebut
dengan mudah harus dapat memperoleh kondom. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor
– faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor-faktor Penguat reinforcing factors
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma, tokoh agama toga, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Di
samping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku menawarkan kondom terhadap pelanggan, serta kemudahan
memperoleh kondom, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan waria menawarkan kondom kepada pelanggan, serta kemudahan
memperoleh kondom, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan Waria menawarkan kondom kepada pelanggannya dan tidak boleh
melayani jika tidak mau memakai kondom. Perilaku seseorang menurut
World Health Organization
WHO 1984 adalah karena adanya alasan pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, persepsi,
sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek. Pengetahuan dapat membuat keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku
sesuai dengan keyakinan tersebut yaitu dapat diperoleh dari pengalaman bemacam- macam sumber misalnya media massa, media cetak, media elektronik, buku petunjuk,
petugas kesehatan, media, poster, brosur, teman dan sebagainya.
2.3 Perilaku Seksual