Idealnya LSM mampu menjadi salah satu sarana untuk memberdayakan waria, karena dari pihak pemerintah belum mampu secara maksimal untuk
menyelesaikan semua masalah yang ada. LSM dapat lebih akrab dan lebih leluasa dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan terutama manfaat kondom, sehingga
waria akan lebih yakin tentang manfaat penggunaan kondom bagi dirinya dan juga bagi pelanggan seksualnya. Kota Medan sebenarnya memiliki bermacam-macam
LSM yang fokus kerjanya pada kelompok rentan tertular HIVAIDS, di mana salah satunya adalah waria. namun dalam pelaksanaan di lapangan LSM belum mampu
maksimal dalam memberikan dampingan dan bimbingan, ini terbukti dengan masih sedikitnya waria yang mampu tercover di LSM-LSM tersebut.
5.2.2 Peranan Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa andil petugas kesehatan tidak memberikan pengaruh dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi waria dalam
menawarkan kondom di Kota Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kenderwis 2008, bahwa petugas kesehatan tidak memberikan
kontribusi dalam membangun kemampuan tawar PSK dalam menawarkan kondom. Meskipun penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian lainnya, namun
secara teori hal ini berbeda dengan pendapat Green 2004, yang menyatakan bahwa petugas kesehatan merupakan salah satu faktor
reinforcing
yang berasal dari kelompok maupun individu dan memberikan kontribusi yang positif terhadap
perilaku seseorang dalam penggunaan pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Kenyataan ini diperkirakan karena waria yang ada di Kota Medan belum mengenal petugas kesehatan secara baik dan dekat, sehingga pesan-pesan yang
disampaikan oleh petugas kesehatan yang berkaitan dengan keterampilan menawarkan kondom tidak dapat diterima dan diadopsi oleh para waria. Selian
kondisi diatas, menurut peneliti bahwa Petugas Kesehatan di Kota Medan lebih cenderung pada posisi reaktif dan bukannya proaktif. Petugas kesehatan lebih banyak
menunggu di tempat kerjanya misalnya Puskesmas, sehingga waria menganggap petugas kesehatan merupakan kelompok yang eksklusif. Hal ini yang menyebabkan
waria enggan berurusan dengan petugas kesehatan.
5.2.3 Peranan Petugas KPA Kecamatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan petugas KPA Kecamatan yang meliputi Camat, Kepala Puskesmas, Tokoh Agama, Dinas Pendidikan dan
sektor lainnya memberikan pengaruh terhadap keterampilan berkomunikasi waria dalam menawarkan kondom. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo
2003 yang menyatakan bahwa untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya memerlukan pengetahuan dan sikap positif, serta dukungan fasilitas
yang memadai saja, melainkan diperlukan perilaku acuan dari para tokoh agama dan masyarakat.
Keadaan ini diduga karena pada umumnya tokoh masyarakat dan tokoh agama menganggap keberadaan waria di Kota Medan tidak lagi sebagai
permasalahan yang perlu dikesampingkan dan waria dikucilkan. Melainkan waria
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari masyarakat yang juga memerlukan perhatian, karena ketika waria yang memiliki profesi sebagai PSK dan mereka sangat rentan terhadap
penularan HIV. Dengan demikian para tokoh masyarakat memberikan dukungan kepada waria agar tetap berpeilaku sehat, walaupun secara agama perbuatan mereka
tidak dibenarkan. Namun perbuatan itu merupakan urusan pribadi-pribadi seseorang dengan sang pencipta-Nya, sehingga tidak perlu untuk dicampuri lebih dalam, yang
terpenting adalah saling menjaga dan mengingatkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN