E. Metode dan Alat Pengumpul Data

III. E. Metode dan Alat Pengumpul Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala Hadi, 2000. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2001. Hadi 2000 menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi berikut: 1.Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2.Hal-hal yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti. Kelebihan penggunaan skala adalah proses kuantifikasi dari atribut psikologis yang diukur hasilnya berupa angka-angka sehingga memberi gambaran yang mudah dimengerti oleh hampir semua orang. Sedangkan keterbatasan dari penggunakan skala adalah prosedur pengkonstruksian skala psikologi cukup rumit dan harus dilakukan dengan penuh perencanaan serta mengikuti langkah-langkah metodologis sehingga sumber error yang mungkin ada dapat ditekan sesedikit mungkin. Permasalahan validitas pengukuran juga sudah harus diperhitungkan dan diusahakan sejak awal sampai langkah konstruksi terakhir Hadi, 2000. Universitas Sumatera Utara III.E.1. Skala Psychological Well-Being Skala psycholocical well-being yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis yang dikemukakan Ryff tahun 1989. Skala ini terdiri dari enam dimensi yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan diri. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan adaptasi terhadap skala tersebut karena meyakini bahwa skala ini akan mampu mengukur psycholocical well-being orang dewasa yang dalam hal ini adalah pekerja sosial. Pengadaptasian skala dengan meminta bantu atau melibatkan orang-orang yang kompeten dibidangnya atau biasanya disebut dengan professional judgement. Skala ini menggunakan skala model Likert yang terdiri dari pernyataan dengan enam pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Agak Setuju AS, Agak Tidak Setuju ATS, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable mendukung dan unfavourable tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-6, bobot penilaian untuk pernyataan SS = 6, S = 5, AS = 4, ATS = 3, TS = 2, dan STS = 1. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian skala nilai-nilai utama pekerjaan sosial yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Cara Penilaian Skala Psychological Well-Being pada Pekerja Sosial Bentuk Pernyataan SKOR STS TS ATS AS S SS Favorable 1 2 3 4 5 6 Unfavorable 6 5 4 3 2 1 Universitas Sumatera Utara Butir-butir aitem skala psychological well-being disusun berdasarkan dimensi psychological well-being dikemukakan oleh Ryff 1989 dengan blue print pada tabel berikut ini : Tabel 2 Blueprint skala Psychological Well-Being saat uji coba No. Dimensi Psychological Well-Being Nomor Aitem Jumlah Persentase Favorable Unfavorable 1. Penerimaan Diri 6, 12, 30, 36, 48, 72, 78, 18, 24, 42, 54, 60, 66, 84 14 16,67 2. Hubungan Positif dengan Orang Lain 1, 19, 25, 37, 49, 67, 79 7, 13, 31, 43, 55, 61, 73 14 16,67 3. Otonomi 8, 14, 26, 38, 50, 68, 80 2, 20, 32, 44, 56, 62, 74 14 16,67 4. Penguasaan Lingkungan 3, 21, 33, 39, 51, 57, 69, 81 9, 15, 27, 45, 63, 75 14 16,67 5. Tujuan Hidup 5, 23, 47, 53, 59, 71, 77 11, 17, 29, 35, 41, 65, 83 14 16,67 6. Pertumbuhan diri 10, 16, 28, 40, 46, 52, 64, 70 4, 22, 34, 58, 76, 82 14 16,67 Total 44 40 84 100 III.F. Uji Coba Alat Ukur Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menetukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini Universitas Sumatera Utara Azwar, 2001. Peneliti akan melakukan uji coba pada skala terhadap sejumlah responden, dengan tujuan memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Hadi 2000 mengemukakan beberapa tujuan dari try out adalah sebagai berikut: 1. Menghindari pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudnya 2. Menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, ataupun kata-kata yang menimbulkan kecurigaan. 3. Memperbaiki pernyataan-pernyataan yang biasa dilewati dihindari atau hanya menimbullkan jawaban-jawaban dangkal. 4. Menambah aitem yang sangat perlu ataupun meniadakan aitem yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian. III.F.1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji daya beda aitem yang tujuan dilakukannya adalah untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan Azwar, 2001. Universitas Sumatera Utara Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity dan validitas tampang face validity. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional melalui inter item consistency dan lewat professional judgement yaitu dosen pembimbing. Selain itu, validitas isi juga diuji dengan melakukan pengujian daya beda aitem dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks diskriminasi aitem Azwar, 2001. III.F.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas alat ukur yang menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 1997. Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skala psikologi hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, Universitas Sumatera Utara 1997. Selain memiliki memiliki keuntungan, ternyata pendekatan ini juga memiliki kelemahan yaitu . Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach. Analisa data diperoleh melalui program SPSS version 12.0 for windows. III.G. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian Penyebaran skala untuk uji coba terhadap alat ukur penelitian yaitu dilaksanakan mulai tanggal 30 Juni 2008 sampai 17 Juli 2008 kepada 55 orang pekerja sosial. Akan tetapi, skala yang berhasil kembali sebanyak 49 skala dengan rincian bahwa sebanyak 40 skala dapat diolah datanya, 9 tidak diisi dengan lengkap sesuai dengan petunjuk. III.G.4.1 Skala Psychological Well-Being Hasil uji coba skala Psychological Well-Being menunjukkan reliabilitas alpha sebesar 0, 925, dengan nilai r xy aitem bergerak dari -,276 sampai 0,756. Menurut Azwar 2004, untuk jumlah sampel 30 orang, maka aitem dianggap memiliki daya pembeda yang memuaskan dengan nilai korelasi minimal 0, 3. Akan tetapi, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih kurang mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25. Pada umumnya, batas kriteria yang digunakan adalah 0,3 tetapi pada satu aitem menggunakan kriteria 0,27 karena berdasarkan hasil inter item correlation, setelah dilakukan penghapusan aitem, ternyata aitem tersebut memiliki nilai lebih besar dari 0,3. Universitas Sumatera Utara Jumlah aitem yang diujicobakan adalah 84 aitem, dan dari 84 aitem tersebut terdapat 55 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi dimana aitem-aitem tersebut memiliki inter item consistency dengan nilai r xy 0, 3. Tabel 5 menunjukkan distribusi aitem setelah uji coba. Tabel 5 Distribusi aitem-aitem Skala Psychological Well-Being pada Pekerja Sosial setelah Uji coba No. Dimensi Psychological Well-Being Nomor Aitem Jumlah Persentase Favorable Unfavorable 1. Penerimaan Diri 12, 30, 36, 48 18, 42, 54, 60, 66 9 16, 4 2. Hubungan Positif dengan Orang Lain 19, 25, 37, 49, 67, 79 13, 31, 43, 55, 61 11 20 3. Otonomi 8, 14, 50, 68 62 5 9 4. Penguasaan Lingkungan 3, 21, 33, 57, 69, 81 15, 63, 75 9 16, 4 5. Tujuan Hidup 23, 47, 53, 59, 71 11, 17, 29, 35, 41, 83 11 20 6. Pertumbuhan diri 16, 28, 40, 46, 52, 64, 70 34, 76, 82 10 18, 2 Total 32 23 55 100 Setelah melakukan pengguguran aitem maka koefisien alpha menjadi 0,950, kemudian peneliti melakukan penomoran aitem yang baru. Pada tabel 6, aitem-aitem merupakan penomoran aitem yang baru yang akan digunakan untuk skala penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 6 Distribusi aitem-aitem Skala Psychological Well-Being pada Pekerja Sosial untuk penelitian No. Dimensi Psychological Well-Being Nomor Aitem Jumlah Persentase Favorable Unfavorable 1. Penerimaan Diri 3, 8, 12, 42 16, 25, 32, 35, 50 9 16, 4 2. Hubungan Positif dengan Orang Lain 9, 17, 21, 27, 43, 46 4, 24, 26, 36, 51 11 20 3. Otonomi 13, 28, 30, 52 54 5 9 4. Penguasaan Lingkungan 5, 18, 19, 29, 44, 47 14, 19, 22 9 16, 4 5. Tujuan Hidup 20, 34, 38, 41, 45 2, 7, 11, 15, 31, 49 11 20 6. Pertumbuhan diri 1, 10, 23, 37, 40, 53, 55 6, 33, 48 10 18, 2 Total 32 23 55 100

III. H. Prosedur Penelitian