B. Pekerja Sosial B.1. Pengertian Pekerja Sosial
II. B. Pekerja Sosial II.B.1. Pengertian Pekerja Sosial
Menurut Adi 2004, konsep pekerja sosial digunakan untuk menggambarkan seseorang yang bergelut di bidang pekerjaan sosial yang berasal
lulusan dari pendidikan pekerjaan sosial ataupun ilmu kesejahteraan sosial dimana mereka memiliki karakteristik yaitu mereka tahu bahwa pekerjaan sosial
yang dilakukannya adalah kegiatan pemberian bantuan helping profession, lebih mengutamakan kegiatan yang non-profit dalam artian lebih mementingkan service
pelayanan daripada mencari keuntungan profit, dan mereka bertindak sebagai perantara agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di
masyarakat Dunham dalam Adi, 1994. Mereka dapat bekerja di lembaga pemerintahan, swasta maupun praktik mandiri.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial, pekerja sosial adalah orang
yang menduduki jabatan fungsional sebagai pekerja sosial. Jabatan fungsional pekerja sosial diperuntukan khusus bagi pegawai negeri sipil PNS
Menurut Skidmore sebagaimana yang dikutip oleh Jusman Iskandar dalam Hermawati, 2001, pekerja sosial adalah orang yang bekerja atau
dikaryakan dalam suatu lembaga pelayanan sosial. Dalam lembaga sosial, pekerja sosial dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian tergantung dimana orang
tersebut dikaryakan, misalnya pada LSM X, pekerja sosial dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu staf lapangan dan staf kantor. Staf lapangan adalah pekerja sosial
yang langsung melakukan pendampingan dengan klien atau pengguna jasa,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan staf kantor adalah pekerja sosial yang yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan lembaga misalnya administrasi Komunikasi Personal,
2008. Hidayat 2004, menyatakan pekerja sosial dapat diartikan secara luas,
yaitu pihak-pihak yang melaksanakan usaha kesejahteraan sosial baik yang berasal dari pemerintahan birokrasi maupun dari kalangan masyarakat atau
LSM. Tugas yang diemban pekerja sosial diterjemahkan ke dalam beberapa fungsi yaitu: a melaksanakan pencegahan terhadap timbul dan berkembangnya masalah
sosial; b melaksanakan rehabilitasi yang meliputi memperbaiki dan memulihkan peran-peran sosial yang terganggu dan c melaksanakan pengembangan
kemampuan individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya dan mendayagunakan potensi dan sumber-sumber.
Memberikan dukungan terhadap profesi dan sektor-sektor lain guna peningkatan kualitas pelayanan sosial Depsos RI dalam Hidayat, 2004 .
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan pekerja sosial adalah semua pihak yang melaksanakan usaha
kesejahteraan sosial atau pekerjaan sosial dimana mereka lebih mengutamakan pelayanan daripada mencari keuntungan atau tanpa mengharapkan imbalan tetapi
didasarkan atas rasa kemanusiaan atau ajaran agama.
II.B.2. Nilai-Nilai Utama dalam Praktek Pekerjaan Sosial
Menurut Morales dan Sheafor 1980, nilai merupakan alat yang esensial untuk memilah-milah pengetahuan dan mengidentifikasi apa yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan sehingga tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus melakukannya. Rokeach dalam Morales Sheafor, 1980 menyatakan nilai
adalah suatu bentuk kepercayaan, yang letaknya pada pusat sistem kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana seseorang harus dan tidak harus berperilaku atau
keadan eksistensi yang berharga atau yang tidak berharga. Nilai berada di dalam hati setiap orang yang digunakan sebagai pandangan bagaimana seharusnya
mereka hidup dan untuk menuntun aksi-aksi mereka. Begitu juga dengan pekerja sosial yang menggunakan nilai-nilai profesi sebagai nilai penuntun value-guided
dalam praktek pekerjaan sosial Morales Sheafor, 1980. Menurut Morales dan Sheafor 1980, ada tiga nilai yang dibutuhkan
pekerja sosial sebagai panduan dalam praktik pekerjaan sosial yaitu nilai sebagai gambaran istimewa manusia, nilai sebagai akibat istimewa bagi manusia dan nilai
sebagai perantara istimewa agar bisa berhadapan dengan orang, namun nilai yang ketigalah yang biasanya digunakan dalam pekerjaan sosial karena bentuknya lebih
konkrit tidak seperti nilai yang pertama dan kedua yang bersifat abstrak. Nilai- nilai ini terdapat dalam kode etik NASW National Association of Social Worker
yaitu: pekerjaan sosial berdasarkan asas kemanusiaan demokratis. Pekerja sosial profesional didedikasikan untuk melayani kesejahteraan umat manusia,
menertibkan penggunaan pengetahuan untuk kesejahteraan manusia well-being dan interaksi mereka, dan mengatur sumber-sumber untuk mempromosikan
kesejahteraan manusia tanpa diskriminasi. Praktek pekerjaan sosial adalah kegiatan kepercayaan umum public trust yang membutuhkan integritas, rasa
kasihan atau haru compassion, kepercayaan pada martabat dan keberhargaan
Universitas Sumatera Utara
manusia, menghormati perbedaan individual, komitmen pada pelayanan dan berdedikasi pada kebenaran.
Pekerjaan ini juga membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman profesional. Selain itu diperlukan
juga adanya pengetahuan, ketrampilan dan pelayanan yang akan diberikan serta menunjukkan pelayanan yang penuh integritas dan kompetensi. Setiap anggota
dari profesi ini memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan pelayanan pekerjaan sosial, secara konstan untuk menguji, menggunakan, dan
meningkatkan pengetahuan tentang praktek dan kebijakan sosial yang mendasarinya serta mengembangkan filosofi dan ketrampilan profesi.
Berdasarkan nilai-nilai praktek pekerjaan sosial Morales Sheafor, 1980 dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai utama pekerja sosial adalah:
a. Pelayanan service
Nurdin 1990 mendefinisikan pelayanan sebagai memberikan jasa kepada orang-orang dan membantu mewujudkan tujuan-tujuan mereka dan bukan
untuk kepentingan atau keuntungan sendiri. Romanyshyn dalam Nurdin, 1990 menyatakan bahwa usaha pelayanan sosial bukan hanya sebagai usaha
memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial individu dan keluarga, melainkan juga sebagai usaha untuk menjamin
berfungsinya kolektivitas seperti kelompok-kelompok sosial, organisasi serta masyarakat.
Tujuan utama pekerja sosial adalah untuk menolong orang-orang dalam memenuhi kebutuhannya dan menyelesaikan masalah sosial dimana pelayanan
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan bukan atas dasar ketertarikan sendiri self-interest. Pekerja sosial menggunakan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan untuk menolong orang lain
dalam memenuhi dan mengatasi masalah-masalah sosial. Pekerja sosial disemangati untuk menggunakan ketrampilan profesional tanpa mengharapkan
imbalan pro bono service. Nilai pelayanan ini mencerminkan nilai kreatif yang terlihat dari kegiatan
yang dilakukan yaitu menolong memenuhi kebutuhan klien, memulihkan, memelihara dan meningkatkan keberfungsian sosial individu, keluarga dan
masyarakat serta menuntut pekerja sosial untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi.
b. Keadilan Sosial Social Justice
Pekerja sosial mengejar perubahan sosial, terutama pada individu atau kelompok yang dihina dan terhimpit. Pekerja sosial mengusahakan perubahan
sosial yang fokus utamanya pada masalah kemiskinan, pengangguran, diskriminasi dan segala bentuk ketidakadilan sosial. Kegiatan-kegiatan ini untuk
meningkatkan sensitifitas dan pengetahuan tentang tekanan, budaya dan perbedaan etnik. Pekerja sosial berusaha untuk memastikan adanya akses pada
informasi, pelayanan dan sumber-sumber yang dibutuhkan; memiliki kesempatan yang sama; dan partisipasi yang bermakna dalam membuat keputusan pada semua
orang. Nilai keadilan sosial merupakan cerminan dari nilai kreatif dimana pekerja
sosial berusaha mengusahakan terjadinya perubahan sosial dan memastikan adanya akses informasi dan pelayanan terhadap semua pengguna jasa atau klien
Universitas Sumatera Utara
c. Martabat dan Keberhargaan manusia Dignity and Worth of the Person
Pekerja sosial menghormati kelekatan antara martabat dan keberhargaan manusia. Pekerja sosial memperlakukan setiap orang dengan penuh perhatian dan
rasa hormat, menyadari perbedaan individu, budaya dan etnik. Pekerja sosial meningkatkan pertanggungjawaban penentuan diri self-determining klien secara
sosial dan berusaha untuk meningkatkan kapasitas dan kesempatan bagi klien untuk berubah dan untuk menyalurkan kebutuhan mereka. Pekerja sosial
menyadari tanggung jawab ganda mereka kepada klien dan masyarakat yang lebih luas. Mereka mengatasi konflik antara minat klien dan minat masyarakat dengan
nilai, prinsip, etika profesi. Nilai ini mencerminkan nilai penghayatan yaitu menyadari tanggung
jawabnya sebagai pekerja sosial. Nilai ini juga mencermikan nilai bersikap yaitu memperlakukan semua orang terutama klien dengan penuh perhatian dan rasa
hormat. Selain itu, nilai ini juga mencerminkan nilai kreatif yaitu meningkatkan kapasitas serta kesempatan bagi klien untuk berubah serta mengatasi konflik yang
terjadi. d.
Pentingnya Hubungan Antara Manusia Importance of Human Relationships
Pekerja sosial mengetahui pentingnya hubungan anatara manusia. Pekerja sosial mengerti bahwa hubungan antara dan pada manusia merupakan
sarana penting untuk melakukan perubahan. Pekerja sosial memperlakukan orang- orang sebagai rekan partner pada proses pertolongan. Pekerja sosial berusaha
untuk menguatkan hubungan diantara orang-orang dengan tujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
mempromosikan, merestorasi, memelihara dan meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok sosial, organisasi dan komunitas-komunitas
Nilai ini mencerminkan nilai penghayatan yaitu mengetahui serta mengerti bahwa hubungan manusia itu penting dan merupakan sarana penting
untuk melakukan perubahan. Nilai ini juga mencerminkan nilai bersikap yaitu memperlakukan orang-orang sebagai rekan dalam proses pertolongan. Selain itu,
nilai ini juga mencerminkan nilai kreatif yaitu berusaha menguatkan hubungan diantara individu, keluarga, kelompok sosial, organisasi dan komunitas.
e. Integritas Integrity
Pekerja sosial berperilaku dengan cara yang dapat dipercayai. Pekerja sosial secara terus menerus menyadari misi, nilai, prinsip, standar etika dan
praktek profesi pada klien. Pekerja sosial berlaku jujur, bertanggung jawab dan meningkatkan etika praktek sesuai organisasi dimana ia berafiliasi.
Nilai ini mencerminkan nilai penghayatan yaitu secara terus menyadari misi, nilai, prinsip, standar etika dan praktik profesi pada klien. Selain itu, nilai ini
juga mencerminkan nilai bersikap yaitu berlaku jujur, bertanggung jawab serta meningkatkan etika sesuai organisasi tempat berafiliasi.
f. Kompetensi Competence
Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Hal inilah yang dituntut dari seorang pekerja
sosial dimana mereka harus melakukan praktek pekerjaan sosial sesuai area
Universitas Sumatera Utara
kompetensinya dan secara terus menerus berjuang untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesionalnya serta pengaplikasian
dalam praktek. Pekerja sosial harus menerima tanggung jawab atau pekerjaan hanya atas dasar kompetensi yang diperlukan atau dibutuhkan.
Kompetensi merupakan cerminan dari nilai kreatif yaitu melakukan pekerjaan sosial sesuai area kompetensinya dan berjuang utnuk mengembangkan
dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengaplikasian dalam praktek. Selain itu, nilai ini juga mencerminkan nilai bersikap yaitu menerima suatu
tanggung jawab pekerjaan yang sesuai kompetensinya.