Gambar 9, Ruang Terbuka di Permukiman Sumber: Survey, 2005
e. Area Pedestrian
Di wilayah permukiman Melayu Jambi kawasan Tanjung Pasir Sekoja, tidak terdapat area pedestrian khusus. Tapi menggunakan sarana jalan yang telah
tersedia. Terutama jalan-jalan yang telah tersedia, dapat dibagi menjadi tiga jenis jalan. Yaitu :
1. Jalan aspal, yaitu jalan utama yang menghubungi kawasan Tanjung Pasir dengan kawasan lainnya, yang ada di sepanjang kecamatan Danau Teluk.
Dari kondisi jalan aspal yang ada saat ini, di kawasan tersebut, berdasarkan observasi masih dalam keadaan baik. Panjang jalan aspal di
kawasan Tanjung Pasir berukuran ± 2.5 km.
Gambar 10, Kondisi Jalan Aspal Sumber : Survey, 2005
2. Jalan Setapak, terletak di antara permukiman untuk menghubungi rumah satu dan lainnya, sebagai jalan pintas. Dari kondisi jalan setapak yang ada
saat ini banyak yang mengalami kerusakan, akibat banjir yang sering terjadi, sampai menenggelami rumah dan jalan yang ada.
Gambar 11, Jalan Setapak Sumber : Survey, 2005
Adanya bantuan dari pemerintah dengan program pemberdayaan masyarakat desa, maka kondisi jalan sudah mulai tertata dengan baik. Yaitu dengan
melakukan pengecoran jalan setapak, sehingga menjadi lebih kuat, dan tertata dengan rapi. Pada waktu musim hujan air tidak menggenangi jalan. Dengan
adanya program tersebut, akan berdampak pada kualitas lingkungan. Sehinga berpengaruh dalam berpenampilan desa menjadi lebih rapi dan tertata, serta
bersih. Tidak terdapat perubahan-perubahan yang mencolok dalam fungsi pedestrian di kawasan Tanjung Pasir Sekoja.
f. Tanda-Tanda
Berdasarkan kajian data diperoleh bahwa simbol yang terdapat pada permukiman Melayu Jambi kawasan Tanjung Pasir Sekoja yang terbentuk
pada : 1. Kawasan pinggir sungai, simbol dan tanda dapat dijumpai berupa dermaga
yang menjorok ke sungai dan areal parkir untuk alat transportasi perairan. 2. Kawasan darat, simbol dan tanda yang terbentuk berupa tanda-tanda lalu
lintas dan papan reklamepapan nama. 3. Kawasan sungai, bisa dilihat berupa barrier yang terbentuk di sungai
Batanghari sebagai penentu kedalaman sungai.
Sebagai bagian dari suatu kawasan permukiman pinggir sungai memang harus terdapat suatu tanda pengenal daerah agar memudahkan orang untuk
berkunjung ke lokasi tersebut. Tidak terdapat perubahan yang mencolok terhadap penambahan tanda-tanda pengenal pada kawasan tersebut.
g. Preservasi