4.2. Gambaran Kondisi Permukiman Kawasan Tanjung Pasir Sekoja
Kondisi pemukiman yang ada saat ini dapat dilihat bahwa pada umumnya bentuk bangunan rumahnya berbentuk rumah panggung, baik
permanen maupun tidak permanen. Letak rumah masyarakat di sana ada yang terletak dekat dengan jalan, ada yang jauh dari jalan, sehingga dibantu
dengan jembatan kayu yang dibuat untuk menuju rumah mereka masing- masing dan juga yang terletak di bagian dalam atau di dalam gang yang
dicapai dengan melewati jalan setapak. Tanjung Pasir saat ini telah berkembang menjadi permukiman
multi-suku. Permukiman multi-suku tersebut umumnya berkembang dan terletak di bagian pusat kota Jambi atau wilayah-wilayah transisi yang telah
dipenuhi oleh bangunan-bangunan perumahan baru. Sebenarnya kelompok suku baru tersebut beberapa diantaranya
telah sejak lama bermukim di Jambi dan semakin mengembangkan kehidupannya sampai sekarang. Demikian pula pada kawasan lain yang
dulunya merupakan konsentrasi permukiman suku Melayu Jambi, kini sebagian telah berganti dengan suku-suku lain yang mempunyai tingkat
ekonomi lebih baik. Kelompok suku Melayu Jambi semakin terdesak ke daerah pinggiran kota sebagai area pengembangan kota maupun bukan
wilayah yang letaknya agar terisolirterpencil. Pola lingkungan permukiman pada umumnya terbentuk secara
linier, karena adanya jalan-jalan lurus, sehingga bangunan rumah umumnya menghadap ke jalan raya atau jalan lingkungan lainnya. Selain jalan utama
lingkungan, juga dilengkapi dengan jalan-jalan lingkungan lain yang lebih kecil dan semuanya berorientasimengarah ke jalan utama. Tipologi
bangunan suku Melayu Jambi, umumnya sudah berubah, walaupun masih memiliki beberapa kesamaan bangunan atau langgam secara keseluruhan.
Ciri-ciri umum yang mudah terlihat antara lain bangunan yang terdiri dari satu lantai, pemakaian bahan sederhana dan mudah diperoleh bahan lokal,
seperti dinding papan dan atap seng namun sudah ada pula yang terbuat dari batu bata atau campuran beton tumbuk. Sebagian besar bangunan
rumah tinggal tidak dilengkapi dengan teras sebagai ruang transisi ruang peralihan, dan bukaan-bukaan yang dibuat umumnya tanpa perencanaan
yang baik dan kurang mempertimbangkan faktor kesehatan. Dari segi mata pencaharian masyarakat suku Melayu Jambi,
kegiatan bertani atau bercocok tanam masih mendominasi. Kebiasaan hidup berkelompok berdasarkan kekerabatan teritorial masih mewarnai
kehidupan organisasi sosial, politik dan kebudayaan. Kegiatan budaya yang masih sering dilakukan dan dianggap tidak bertentangan dengan ajaran
Islam yaitu dalam bentuk upacara kematian dan perkawinan. Sebab dalam kehidupan masyarakat Tanjung Pasir, nafas Islam masih tergolong
dominan. Hal ini ditandai dengan keberadaan masjidmusholla sebagai tempat kegiatan peribadatan, sekaligus pengikat antar unit-unit hunian.
4.3. Karakteristik Permukiman Masyarakat Melayu Jambi Tanjung Pasir Sekoja