Elemen-Elemen Perancangan Kota Elemen Citra Kota

Rapoport menyatakan bahwa lingkungan adalah perpaduan antara unsur-unsur fisik dengan manusia secara berkesinambungan. Dalam hal ini place merupakan keterlibatan budaya manusia dengan lingkungan fisiknya. Place merupakan suatu wadah bagi keterlibatan manusia dengan lingkungan tersebut. Place menjadi bermakna jika wadah spasial tersebut memiliki suatu interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa place itu unik dan khas bagi tiap ruang dan latar kebudayaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Trancik bahwa place merupakan perpaduan antara manusia, budaya, sejarah dan lingkungan sekitarnya.

2.4.5 Elemen-Elemen Perancangan Kota

Menurut Hamid Shirvani 1985 menentukan elemen-elemen perancangan kota dalam kategori sebagai berikut : a. Tata Guna Lahan Land Use, untuk menentukan perencanaan dua dimensional yang kemudian akan menentukan ruang tiga dimensional. Penentuan Land Use dapat menciptakan hubungan antara sirkulasi atau parkir, mengatur kepadatan kegiatanpenggunaan lahan. b. Bentuk dan Masa Bangunan Building Form And Massing, ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan maupun konfigurasi dari masa bangunannya. c. Sirkulasi dan Parkir Circulation And Parking d. Ruang Terbuka Open Space, ruang terbuka bisa menyangkut semua lansekap, elemen keras, taman dan ruang Rekreasi di kawasan kota. Elemen-elemen ruang terbuka juga menyangkut lapangan hijau, ruang hijau kota, pohon-pohonan. e. Area Pedestrian Pedestrian Area, kenyamanan dengan didukung oleh kegiatan pedagangan eceran, yang dapat memperkuat kehidupan ruang kota yang ada. f. Tanda-tanda Signages. g. Kegiatan Pendukung Activity Support, adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. h. Konservasi Conservation.

2.4.6 Elemen Citra Kota

Sebuah citra kota adalah gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya. Menurut Kevin Lynch 1969, citra kota dapat dibagi dalam lima elemen : a. Path jalur. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. b. Edge tepian. Edge berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linier, misal pantai, tembok, batasan antar lintasan kereta api, topografi dan sebagainya. c. District kawasan. Sebuah kawasan district memiliki ciri khas yang mirip bentuk, pola dan wujudnya dan khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri atau memulainya. District memiliki indentitas yang lebih baik, jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas. d. Node simpul. Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah dan aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain. e. Landmark tengeran. Merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk kedalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota, misal gunung, atau bukit. gedung tinggi, menara, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya.

2.5 Permukiman Sebagai Wadah Lingkungan Binaan