Pemilihan Responden Ahli Penyusunan Hierarki Permasalahan

3. Survey lapangan

Tujuan dilakukannya survey lapangan untuk pengecekan kebenaran klasifikasi penggunaan lahan dan mengetahui bentuk-bentuk perubahan fungsi lahan Kota Medan. Pengecekan dilakukan dengan bantuan Global Positioning System GPS. Alat ini dapat menentukan keberadaan lokasi contoh tersebut melalui ketepatan koordinat lokasi yang di-ground check. Hasil pencatatan koordinat dengan GPS ini kemudian dilakukan overlaying dengan peta tutupan lahan di tahun 2011 untuk melihat kesesuaian hasil pengecekan lapangan dengan hasil change detection. Kemudian ditentukan nilai akurasi hasil groundcheck di lapangan, Menurut Short 1982 dan Estes dalam Danoedoro 1996, nilai akurasi yang mempunyai tingkat ketelitian ≥ 80 sudah dianggap benar. Rumus untuk menentukan nilai akurasi adalah : Jumlah titik yang benar di lapangan x 100 Jumlah seluruh titik yang di ambil

4. Analisis faktor penyebab perubahan lahan

Data yang dibutuhkan untuk tujuan kedua dari penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner AHP kepada para responden ahli sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan cara mencari informasi melalui buku, penelitian ilmiah dan jurnal ilmiah.

a. Pemilihan Responden Ahli

Responden ahli dipilih secara purposive sampling, karena menurut Soekartawi 1995 dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang Universitas Sumatera Utara erat dengan ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya. Adapun responden yang dipilih meliputi: 1. BAPPEDA 1 orang 2. Dinas Kehutanan 1 orang 3. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan 1 orang 4. Camat 3 kecamatan 5. Akademisi 2 orang 6. Tokoh Masyarakat 2 orang

b. Penyusunan Hierarki Permasalahan

Hierarki permasalahan yang disusun harus mencerminkan hubungan antara tujuan goal, kriteria, dan alternatif. Penyusunan hierarki permasalahan dapat dilihat seperti Gambar 3. Gambar 3. Struktur Hierarki Faktor Dominan Penyebab Perubahan Lahan Sasaran Kriteria Alternatif Faktor Dominan Penyebab Perubahan Lahan di Kota Medan Sosial Ekologi Ekonomi Pembebasan Lahan untuk RTH Penataan Ruang Penetapan Tata Bat as Penegakan Kebijakan Jumlah APBD Aktivitas Masyarakat Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara terhadap para responden diambillah kesimpulan sebagai penyusun hierarki permasalahan dengan goal ataau sasaran dari faktor dominan penyebab perubahan lahan di kota Medan, dengan criteria sebagai berikut : 1. Sosial Para responden mengganggap bahwa sosial berpengaruh terhadap perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kota Medan. Melihat Kota Medan merupakan ibukota dari provinsi, maka daya tarik masyarakat untuk menetap ataupun untuk meningkatkan kesejahteraan juga akan tinggi sehingga kebutuhan akan lahan akan semakin meningkat didukung dengan tingginya akktivitas yang terjadi di wilayah perkotaan tersebut. Dengan adanya perkembangan penduduk maka perubahan lahan juga akan meningkat. 2. Ekologi Ekologi menjadi salah satu bidang yang berpengaruh terhadap sasaran yang dituju karena para responden menganggap bahwa dengan adanya aktivitas masyarakat yang tinggi akibat pertumbuhan penduduk yang pesat maka akan terjadi peningkatan kebutuhan akan lahan. Keadaan tersebut mengakibatkan perubahaan terhadap lahan yang sering kali tidak mengikuti kaidah konservasi alam. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap keadaan lingkungan suatu wilayah perkotaan. 3. Ekonomi Ekonomi menjadi salah satu kriteria yang disimpulkan oleh para responden dikarenakan aktivitas perkotaan yang tinggi yang membutuhkan Universitas Sumatera Utara pembangunan infrastuktur dengan menggunakan lahan yang ada tentu saja butuh biaya. Begitu juga ketika kemajuan dari segi ekonomi dari suatu perkotaan tinggi akan lebih banyak keinginan untuk membutuhkan pembangunan infrastruktur yang akan membutuhkan lahan dimana akan terjadi pengalihfungsikan suatu lahan ataupun tidak. Apalagi melihat terjadinya urbanisasi dikarenakan wilayah perkotaan yang merupakan pusat konsentrasi penduduk akan mengakibatkan terjadinya perubahan pola tutupan lahan , dimana pengembangan yang telah dilakukan terhadap tutupan lahan itu akan membentuk harga lahan suatu tanah. Jadi seringkali perubahan tutupan lahan yang terjadi dilakukan untuk investasi atau kegiatan ekonomi lainnya melihat daerah perkotaan yang identik dengan daerah untuk jasa perdagangan. Sedangkan alternative yang disimpulkan dari hasil wawancara para responden adalah 1. Penataan Ruang Penataan ruang suatu kawasan ditetapkan oleh undang- undang dan itu adalah hal yang wajib diikuti oleh setiap wilayah perkotaan. Oleh karena itu, perubahan terhadap tutupan lahan terutama wilayah yang menjadi wilayah perkotaan diatur ataupun ditata oleh undang- undang sesuai dengan yang diperuntukkan, seperti UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Ruang kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan diharapkan dapat terwujud melalui penataan ruang tetapi faktanya hingga saat ini kondisi yang tercipta masih belum sesuai dengan harapan. Universitas Sumatera Utara 2. Penetapan Tata Batas Penetapan Tata Batas lebih kepada peraturan atau kebijakan daerah dalam menentukan batas- batas di kawasan pemerintahannya. Perubahan tutupan lahan bisa saja terjadi apabila lahan tersebut menurut tata batas yang sudah ditetapkan tidak sesuai dengan yang diperuntukkan. 3. Penegakan Kebijakan Kebijakan daerah yang ditetapkan tentu saja sangat berpengaruh terhadap perubahan tutupan lahan. Apabila kebijakan daerah tidak ditegakkan tentu akan banyak terjadi pembangunan liar yang otomatis akan mengubah tutupan lahan. 4. Pembebasan Lahan untuk RTH Kebutuhan kota akan ruang terbuka hijau sesuai dengan peraturan daerah maupun undang- undang tentu akan mengubah suatu lahan menjadi ruang terbuka hijau. Apalagi dengan maraknya kegiatan- kegiatan penghijauan akibat global warming akan menimbulkan terjadinya perubahan tutupan suatu lahan. 5. Jumlah APBD ABPD merupakan anggaran atau biaya pembangunan suatu daerah. Apabila jumlah APBD besar tentu akan mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Oleh karena itu, pemerintah juga akan menggunakan APBD untuk memanfaatkan lahan sebagai pendukung kegiatan perekonomian masyarakat dengan melakukan pembangunan infrastruktur. Universitas Sumatera Utara Defenisi 1 Kedua elemen yang dibandingkan sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibandingkan elemen yang lain 5 Elemen yang satu sangat penting dibandingkan elemen lainnya 7 Satu elemen lebih jelas lebih penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai- nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angkan bila dibandingkan dengan aktivitas j maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Intensitas Pentingnya 6. Aktivitas Masyarakat Aktivitas masyarakat yang tinggi akibat besarnya jumlah penduduk terutama di wilayah perkotaan akan mempengaruhi penggunaan lahan suatu daerah dimana akan diperlukan ruang yang cukup luas.

c. Pembuatan Kuisioner