Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2000- 2011

4. Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2000- 2011

Berdasarkan data perubahan tutupan lahan, selama periode tahun 2000 sampai 2011 terjadinya banyak perubahan terhadap beberapa tutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 18 dan Tabel 6. Gambar 18. Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2000- 2011 Perubahan tutupan lahan selama periode 2000 hingga 2011 merupakan perubahan hasil akumulasi dari perubahan tutupan lahan periode 2000 hingga 2006 dan 2006 hingga 2011. Perubahan selama selang waktu 11sebelas tahun yang terjadi di kota Medan berdasarkan data dapat dilihat pada Gambar 11 banyak terjadi di daerah pesisir yaitu Kecamatan Marelan, Belawan dan Labuhan Batu. Perubahan tutupan lahan yang terbesar terjadi pada tutupan lahan pertanian lahan kering campur semak yang berubah menjadi pertanian lahan kering salah satunya Universitas Sumatera Utara adalah dalam bentuk kebun campuran. Perubahan tutupan lahan tersebut mengalami perubahan luasan yaitu sebesar 552, 91 Ha. Perubahan yang terjadi pada periode tahun 2000 hingga 2011 tidak jauh beda dengan perubahan yang terjadi pada periode tahun 2006 hingga 2011 dikarenakan pada tahun 2000 hanya hutan mangrove sekunder yang berubah menjadi tambak sedangkan tutupan lahan lainnya tidak mengalami perubahan hingga tahun 2006. Tutupan lahan yang tidak pernah mengalami perubahan mulai dari tahun 2000 hingga 2011 adalah tutupan lahan bandara pelabuhan dan tubuh air. Tutupan lahan yang paling mendominasi dari tahun 2000 hingga 2011 adalah tutupan lahan pemukiman. a b Gambar 15. Hutan mangrove menjadi tambak a, semak belukar menjadi tambak b Perubahan hutan mangrove sekunder dan semak belukar menjadi tambak berdasarkan hasil pengamatan dapat terjadi dikarenakan kawasan terjadinya perubahan tersebut merupakan daerah pesisir. Menurut Rabiatun 2012 dalam penelitiannya mengenai Analisis Kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman di Kawasan Pesisir Kota Medan menyimpulkan bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik karena merupakan tempat percampuran antara daratan dan lautan, hal ini berpengaruh terhadap kondisi fisik dimana pada umumnya daerah yang berada di sekitar laut memiliki kontur yang relatif datar. Adanya kondisi Universitas Sumatera Utara seperti ini sangat mendukung bagi wilayah pesisir dijadikan daerah yang potensial dalam pengembangan wilayah keseluruhan. Gambar 16. Sawah menjadi pemukiman Tutupan lahan yang mendominasi mulai dari periode 2000- 2011 adalah pemukiman yang sebagian besar merupakan perubahan tutupan lahan sawah menjadi pemukiman. Melalui pengamatan yang dilakukan hal ini dapat disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga kebutuhan akan lahan baik sebagai tempat tinggal maupun untuk meningkatkan kesejahteraan akan menyebabkan terjadi perubahan tersebut atau dapat juga dikarenakan wilayah atau lahan persawahan dekat dengan kawasan perkotaan baik industri maupun pelayanan jasa sehingga memicu masyarakat atau pihak lain untuk melakukan perubahan dari pertanian menjadi non pertanian. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Alamsyah 2011 mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Atas Konversi Lahan Pertanian Menjadi Permukiman Di Kota Medan menyatakan bahwa penurunan luas lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian menjadi permukiman di Kota Medan dapat dilihat dari berbagai tolak ukur seperti, penurunan luas areal pertanian, berkurangnya luasan panen padi sawah, dan Universitas Sumatera Utara berkurangnya jumlah produksi padi. Disamping itu penurunan luas lahan pertanian ini, dapat diindikasikan terhadap peningkatan jumlah bangunan yang dibangun di Kota Medan. Selain itu Alamsyah 2011 juga menyatakan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahan adalah produktivitas dan proporsi pendapatan dari pertaniannya. a b Gambar 17. Semak Belukar menjadi Perkebunan a; Pertanian lahan kering campur semak menjadi pertanian lahan kering Perubahan tutupan lahan selama periode 2000 hingga 2011 untuk perubahan semak belukar menjadi perkebunan, dan pertanian lahan kering campur semak menjadi pertanian lahan kering terjadi dikarenakan adanya pemikiran masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang tidak produktif menjadi produktif. Selain itu, perubahan tutupan lahan tersebut banyak terjadi di kawasan pesisir juga akibat potensi dan keadaan fisik dari kawasan pesisir tersebut seperti yang dinyatakan oleh Purwoko 2009 bahwa Sektor pertanian mempunyai potensi yang strategis bagi pembangunan di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara, karena tanahnya subur dan cocok untuk komoditas tanaman pangan, hortikultur dan tanaman perkebunan. Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Perubahan bentuk dan luas tutupan lahan di Kota Medan periode tahun 2000- 2011 Perkebunan 2.146,96 2146,96 7,24 Pemukiman 17.904,61 17904,61 60,42 Tubuh Air 514,64 514,64 1,74 Hutan Mangrove Sekunder 1.007,31 121,03 1128,34 3,81 Semak belukar Rawa 0,75 2.223,23 5,62 2229,59 7,52 Pertanian Lahan Kering 1.613,63 1613,63 5,45 Pertanian Lahan Kering campur semak 552,99 552,99 1,87 Sawah 439,48 354,55 794,04 2,68 Tambak 2.446,70 2446,70 8,26 Bandara Pelabuhan 302,94 302,94 1,02 Total Area tahun 2011 2147,70 18344,09 514,64 1007,31 2223,23 2166,62 354,55 2573,35 302,94 29.634,43 Proporsi 7,25 61,90 1,74 3,40 7,50 7,31 0,00 1,20 8,68 1,02 100,00 Perubahan dari 2000- 2011 ha 0,74 439,48 0,00 -121,03 -6,37 552,99 -552,99 -439,48 126,65 0,00 Perubahan dari 2000- 2011 0,03 2,45 0,00 -10,73 -0,29 34,27 -100,00 -55,35 5,18 0,00 Tutupan Lahan Tahun 2000 Tutupan Lahan Tahun 2011 Proporsi Total Area Tahun 2000 Perkebunan Pemukiman Tubuh Air Hutan Mangrove Sekunder Semak Belukar Rawa Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Campur Semak Sawah Tambak Bandara Pelabuhan Ket: tanda + mengindikasikan adanya penambahan jumlah dan tanda - mengindikasikan adanya pengurangan jumlah Universitas Sumatera Utara Gambar 19. Peta Perubahan Tutupan Lahan Kota Medan Tahun 2000- 2011 Universitas Sumatera Utara

B. Faktor Dominan Penyebab Perubahan Tutupan Lahan di Kota Medan