Pembuatan Kuisioner Penentuan vektor prioritas

Defenisi 1 Kedua elemen yang dibandingkan sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibandingkan elemen yang lain 5 Elemen yang satu sangat penting dibandingkan elemen lainnya 7 Satu elemen lebih jelas lebih penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai- nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angkan bila dibandingkan dengan aktivitas j maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Intensitas Pentingnya 6. Aktivitas Masyarakat Aktivitas masyarakat yang tinggi akibat besarnya jumlah penduduk terutama di wilayah perkotaan akan mempengaruhi penggunaan lahan suatu daerah dimana akan diperlukan ruang yang cukup luas.

c. Pembuatan Kuisioner

Dilakukan pembandingan berpasangan antar kriteria untuk kuisioner. Pembandingan antar kriteria dilakukan dengan cara : a. Menentukan kriteria mana yang lebih penting dan seberapa kali lebih penting dibanding kriteria lainnya. Intensitas pembandingan ditunjukkan oleh skala nilai dari 1 sampai 9 atau kebalikan seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Skala AHP sumber : Saaty dan Vargas 2001 dalam Rahmawaty 2011 b. Menyusunnya dalam bentuk matriks pembandingan berpasangan c. Pembandingan dilakukan dari baris terhadap kolom

d. Penentuan vektor prioritas

Metode analisa AHP dan data yang diperoleh melalui kuesioner responden diproses dengan menggunakan program komputer Expert Choice 2000. Program Universitas Sumatera Utara Expert Choice 2000 dirancang untuk proses pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif strategi. Berikut ini proses penggunaan Expert Choice 2000: 1. Buka file baru dengan memilih menu file kemudian new. 2. Membuat File Name untuk menyimpan data yang dianalisis. 3. Isikan goal atau hasil yang anda inginkan yang menunjukkan inputan Evaluation and Choice model, kemudian klik OK. 4. Untuk memasukkan kriteria yang akan dicari bobotnya, maka pilih Edit, kemudian pilih Insert Child Of Current Node, kemudian akan muncul tampilan node. 5. Berikutnya masukkan kriteria-kriteria yang akan dinilai bobotnya dan akhiri dengan esc. 6. Masukkan alternatif-alternatif dengan cara klik + A dan klik OK. 7. Untuk melakukan pembobotan arahkan kursor ke goal tujuan, klik Assessment dan kemudian klik Pairwise Numerical Comparasion lambang 3:1 beri bobot kepentingan dengan membandingkan tiap elemen yang ada di kriteria. 8. Hal yang sama dilakukan dalam pembobotan kepentingan alternatif- alternatif yang ada. Arahakan kursor ke tiap elemen criteria yang ada. Pada tiap elemen lakukan pembobotan alternatif dengan cara klik Assessment dan kemudian klik Pairwise Numerical Comparasion lambang 3:1 9. Hasil dari pembobotan harus dengan inconsistency dibawah 0.1. karena ini berarti penilaian yang dilakukan konsisten. Jika Universitas Sumatera Utara inconsistency lebih dari 0.1,maka harus dilakukan penyebaran kuisioner ulang. 10. Setelah hasil dimasukkan dan inconsistency dibawah 0.1 maka klik tanda 11. Untuk mengetahui tampilan lain dari hasil pembobotan maka klik tanda 12. Dari hasil diatas maka akan dapat diketahui bobot akhir dari masing- masing kriteria atau sasaran, sementara itu untuk mengetahui bobot akhir prioritas dari alternatif, maka klik menu Synthesize lalu pilih With Respect to Goal. Maka akan ditampilkan hasilnya sekaligus dengan nilai Overall Inconsistency-nya. Analisis data menggunakan metode AHP dengan batas tingkat inkonsistensi dalam penelitian adalah 10 persen. Selanjutnya, hasil pembobotan per individu apabila konsisten, digabungkan dengan rumus rataan geometrik yang kemudian hasilnya disatukan dalam satu tabel. RG = n √X1 . X2 ….. Xn Keterangan : RG = Rataan geomterik N = Jumlah responden X1, X2 … Xn = Penilaian responden ke-1, ke-2 sampai dengan ke-n. Hasil rataan geometrik tersebut kemudian dicari prioritasnya lewat mekanisme perhitungan nilai setiap elemen pada tabel rataan geometrik dibagi dengan jumlah total rataan geometrik di setiap kolomnya. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN