Pengumpulan Data
E. Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data merupakan langkah bagi peneliti yang harus digunakan dalam mengadakan suatu penelitian agar memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Teknik pengumpulan Teknik Pengumpulan data merupakan langkah bagi peneliti yang harus digunakan dalam mengadakan suatu penelitian agar memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Teknik pengumpulan
1. Wawancara
Definisi wawancara menurut Swewart dan Cash dalam (Herdiansyah,
didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan
Tujuan wawancara secara lengkap dikemukakan oleh Nasution yaitu
pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur atau sering disebut wawancara mendalam. Pengertian wawancara tidak terstruktur
tidak terstruktur, yaitu wawancara yang lebih bebas, lebih mendalam, dan menjadikan pedoman wawancara sebagai pedoman umum dan garis-garis
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pertanyaan yang open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi yang lebih mendalam lagi.
Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan peneliti cenderung bersifat luwes. Susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan hampir selalu berubah disesuaikan dengan kondisi, karakter, serta kedudukan informan. Cara peneliti bertanya kepada guru mata pelajaran cetak saring cenderung lebih sopan sedangkan saat bertanya kepada para siswa cenderung lebih santai Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan peneliti cenderung bersifat luwes. Susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan hampir selalu berubah disesuaikan dengan kondisi, karakter, serta kedudukan informan. Cara peneliti bertanya kepada guru mata pelajaran cetak saring cenderung lebih sopan sedangkan saat bertanya kepada para siswa cenderung lebih santai
a. Guru mata pelajaran produktif cetak saring di kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta.
1) Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn. yang diwawancarai pada tanggal
19 Mei 2012.
2) Bapak Drs. Budi Susanto yang diwawancarai pada tanggal 19 Mei 2012.
b. Siswa kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta yang dipilih berdasarkan perbandingan nilai raport yang selama ini mereka peroleh, yaitu yang hasil raportnya kurang baik, cukup baik dan baik. Masing-masing dipilih 2 siswa, jadi dari 32 siswa, yang telah diwawancarai berjumlah 6 siswa yaitu:
1) Wika, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.
2) Ayu Heni Puspitasari, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.
3) Jatmini, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.
4) Tutik Kurnia Sari, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.
5) Indri Mayarita, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.
6) Eko Siti Wahyuni, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.
2. Observasi
Definisi dari observasi dikemukakan oleh Cartwright dan Cartwright dalam (Herdiansyah, 2010: 131) yaitu uatu proses melihat, mengamati,dan perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
Tujuan mengenai teknik observasi dikemukakan oleh Sutopo bahwa
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar (2002: 64). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Patton dalam (Afifuddin dan Saebani
adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat
Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung karena peneliti mendatangi lokasi penelitian secara langsung, yaitu di bengkel tekstil SMK Negeri 9 Surakarta dan mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran cetak saring. Peneliti juga telah berperan pasif agar kehadiran peneliti tidak mengganggu proses pembelajaran cetak saring yang tengah berlangsung. Kegiatan peneliti hanya mengamati dan mencatat proses pembelajaran cetak saring.
3. Dokumentasi
Definisi mengenai dokumentasi dikemukakan oleh Herdiansyah (2010: 143) bahwa: Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.
Pandangan mengenai teknik dokumentasi juga dikemukakan oleh
sumber manusia atau human resources, melalui observasi atau wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, di antaranya dokumen, foto dan bahan statistik (1996: 85). Keuntungan dari data non human resources ini adalah sumber data ini kebanyakan sudah tersedia di lapangan dan siap pakai.
Bila data yang terdapat dalam berbagai dokumen ini melimpah, seorang peneliti dapat membangun suatu grounded theory. Berdasarkan apa yang diungkapkan subjek lewat narasinya, dan dikonfrontasikan dengan data dari sumber- yang pada tahap akhirnya dapat dikonfirmasikan oleh subjek penelitian, atau anggota kelompoknya seandainya yang bersangkutan tidak bisa dihubungi lagi atau sudah meninggal dunia. (Mulyana, 2006: 198).
ini untuk mendapatkan data berupa: foto pembelajaran cetak saring dan dokumentasi hasil karya siswa, Kurikulum Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta, Silabus mata pelajaran produktif cetak saring, RPP mata pelajaran cetak saring, dan Raport hasil belajar siswa Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta.