Metode Pembelajaran Cetak Saring
3. Metode Pembelajaran Cetak Saring
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang ditempuh oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran cetak saring yang tercantum dalam RPP adalah: metode ceramah, tanya jawab dan diskusi, instruksi (pemberian tugas), dan demonstrasi. Kenyataan di lapangan, selain menggunakan metode-metode tersebut ternyata guru mata pelajaran cetak saring juga menggunakan metode mengajar beregu (team teaching), hal ini jelas sekali terlihat karena mata pelajaran cetak saring diampu oleh tiga guru. Metode-metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran cetak saring dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Metode Ceramah
Tujuan metode ceramah yang tertulis dalam RPP yang dibuat oleh guru adalah:
etode ceramah digunakan supaya selama Kegiatan Belajar Mengajar, peserta didik dapat memperoleh informasi baru dari guru yang lebih mendetail daripada informasi yang diperoleh peserta didik saat membaca buku pelajaran.
Gambar 4.53. Guru Menggunakan Metode Ceramah
(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)
Metode ceramah digunakan oleh guru saat menyampaikan materi teori pengantar praktik. Metode ini disampaikan secara lisan oleh guru kepada peserta didik. Saat guru berbicara, peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan mencatat hal-hal penting yang mereka tangkap dari penuturan guru.
Pelaksanaan pembelajaran cetak saring saat menggunakan metode ceramah, peserta didik tampak tenang. Peserta didik yang duduk di depan memperhatikan penjelasan guru sambil mencatat. Peserta didik yang duduk di belakang ada yang mencatat penjelasan guru, namun ada pula yang hanya diam dan ada yang meletakkan kepalanya di atas meja, bahkan ada yang berbisik-bisik dengan teman disebelahnya.
Guru dalam menerapkan metode ceramah ini, sering kali diselingi dengan lelucon yang membuat peserta didik tertawa. Hal ini dilakukan agar suasana pembelajaran tidak menjadi tegang. Guru juga sering bertanya kepada peserta didik saat menggunakan metode ceramah.
peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan.
b. Metode Tanya Jawab dan Diskusi
Tujuan dari metode tanya jawab dan diskusi yang tertulis dalam Metode tanya jawab dan diskusi digunakan agar terjadi interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga peserta didik juga ikut aktif selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung .
Gambar 4.54. Peserta Didik Melakukan Diskusi Kelompok
(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)
Metode tanya jawab digunakan untuk menanyakan kepada peserta didik terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru menggunakan metode ini untuk mengetahui tingkat pemikiran peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Guru dalam menggunakan metode tanya jawab digabungkan dengan metode ceramah. Pada awal pertemuan, sebelum guru memulai materi pembelajaran, guru selalu menanyakan kepada peserta didik terkait materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
tanya jawab yang digunakan oleh guru: ba-
tiba saja langsung bertanya kepada kami, saat ditanya ada beberapa yang mengangkat tangan dan bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat namun saat ditunjuk oleh beliau, ada juga yang hanya diam saja. Kalau saya rasanya agak grogi, bukan karena saya tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, tapi mungkin karena saya ini pemalu (12 Mei 2012).
kami, saya pasti langsung mengacungkan tangan walaupun kadang-kadang jawaban saya kurang tepat. Namun jika jawaban saya kurang tepat pasti nanti ada teman yang melangkapi jawaban saya tersebut (12 Mei 2012).
Berbagai penuturan peserta didik diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode tanya jawab merupakan metode yang baik digunakan untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap materi pembelajaran namun dalam penerapannya, ada beberapa peserta didik yang tidak ikut aktif menjawab pertanyaan dari guru. Metode tanya jawab hanya didominasi oleh peserta didik yang pintar dan yang berani saja.
Metode diskusi digunakan oleh guru setelah materi teori selesai diajarkan. Metode diskusi ini digunakan oleh guru untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh siswa saat pembelajaran cetak saring. Metode diskusi digunakan pada saat menentukan desain yang akan diafdruk dalam satu kelompok. Peserta didik dalam satu kelompok berdiskusi untuk menentukan desain tersebut. Hasil dari diskusi tersebut dapat di konsultasikan kepada guru sehingga desain yang akan diafdruk benar-benar desain yang layak untuk dicetak nantinya.
c. Metode Instruksi (Pemberian Tugas)
Tujuan dari metode instruksi (pemberian tugas) yang tertulis dalam RPP yang dibuat oleh guru adalah: Metode instuksi digunakan agar: 1) Peserta didik merasa lebih
bebas dalam mengerjakan tugas, karena jika peserta didik belum selesai mengerjakan tugas yang diberikan di sekolah, mereka dapat bebas dalam mengerjakan tugas, karena jika peserta didik belum selesai mengerjakan tugas yang diberikan di sekolah, mereka dapat
Gambar 4.55. Guru Membimbing Peserta Didik Ketika Memberikan Tugas Mendesain (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)
Metode instruksi (pemberian tugas) diberikan kepada peserta didik saat materi teori maupun praktek berlangsung. Saat meteri teori, tugas yang diberikan berupa soal-soal latihan, antara lain: pertanyaan mengenai pengertian cetak saring, sejarah cetak saring, alat dan bahan yang digunakan dalan proses afdruk, dan lain sebagainya. Saat materi praktek, tugas yang diberikan antara lain: membuat desain cetak saring untuk t- shirt , syal, dan sarung tangan. Saat memberikan tugas praktek, guru selalu mengawasi dan membimbing peserta didik ketika mengerjakan tugas tersebut.
Tujuan dari metode demonstrasi yang tertulis dalam RPP yang di buat oleh guru adalah: Metode demonstrasi digunakan agar: 1) Peserta didik
mendapatkan gambaran realitas tentang perwujudan bentuk yang diajarkan guru. 2) Peserta didik merasa puas karena dapat menyaksikan prosedur pembuatan secara langsung. 3) Peserta didik merasa tertolong kemudian akan timbul dorongan untuk mencoba.
Gambar 4.56. Bapak Rivi Rumianto, S.Pd. Mendemonstrasikan Proses Afdruk (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)
Metode demonstrasi digunakan oleh guru untuk memperagakan suatu proses kepada peserta didik. Proses tersebut yaitu: proses membuat klise diapositif, proses afdruk, proses pencetakan, proses fiksasi warna, dan proses pengemasan.
Gambar 4.57. Guru Mendemonstrasikan Cara Mencuci Screen
yang Telah Selesai Diafdruk (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)
Metode demonstrasi sangat bermanfaat bagi guru maupun peserta didik. Manfaat metode ini bagi guru yaitu dapat memperagakan suatu proses kepada peserta didik seperti kejadian yang sebenarnya karena menggunakan alat dan bahan yang sebenarnya. Manfaat metode ini bagi peserta didik yaitu peserta didik dapat mengamati secara langsung suatu proses yang diterangkan oleh guru tanpa harus membayangkan atau berimajinasi.
e. Metode Mengajar Beregu (Team Teaching)
Metode mengajar beregu tidak tertulis dalam RPP yang dibuat oleh guru namun kenyataannya metode ini digunakan dalam pelaksanaan Metode mengajar beregu tidak tertulis dalam RPP yang dibuat oleh guru namun kenyataannya metode ini digunakan dalam pelaksanaan
Metode mengajar beregu yang digunakan oleh guru mata pelajaran cetak saring ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah tugas dari guru saat mengawasi atau membimbing peserta didik praktikum menjadi lebih ringan karena satu kelas diawasi atau dibimbing oleh tiga guru dan antara satu guru dengan guru lainnya bisa saling melengkapi saat memberikan materi pembelajaran. Peserta didik tidak merasa bosan dengan pelajaran cetak saring karena diajar oleh tiga guru yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Kelemahan dari metode ini sangat dirasakan oleh peserta didik. Terjadinya perbedaan pandangan antara guru satu dengan guru lainnya dapat mengakibatkan peserta didik menjadi sulit menentukan pandangan mana yang perlu mereka ikuti. Berkaitan dengan kelemahan metode ini, salah seorang peserta didik menuturkan bahwa:
beliau menyuruh saya untuk menambahkan ini dan itu, terus saya mengikuti penuturan beliau. Secara tidak sengaja Pak Joko datang dan melihat desain saya, beliau bilang kalau desain saya terlalu rumit, beliau menyuruh untuk menggambar desain yang sederhana saja dan nanti di desain itu diberikan tipografi agar audience mengetahui maksud dari desain yang saya buat tersebut. Saya menjadi bingung mana yang harus saya ikuti. Terus saya lanjutkan saja membuat desain sesuai masukan Pak Pur tadi. Setelah selesai saya mambuat desain lagi sesuai masukan dari Pak Joko (12 Mei 2012).