Sistem Pelatihan Uraian Teoritis .1. Pengertian Kinerja

c. Memperkuat komitmen karyawan Organisasi yang gagal menyediakan pelatihan akan kehilangan karyawan yangberorientasi pencapaian yang merasa frustasi karena merasa tidak ada kesempatan untuk promosi dan akhirnya memilih keluar untuk mencari perusahaan lain yang menyediakan pelatihan bagi kemajuan karier mereka. 3. Bagi Konsumen a. Konsumen akan mendapatkan produk dan jasa yang lebih baik dalam hal kualitas dan kuantitas. b. Meningkatkan pelayanan karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan perusahaan yang bersangkutan.

2.1.10. Sistem Pelatihan

Menurut Mathis dan Jackson 2002 : 20 tahap-tahap dalam pelatihan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Penilaian Pelatihan dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Menentukan kebutuhan pelatihan dalam organisasi memerlukan tahap diagnosik dalam menyusun tujuan-tujuan pelatihan. Untuk dapat mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan, maka ada tiga hal yang harus dipertimbangkan yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Analisa Organisasi Merupakan cara pertama untuk mendiagnosis kebutuhan pelatihan. Sumber informasi yang spesifik dan pengukuran operasional untuk kebutuhan pelatihan organisasi yaitu berupa keluhan, catatan kecelakaan kerja, observasi, wawancara perpisahan, pengaduan dari konsumen, data quality control dan lainnya b. Analisa Tugas Untuk melakukan analisis ini, penting untuk mengetahui persyaratan pekerjaan dalam organisasi. Deskripsi pekerjaan serta spesifikasi pekerjaan menyediakan informasi bagi kinerja yang diharapkan dan keterampilan yang dibutuhkan bagi karyawan untuk berhasil melakukan pekerjaan. Dengan membandingkan persyaratan pekerjaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan serta kebutuhan pelatihan akan dapat diidentifikasi. c. Analisa Individual Dalam analisis ini, diagnosis kebutuhan pelatihan adalah dengan memfokuskan pada individu-individu dan bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka. Sumber-sumber yang bermanfaat bagi analisis ini adalah melalui kuesioner, alat pengetahuan kerja, tes keterampilan, survey sikap, data-data dari pusat penilaian karyawan, dan lainnya. Setelah kebutuhan pelatihan telah diidentifikasikan dengan menggunakan berbagai analisi, kemudian prioritas serta tujuan pelatihan harus ditentukan. Seluruh data digunakan untuk menyusun gap analysis analisis kesenjangan, Universitas Sumatera Utara yang mengidentifikasikan jarak antara organisasi berada dengan kemampuan para karyawannya. Prioritas serta tujuan pelatihan disusun untuk menutupi jarak perbedaan tersebut. Tujuan pelatihan dapat dibuat dengan menggunakan salah satu dari keempat dimensi yaitu kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, batasan waktu dari pekerjaan dan penghematan biaya. 2. Tahap Implementasi Pada saat tujuan telah ditetapkan, pelatihan dapat dimulai. Metode atau teknik yang tepat adalah hal terpenting. Menurut Panggabean 2004 : 42 pada dasarnya metode pelatihan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: on the job training dan off the job training a. On the job training Pelatihan pada karyawan untuk mempelajari bidang pekerjaannya di tempat kerja yang sebenarnya. Beberapa bentuk pelatihan on the job training yaitu: 1. Couching atau inderstudy Teknik pelatihan dan pengembangan dengan melakukan praktik langsung dengan atasan atau karyawan yang berpengalaman. Metode ini dapat menjalin kekompakan dan hubungan antara atasan atau teman kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Program Magang Program yang mengkombinasikan antara pelajaran di kelas dengan praktik di tempat kerja setelah beberapa teori diberikan kepada karyawan. 3. Rotasi Pekerjaan Proses perpindahan karyawan dari satu bagian pekerjaan ke bagian pekerjaan lain dalam waktu yang telah direncanakan. b. Off the job training Pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan, karena individu yang dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan pekerjaan. Beberapa bentuk pelatihan off the job training, yaitu: 1. Vestibule training Pelatihan dilakukan di tempat yang dibuat seperti tempat kerja yang sesungguhnya dan dilengkapi fasilitas peralatan yang sama dengan pekerjaan sesungguhnya. 2. Studi kasus Teknik ini dilakukan dengan memberi sebuah atau beberapa kasus maajemen untuk dipecahkan dan didiskusikan di kelompok atau tim di mana masing-masing tim akan saling berinteraksi dengan anggota tim yang lain. Universitas Sumatera Utara 3. Role Playing Teknik pelatihan ini dilakukan seperti simulasi dimana peserta memerankan jabatan atau posisi tertentu untuk bertindak dalam situasi yang khusus. 4. Seminar Metode ini bertujuan mengembangkan kecakapan peserta untuk menilai dan memberi saran-saran mengenai tanggapan orang lain. 3. Tahap evaluasi Evaluasi pelatihan adalah membandingkan hasil-hasil sesudah pelatihan pada tujuan-tujuan yang diharapkan oleh atasan. Pelatih dan peserta pelatihan. Ada empat tingkatan evaluasi atau penilain pelatihan yaitu: a. Reaksi Menilai tingkat reaksi peserta pelatihan dengan melakukan wawancara atau melakukan wawancara atau dengan memberikan kuesioner kepada peserta pelatihan. b. Pembelajaran Evaluasi dilakukan dengan mengukur seberapa baik peserta pelatihan telah mempelajari fakta, ide, konsep, teori dan sikap dengan membandingkan hasil sebelum dan setelah pelatihan. c. Perilaku Mengevaluasi pelatihan dalam tingkat perilaku melibatkan pengukuran dari pengaruh pelatihan terhadap kinerja melalui wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka. Universitas Sumatera Utara d. Hasil Atasan menilai hasil-hasil kerja dengan mengukur pengaruh pelatihan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Jenis evaluasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan data-data sebelum dan setelah pelatihan.

2.1.11. Kebutuhan Pelatihan