Net Present Value NPV Economic Internal Rate of Return EIRR Benefit Cost Ratio BC

uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, di samping data yang digunakan tidak relevan Ibrahim, 2009. Perhitungan dengan metode aliran tunai berdiskonto memerlukan Social Opportunity Cost of Capital SOCC tertentu. SOCC yang digunakan adalah 12 persen dan 20 persen. Dalam Ibrahim 2009, analisis kelayakan tersebut dilakukan dengan menggunakan:

3.4.3.1 Net Present Value NPV

Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang praktis untuk mengetahui apakah proyek menguntungkan atau tidak. NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan Social Opportunity Cost of Capital SOCC sebagai discount factor Ibrahim, 2009. Proyek yang memberikan keuntungan adalah proyek yang memberikan nilai positif atau NPV 0, artinya manfaat yang diterima proyek lebih besar dari semua biaya total yang dikeluarkan. Jika NPV = 0, berarti manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya total yang dikeluarkan keadaan BEP atau TC=TB. NPV 0, berarti rugi, biaya total yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Secara matematis NPV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 1 1 i n n i i NB NPV + ∑ = = Dimana : NB = Net Benefit = Benefit - Cost i = Discount factor n = Periode investasi

3.4.3.2 Economic Internal Rate of Return EIRR

Untuk mengetahui sejauh mana proyek memberikan keuntungan, digunakan analisis EIRR. EIRR dinyatakan dengan persen yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan proyek Soekartawi, 1995. Penggunaan investasi akan layak jika diperoleh EIRR yang persentasenya lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital SOCC yang ditentukan, karena proyek berada dalam keadaan yang menguntungkan. Demikian juga sebaliknya, jika EIRR lebih kecil dari SSOCC yang ditentukan, berarti proyek merugi dan tidak layak untuk dilaksankan. EIRR= i 1 [ ] NPV - NPV NPV 1 2 2 1 1 i i − + Dimana : i 1 = Discount rate yang menghasilkan NPV i 1 2 = Discount rate yang menghasilkan NPV 2

3.4.3.3 Benefit Cost Ratio BC

Net Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif Soekartawi, 1995. Suatu proyek layak dan efisien untuk dilaksanakan jika nilai Net BC 1, yang berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dan berlaku sebaliknya. Secara matematis Net BC dapat dihitung dengan rumus : NBi NBi BC Net 1 1 ∑ ∑ = = − + = n i n i Dimana : NB i NB = Net benefit yang telah di discount positif + i Jika, = Net benefit yang telah di discount positif - Net BC 1 satu berarti proyek usaha layak dikerjakan Net BC 1 satu berarti proyek tidak layak dikerjakan Net BC = 1 satu berarti cash in flows = cash out flows BEP atau TR=TC Kelayakan usaha ditentukan dengan mempertimbangkan alat analisis tersebut dimana usaha tersebut layak apabila: a. NPV 0, artinya manfaat yang diterima proyek lebih besar dari semua biaya total yang dikeluarkan. b. Net BC 1, yang berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. c. EIRR yang persentasenya lebih besar dari SOCC yang ditentukan.

3.4.3.4 Analisis Sensitifitas

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Pemekaran Daerah(Studi Kasus Penolakan Usulan Kabupaten Simalunguan Hataran Sebagai Pemekaran Dari Kabupaten Simalungun)

6 70 112

Pergeseran Makna Robu Mamahpah Dalam Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Nagori Siboras Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 42 111

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 16

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

0 0 23

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 17

1. Kecamatan Silimahuta No. - Analisis Penentuan Komoditi Perkebunan Basis di Wilayah Masing-masing Kecamatan Kabupaten Simalungun

0 0 94