Studi Kelayakan TINJUAN PUSTAKA

Catatan: Harga FOB dan CIF dapat diperoleh dari Bank Dunia Price Prospects for Major Primary Commodities atau FAO, yang di review oleh Depperindag atau Deptan. Berikut diagram penentuan shadow price untuk traded goods. Gambar 2.1. Diagram Penentuan Shadow Price untuk Traded Goods

2.6.3 Harga Bayangan Tenaga Kerja

Dalam pasar persaingan sempurna tingkat upah pasar mencerminkan nilai produktivitas marginalnya. Untuk tenaga kerja terdidik, upah tenaga kerja bayangan sama dengan upah pasar finansial, sedangkan tenaga kerja tidak terdidik dengan anggapan belum bekerja sesuai dengan tingkat produktivitasnya, maka harga bayangan upahnya disesuaikan terhadap harga upah finansialnya yaitu sebesar 80 persen dari tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian mengacu pada Suryana 1980 dalam Siregar 2009.

2.7 Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah studi awal untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan O’Brien, 2005. Pengertian layak dalam penilaian studi kelayakan adalah kemungkinan dari gagasan usahaproyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat benefit, baik dalam arti finansial maupun dalam arti sosial benefit Ibrahim, 2009. Menurut Gittinger 1986, ada enam aspek dalam mengevaluasi suatu proyek yaitu: 1 Aspek teknis, yaitu analisis yang berhubungan dengan input proyek penyediaan dan output produksi berupa barang nyata dan jasa-jasa. 2 Aspek institusional-organisasi-manajerial, yaitu analisis yang berhubungan dengan penetapan institusilembaga proyek yang mempertimbangkan struktur kelembagaan, pola sosial dan budaya yang berada pada suatu daerah atau negara setempat, manajerial, kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah proyek. 3 Aspek sosial, yaitu analisis yang mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Proyek harus tanggap pada keadaan sosial dan dampak lingkungan yang merugikan. 4 Aspek komersial, yaitu analisis yang menyangkut rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek untuk memperoleh peralatan dan perbekalan proyek. 5 Aspek finansial, yaitu analisis yang berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek dan diusulkan terhadap para peserta proyek. 6 Aspek ekonomi, yaitu menganalisis apakah proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam penggunaan sumber daya yang diperlukan. Adapun tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentunya studi kelayakan ini akan memakan biaya, tapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegagalan yang dialami bila kita membangun proyek tanpa melakukannya studi kelayakan.

2.8 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Pemekaran Daerah(Studi Kasus Penolakan Usulan Kabupaten Simalunguan Hataran Sebagai Pemekaran Dari Kabupaten Simalungun)

6 70 112

Pergeseran Makna Robu Mamahpah Dalam Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Nagori Siboras Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 42 111

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 16

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

0 0 23

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 17

1. Kecamatan Silimahuta No. - Analisis Penentuan Komoditi Perkebunan Basis di Wilayah Masing-masing Kecamatan Kabupaten Simalungun

0 0 94