Biaya Manfaat Benefit TINJUAN PUSTAKA

2.4 Biaya

Biaya adalah pengeluaran untuk pelaksanaan proyek, operasi, serta pemeliharaan instalasi hasil proyek Soeharto, 2002. Biaya suatu proyek dapat pula diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung dapat digolongkan melalui beberapa cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Biaya langsung yang dikeluarkan dalam proyek ini antara lain: 1 Lahan tempat didirikannya packing house. 2 Pendirian bangunan meliputi biaya untuk tenaga kerja, bahan baku pendirian bangunan serta kelengkapan fasilitas di dalamnya. 3 Fasilitas bangunan, baik sanitasi maupun listrik penerangan. 4 Alat produksi meliputi meja kerja, bak pencucian, kereta dorong, wadah produk, timbangan, alat pengemasan, pisau dan gunting, alat sortasi, alat pengkelasan grader, gudang pendingin cold storage, generator, tempat penyimpanan kemasan dan bahan kimia serta alat pengangkutan lokal. 5 Bahan penanganan yang memenuhi standarisasi. Selain penggolongan biaya di atas terdapat juga penggolongan biaya tidak langsung seperti polusi udara, polusi suara, perubahan nilai-nilai norma dalam masyarakat Alex, Nitisemito dan Umar, 1995.

2.5 Manfaat Benefit

Benefit adalah segala bentuk keuntungan atau manfaat yang diterima oleh masyarakat, yang diperoleh dari suatu proyek baik yang dapat dihitung dengan uang ataupun yang tidak dapat dihitung dengan uang. Disbenefit atau beban adalah kerugian yang ditanggung oleh masyarakat akibat adalah suatu proyek. Sebagai contoh, terjadinya pencemaran udara akibat asap yang dikeluarkan oleh industri hasil proyek Soeharto, 2002. Manfaat dalam proyek pertanian bisa berasal dari kenaikan nilai output atau dari pengurangan biaya-biaya Gitingger, 1986. Manfaat dari suatu investasi dapat dilihat dari pihak mana yang melakukan suatu proyekinvestasi tersebut. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pihak pemerintah, atau lembaga non-profit, melihat pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif. Mungkin dipertimbangkan berbagai faktor seperti manfaat bagi masyarakat luas bisa berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat tersebut dan sebagainya Husnan dan Suwarsono, 2002. Investasi yang diteliti bisa berbentuk investasi berskala besar sampai dengan investasi yang sederhana. Dampak yang dihasilkan bisa berupa dampak ekonomis dan bisa juga besifat sosial. Dengan demikian, pada umumnya suatu studi kelayakan investasi akan menyangkut tiga aspek, yaitu: 1 Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri sering juga disebut manfaat finansial. Yang berarti apakah proyek itu cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut. 2 Manfaat proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan sering juga disebut manfaat nasional. 3 Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari suatu proyek, diantaranya adalah peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja. Manfaat yang dinilai dalam penelitian ini adalah kenaikan nilai hasil produksi dikarenakan meningkatnya jumlah produk dan kualitas produk sebagai akibat adanya proyek. Manfaat lain adalah kemampuankapasitas daya tampung packing house dalam menyimpan setiap jenis produk. Serta nilai sayuran baik dari segi harga, fisik, maupun kualitas yang telah dikelola. Harus adanya perbedaan antara setelah dilakukannya penanganan pasca panen dengan tanpa dilakukannya penanganan pasca panen, baik hari segi harga jual produk serta volume produk yang terjual. Adanya penanganan di packing house seperti grading, sortasi, hingga pengemasan dapat menyelamatkan produk-produk tersebut dari kerusakan.

2.6 Harga

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Pemekaran Daerah(Studi Kasus Penolakan Usulan Kabupaten Simalunguan Hataran Sebagai Pemekaran Dari Kabupaten Simalungun)

6 70 112

Pergeseran Makna Robu Mamahpah Dalam Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Nagori Siboras Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 42 111

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 16

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

0 0 23

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Efisiensi Tataniaga Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) (Studi Kasus: Desa Siboras, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun)

0 1 17

1. Kecamatan Silimahuta No. - Analisis Penentuan Komoditi Perkebunan Basis di Wilayah Masing-masing Kecamatan Kabupaten Simalungun

0 0 94