Teknik Analisis Data

3.5.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian korelasi yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pola komunikasi dan latar belakang pendidikan orangtua ter- hadap hasil belajar IPS. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi atau uji analisis yaitu:

3.5.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan/ memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016:207). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai variabel pola komunikasi orangtua

( đť‘‹ 1 ), latar belakang pendidikan orangtua ( đť‘‹ 2 ),dan hasil belajar IPS siswa (Y). Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat.

Analisis data tersebut meliputi penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data Analisis data tersebut meliputi penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data

Data tes hasil belajar IPS diperoleh melalui uji soal dengan 2 kali peng- ambilan data. Setiap pengambilan data, jumlah soalnya adalah 12 yang terdiri dari

7 bentuk pilihan ganda dan 5 isian singkat. Kemudian untuk memperoleh data nilai tes tersebut diambil dengan cara menghitung rata-rata nilai dari setiap peng- ambilan data. Dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan: P

= rata-rata nilai responden N

= nilai responden J

= jumlah pengambilan data Data yang diperoleh peneliti melalui angket dianalisa dalam bentuk angka,

yaitu dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil untuk mengubah data dari kualitatif menjadi kuantitatif dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada angket untuk responden dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert diguna- kan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan di- ukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2016:134).

Jawaban dari setiap item soal pola komunikasi diberi skor sebagai berikut: (1) Jawaban “selalu” diberi skor nilai 4; (2) Jawaban “sering” diberi skor nilai 3;

(3) Jawaban “kadang-kadang” diberi skor nilai 2; dan (4) Jawaban “tidak pernah” diberi skor nilai 1. Sedangkan jawaban dari setiap item soal latar belakang pen- didikan orangtua diberi skor sebagai berikut: (1) Jawaban “Perguruan Tinggi (PT) ” diberi skor nilai 4; (2) Jawaban “Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat” diberi skor nilai 3; (3) Jawaban “Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat” di- beri skor nilai 2; dan (4) Jawaban “Sekolah Dasar (SD)/sederajat” diberi skor nilai

1. Persentase skor pola komunikasi dan latar belakang pendidikan orangtua pada tiap item soal dapat dihitung menggunakan rumus berdasarkan penjelasan Riduwan (2005:89), sebagai berikut.

Keterangan: Pk = persentase skor tiap item soal

Menghitung persentase s, peneliti mengelompokkan data skor tersebut dengan empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Me- netapkan kategori deskriptif variabel pola komunikasi mengacu pada pendapat Widoyoko (2017:110), dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut.

Tabel 3.9 Klasifikasi Tiap Kategori Persentase Skor Angket Pola Komunikasi

Kelas Interval Kategori

Sangat baik

Cukup Baik

Kurang Baik Untuk menentukan penggolongan kategori sub variabel dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan pedoman Azwar (dalam Jasmadi, 2016:331), sebagai berikut.

Tabel 3.10 Kategori Sub Variabel Skor Angket Pola Komunikasi

Kelas Interval Kategori

Kurang (M – 1,0SD) ≤ X < (M + 1,0SD)

X < (M – 1,0SD)

Cukup (M + 1,0SD) ≤ X

Baik Penentuan kriteria latar belakang pendidikan orangtua, peneliti meng-

adaptasi pedoman dari Widoyoko (2017:105), dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut.

Tabel 3.11 Kategori Penilaian Latar Belakang Pendidikan Orangtua

Kelas Interval Kategori

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang Penentuan kriteria tes, peneliti mengadaptasi pedoman dari Poerwanti

(2008:6-18) yang mengacu pada kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPS (2008:6-18) yang mengacu pada kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPS

Tabel 3.12 Kategori Penilaian Hasil Belajar IPS

Interval Nilai

Keterangan

Nilai > 89

Baik sekali

Sangat Kurang