Teknik Pengumpulan Data

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian. Menurut Riduwan (2005:51), metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) merujuk suatu kata yang abstrak dan tidak di- wujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi, dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara, angket, tes, dokumentasi, dan observasi. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

3.5.2.1 Wawancara

Menurut Widoyoko (2017:40) wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara dengan responden atau orang yang diinterview dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Menurut pendapat Subana (dalam Riduwan, 2005:56), mengemukakan bahwa wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit.

Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data awal pada kegiatan studi pendahuluan. Wawancara dilaksanakan pada bulan Januari dengan empat Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data awal pada kegiatan studi pendahuluan. Wawancara dilaksanakan pada bulan Januari dengan empat

Arikunto (2005:95) menyatakan bahwa pengambilan sampel apabila peneliti menggunakan teknik wawancara atau pengamatan, jumlah dapat di- kurangi menurut teknik pengambilan sampel sesuai dengan kemampuan peneliti.

Adapula wawancara tambahan yaitu dilaksanakan saat penelitian pada beberapa sampel, yang bertujuan untuk mengetahui beberapa pertanyaan terkait pola komunikasi orangtua dengan siswa, dan pihak sekolah, termasuk didalamnya guru, dan kepala sekolah yang turut berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa yang tidak masuk kedalam daftar angket, untuk mengetahui dengan siapa siswa itu tinggal yang menjadi wali saat siswa tersebut duduk di kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus, serta pendidikan terakhir wali tersebut untuk mengetahui kecocokan data yang telah diperoleh dari sekolah dan pada angket.

3.5.2.2 Angket

Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mem-beri seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Widoyoko,

2017:33). Angket ini disebarkan kepada sampel penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti untuk variabel pola komunikasi.

Menurut Sugiyono (2016:199), angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyata- an tertulis kepada responden untuk dijawab. Sedangkan menurut Arikunto (2010:194) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Metode angket atau kuesioner digunakan sebagai cara untuk memperoleh data atau informasi dari responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk tiap-tiap pertanyaan telah ditentukan skor nilainya.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala Likert dengan pertanyaan bersifat tertutup yaitu jawaban atas pertanyaan yang diajukan sudah disediakan, subjek hanya diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya. Apabila dilihat dari bentuknya termasuk dalam angket checklist. Dinama- kan angket checklist karena responden tinggal memberi tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan pada rating-scale atau skala bertingkat karena ter- dapat sebuah pernyataan yang kemudian diikuti oleh kolom-kolom yang me- nunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju (Arikunto, 2013:195).

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Widoyoko, 2017:34) penggunaan angket sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian didasarkan pada anggapan sebagai berikut.

1. Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti. Alasan peneliti mempergunakan teknik kuesioner dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pelaksanaannya relatif sederhana, karena tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.

2. Responden dapat menjawab secara leluasa tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

3. Kuesioner dapat diberikan kepada sejumlah subjek sekaligus dalam waktu yang relatif singkat.

4. Pengolahan datanya relatif lebih mudah. Penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan, responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (Widoyoko, 2017:36). Responden hanya memilih salah satu dari jawaban yang benar-benar sesuai keadaannya dengan cara memberikan tanda centang (√) pada instrumen dengan bentuk checklist dan silang (×) pada instrumen

penelitian yang berbentuk pilihan ganda, pada pilihan jawaban dari pernyataan- pernyataan yang sudah disediakan oleh peneliti (Widoyoko, 2017:107).

Subjek hanya diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya. Penelitian ini menggunakan 4 alternatif jawaban instrumen pada variabel pola komunikasi orangtua yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

Teknik ini ditujukan pada siswa kelas V dan digunakan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi orangtua siswa kelas V muatan IPS di SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

3.5.2.3 Tes

Menurut Widoyoko (2017:57) tes merupakan salah satu alat untuk melaku- kan pengukuran yakni digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi. Karakteristik objek dapat berupa keterampilan, pengetahuan, bakat, baik yang di- miliki oleh individu maupun kelompok.

Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Tes menurut Uno (2014:3) adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan pe- nguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (2010:266) untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur ke- mampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa tes pilihan ganda yang berwujud soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan untuk meng- ukur hasil belajar IPS siswa. Pada penelitian ini, peneliti melakukan tes IPS ter- hadap siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang pada KD 2.2 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam mem- Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa tes pilihan ganda yang berwujud soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan untuk meng- ukur hasil belajar IPS siswa. Pada penelitian ini, peneliti melakukan tes IPS ter- hadap siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang pada KD 2.2 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam mem-

3.5.2.4 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Arikunto (2010:274) berpendapat bahwa dokumentasi dapat digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Arti sempit dokumen berarti barang-barang atau benda-benda tertulis sedangkan arti yang lebih luas dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya (Widoyoko, 2017:50). Penelitian ini, kegiatan dokumentasi dilakukan adalah foto-foto saat peneliti melakukan penelitian siswa kelas V di SD Gugus Moh Syafei Kabupaten Semarang dan catatan tertulis seperti daftar latar belakang pendidikan orangtua wali siswa.

3.5.2.5 Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2016:203) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis (proses yang ada pada seseorang, yang bereaksi terhadap stimulus) dan psikologis (kemampuan berpikir, maupun kecerdasan). Adapula pendapat Widoyoko (2017:46) menyatakan bahwa observasi adalah salah satu metode pe- ngumpulan data yang dilakukan pengumpul data dengan mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan dalam bentuk Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2016:203) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis (proses yang ada pada seseorang, yang bereaksi terhadap stimulus) dan psikologis (kemampuan berpikir, maupun kecerdasan). Adapula pendapat Widoyoko (2017:46) menyatakan bahwa observasi adalah salah satu metode pe- ngumpulan data yang dilakukan pengumpul data dengan mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan dalam bentuk