SISTEM BISNIS RITEL

F. Analisis Lingkungan

1. Internal Lingkungan internal adalah situasi dan kondisi yang nyata dalam lingkungan perusahaan. Perlunya menemukan dan mengenali lingkungan internal untuk penguasaan bidang kerja aspek bisnis internal (operasional) juga untuk memahami masalah-masalah yang menjadi penghambat perjalanan usaha. Bisnis dalam bentuk apapun pasti akan berhadapan dengan kendala dan hambatan. Tentunya hambatan dan kendala dalam bisnis tidak perlu dijadikan sebagai ancaman, tetapi justru harus dijadikan sebagai ajang pematangan konsep bisnis minimarket yang akan dibangun. Oleh karenanya hambatan dan kendala bisnis minimarket mandiri harus diubah menjadi peluang untuk mempertajam kemampuan bisnis (Hartono, 2007).

Hambatan dan kendala yang biasa dihadapi dalam membangun minimarket mandiri menurut Hartono, (2007) adalah: - Menyiasati Persoalan SDM

Dalam merekrut pegawai, diupayakan salah satu pegawai mempunyai pengalaman dalam mengelola minimarket. Jika tidak ada seseorang yang memiliki pengalaman, maka pelatihan harus dilakukan oleh pemilik.

- Memahami Cash Flow

Pemilik dan pengelola minimarket harus memahami cash flow (arus keluar masuk kas uang tunai). Pembelian kredit akan menjadi utang dagang yang harus dibayar tepat pada waktunya. Oleh karena itu, yang perlu dibuat adalah Pemilik dan pengelola minimarket harus memahami cash flow (arus keluar masuk kas uang tunai). Pembelian kredit akan menjadi utang dagang yang harus dibayar tepat pada waktunya. Oleh karena itu, yang perlu dibuat adalah

2. Konsumen

Untuk melakukan analisis konsumen maka perlu memahami karakter yang dimiliki konsumen. Menurut E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara dalam buku Marketing Communication Taktik dan Strategi, “Sifat konsumen terbagi dua: konsumen rasional dan irasional. Konsumen irasional memiliki karakteristik yang berbeda dengan konsumen rasional, dilihat dari bagaimana mereka mengambil keputusan pembelian terhadap pilihan produk dan layanan. Konsumen irasional lebih banyak ditemui di masyarakat kita. Mereka memutuskan menggunakan produk cenderung tanpa menggunakan analisis mendalam, yang penting kepuasan tercapai.” Selanjutnya dinyatakan bahwa, “Konsumen rasional cenderung melakukan analisis terhadap produk yang dipilih berdasarkan sebuah proses penelusuran, untk memperoleh keyakinan bahwa produk yang dibeli benar- benar bermanfaat dan memberikan dampak yang diinginkan, baik melalui majalah atau buku, pendapat ahli, atau diskusi dengan teman. Harga juga menjadi pertimbangan, jika diperoleh harga yang sama dengan produk-produk yang ada di pasar.”

Data yang dibutuhkan untuk analisis konsumen adalah kepadatan penduduk, pekerjaan, pendapatan, dan daya beli konsumen. Dengan demikian kita dapat memperkirakan barang-barang kebutuhan apa saja yang harus disediakan minimarket sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen. Seberapa besar permintaan konsumen terhadap suatu barang dan berapa jumlah suatu barang yang harus disediakan dalam satu periode penjualan (Hartono, 2007).

3. Supplier/Pemasok

Melakukan analisis terhadap pemasok sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pemasok barang dapat mendukung kinerja minimarket secara keseluruhan. Namun karena posisi tawar yang masih rendah yang artinya masih memiliki ketergantungan terhadap pemasok, maka analisis dilakukan untuk Melakukan analisis terhadap pemasok sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pemasok barang dapat mendukung kinerja minimarket secara keseluruhan. Namun karena posisi tawar yang masih rendah yang artinya masih memiliki ketergantungan terhadap pemasok, maka analisis dilakukan untuk

4. Pesaing Pesaing biasanya dipandang sebagai ancaman oleh kebanyakan perusahaan. Perhatian perusahaan pada umumnya dipusatkan untuk mencari cara memperbesar pangsa pasar dengan memperkecil pangsa pasar pesaing untuk mencari cara mencegah masuknya pesaing baru ke dalam pasar. Salah satu analisis yang biasanya dilakukan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats), sehingga dapat memperhitungkan pesaing dari sisi keuggulan/kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan demikian, dapat diketahui kekuatan pesaing sebagai bentuk pelajaran yang dapat diambil sebagai rujukan untuk memperbaiki kekuatan yang dimiliki. Kelemahan pesaing dapat dijadikan sebagai peluang untuk masuk di wilayah tersebut. Ancaman pesaing dapat digunakan sebagai informasi serta ancaman untuk bisnis kita sendiri. Sedangkan peluang pesaing dapat dijadikan ukuran terhadap peluang yang masih dapat dimanfaatkan (Hartono, 2007).