ANALISIS HASIL UJI COBA PRAKTIKUM
5.2 ANALISIS HASIL UJI COBA PRAKTIKUM
Analisis hasil uji coba praktikum meliputi analisis input, analisis proses, analisis output, laporan keuangan dan perbandingan simulasi bisnis yang dibuat berbasis komputer (yaitu dengan menggunakan software Stella 9.1.3) dengan simulasi bisnis ritel secara nyata (membuat semacam ritel/toko secara nyata), kelebihan permainan simulasi bisnis ritel yang dibuat, serta pelaksanaan praktikum untuk menjawab tujuan umum dan tujuan khusus diadakannya paktikum.
5.2.1 Analisis Input
Input yang harus dimasukkan oleh masing-masing ritel berupa keputusan bisnis untuk setiap periode. Satu periode merepresentasikan satu bulan kegiatan operasional dan pembiayaan ritel.
A. Pemilihan Lokasi dan Analisis Kelayakan Pendirian Ritel di Lokasi yang Dipilih
Pada uji coba permainan simulasi ini, lokasi yang dipilih baik Ritel Kelompok 1 dan 2 adalah lokasi titik M9 yaitu lokasi di sekitar kampus/asrama mahasiswa. Pemilihan lokasi dan analisis kelayakan pendirian ritel di loasi M9 secara lengkap terletak pada lampiran L-7.
B. Pemilihan Supplier
Dari 19 pilihan supplier yang tersedia kemudian dipilih menjadi 10 supplier yang akan memasok barang ke masing-masing ritel. Sepuluh supplier yang dipilih Ritel Kelompok 1 adalah Supplier A1, B1, C1, D1, E1, F1, G1, H1, I1, dan J1. Sedangkan, supplier yang dipilih Ritel Kelompok 2 adalah Supplier A1, B1, C2, D1, E2, F2, G1, H2, I1, dan J1.
C. Tanggal Awal Kedatangan Supplier
Jadwal awal kedatangan masing-masing supplier ditentukan oleh masing- masing kelompok. Jadwal awal ini ditentukan dengan tujuan atau pertimbangan untuk dapat mengestimasi pengeluaran, sehingga dalam membayar pelunasan supplier semua tidak secara bersamaan dalam satu hari yang sama. Berikut ini adalah kalender jadwal perencanaan kedatangan masing-masing supplier kelompok ritel 1 (gambar 5.1) dan Ritel Kelompok 2 (gambar 5.2) selama dua periode (dua bulan).
C F G Gambar 5.1 Jadwal Perencanaan Kedatangan Masing-masing
A B, H
Supplier Ritel Kelompok 1
Gambar 5.2 Jadwal Perencanaan Kedatangan Masing-masing
Supplier Ritel Kelompok 2
Keterangan gambar 5.1 dan 5.2:
S,S,R,K,J,S,M : Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu
A s/d J
: Kedatangan Supplier A s/d J
1) s/d 30) : Tanggal 1 sampai dengan tanggal 30
D. Jumlah dan Jenis Barang Awal yang Akan Dibeli ke Supplier
Penentuan jumlah pembelian awal sebagai inventori awal (barang langsung datang, tanpa lead time) yang tersedia di gudang untuk kemudian dilakukan running . Penentuan inventori awal ini dipengaruhi oleh jadwal awal kedatangan. Inventori awal disediakan sebelum melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan jadwal kedatangan masing-masing supplier.
Penentuan jumlah inventori awal dan jenisnya terlihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.2 berikut, namun untuk lebih lengkapnya terdapat pada lampiran L-7. Tabel 5.1 Inventori Awal Ritel Kelompok 1 dan Kelompok 2
INVENTORI AWAL
RITEL K.2 NO.
RITEL K.1
NAMA BARANG
JUMLAH (PCS) 1 KIKY MEMO GARIS
JUMLAH (PCS)
12 13 2 KIKY MEMO A6 REF
11 11 3 A4 11 11 4 F4 11 11
5 KENKO CORECTION PEN 11 10 6 KENKO REFILL PROPLING 2B
10 11 7 SNOWMAN SPIDOL HITAM
14 13 8 PILOT BOLPOIN BPT-P
17 16 9 GND CUTTER BENING
12 10 10 SDI STAPLES NO.10
10 10 … 54 SARDINES TOMATO CHILI KECIL
41 26 55 SARDINES TOMATO CHILI BESAR
23 17 56 ABC KCP MNS 135ML
49 22 … 248 FANTA
33 37 249 COCA COLA 500 PET X24
30 25 250 GULAKU ORIGNL/STRAWBERRY
E. Harga Jual Produk
Harga jual produk masing-masing item dapat ditetapkan dengan mengisi marjin keuntungan yang tersedia pada tabel input-an pada Program Permainan Simulasi Bisnis Ritel yang dirancang. Masing-masing ritel menetapkan harga jual setiap item sesuai dengan marjin keuntungan (presentase keuntungan) yang diinginkan. Semakin besar marjin keuntungan yang diambil yang berarti semakin Harga jual produk masing-masing item dapat ditetapkan dengan mengisi marjin keuntungan yang tersedia pada tabel input-an pada Program Permainan Simulasi Bisnis Ritel yang dirancang. Masing-masing ritel menetapkan harga jual setiap item sesuai dengan marjin keuntungan (presentase keuntungan) yang diinginkan. Semakin besar marjin keuntungan yang diambil yang berarti semakin
Tabel 5.2 Marjin Keuntungan yang Ditetapkan Ritel Kelompok 1 dan 2
Marjin Keuntungan Marjin Keuntungan No
Nama Item
Marjin Normal
Ritel Kelompok 1 Ritel Kelompok 2
1 KIKY MEMO GARIS
17% 2 KIKY MEMO A6 REF
15% 5 KENKO CORECTION PEN
4 F4 15%
15% 6 KENKO REFILL PROPLING 2B
15% 7 SNOWMAN SPIDOL HITAM
15% 8 PILOT BOLPOIN BPT-P
15% 9 GND CUTTER BENING
15% 10 SDI STAPLES NO.10
15% 11 PROVINAL LEM KERTAS
15% 12 PASTAKOL LEM
15% 13 TESSA LONEY TONES @40 BAG
6% 14 TESSA TRAVEL PACK ORIGINAL @60 BAG
6% 15 ROLL TESSA DAUN KECL @100 ROLL
6% 16 MULTI ROLL GROSIR @100 ROLL
6% 17 KAPAS KHARISMA 30 GR
6% 18 VITAMIN C YOU C1000
6% … 249 COCA COLA 500 PET X24
7% 250 GULAKU ORIGNL/GULAKU STRAWBERRY
Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa Ritel Kelompok 1 mengambil kebijakan dalam penentuan marjin keuntungan rata-rata lebih tinggi dari marjin keuntungan normal, sedangkan Ritel Kelompok 2 rata-rata sama dengan marjin keuntungan normal.
F. Penentuan Jumlah Pembelian/Order ke Supplier
Jumlah pembelian ditentukan masing-masing kelompok ritel. Sebelumnya masing-masing kelompok diberi data historis penjualan selama tiga bulan untuk memudahkan dalam penentuan jumlah pembelian. Jumlah pembelian ditentukan sesuai dengan jadwal kedatangan supplier (waktu pesan supplier) dan lead time masing-masing supplier, jadwal kedatangan supplier misalnya 7 hari sekali, 10 hari sekali, 14 hari sekali, 20 hari sekali, atau 21 hari sekali, sesuai dengan karakteristik masing-masing supplier. Tabel 5.3 dan tabel 5.4 berikut merupakan contoh jumlah pembelian/order ke supplier C.
Tabel 5.3 Jumlah Order yang Ditetapkan Ritel Kelompok 1
PURCHASE ORDER
SUPPLIER C1 TGL. : 5/1/10 NO.
POTONGAN JUMLAH (Rp) 1 SARDINES TOMATO CHILI KECIL
NAMA BARANG
JUMLAH (PCS) H/SATUAN (RP) JUMLAH (RP)
346.407 2 SARDINES TOMATO CHILI BESAR
444.798 3 ABC KCP MNS 135ML
299.647 4 ABC SAMBAL ASLI 135 M
169.156 5 ABC SQUASH DELIGHT SIRUP 625 ML
812.390 … 28 CUTTON BUD
3% 146.165 29 PASTA KID 45 CAMP
3% 157.438 TOTAL BAYAR
Tabel 5.4 Jumlah Order yang Ditetapkan Ritel Kelompok 2
PURCHASE ORDER
SUPPLIER C2 TGL. : 3/1/10 NO.
POTONGAN JUMLAH (Rp) 1 SARDINES TOMATO CHILI KECIL
NAMA BARANG
JUMLAH (PCS) H/SATUAN (RP) JUMLAH (RP)
414.712 2 SARDINES TOMATO CHILI BESAR
627.301 3 ABC KCP MNS 135ML
255.056 4 ABC SAMBAL ASLI 135 M
193.561 5 ABC SQUASH DELIGHT SIRUP 625 ML
867.043 … 28 CUTTON BUD
3% 151.830 29 PASTA KID 45 CAMP
3% 201.773 TOTAL BAYAR
Dari kedua tabel di atas didapat total biaya awal untuk pembelian inventori awal yang dipesan dari supplier C untuk Ritel kelompok 1 sebesar Rp 4.576.995, sedangkan Ritel Kelompok 2 lebih besar yaitu sebesar Rp 6.520.855.
Jumlah order yang ditetapkan masing-masing kelompok dari supplier A sampai J selengkapnya terdapat pada Lampiran L-7.
G. Penentuan Jumlah Utang Bank
Setiap kelompok diberi modal awal sebesar Rp 20.000.000 untuk pembelian inventori awal. Namun apabila dengan modal tersebut tidak cukup untuk melakukan pembelian, masing-masing kelompok dapat memutuskan apakah akan melakukan pinjaman ke Bank atau tidak. Penentuan besarnya jumlah utang dilakukan di awal permainan sebagai modal untuk membeli barang sebelum supplier datang pada tanggal yang telah ditentukan masing-masing kelompok (tanggal awal kedatangan supplier). Input peminjaman Bank terlihat pada tabel
5.5 berikut.
Tabel 5.5 Peminjaman Uang Ritel Kelompok 1 dan Kelompok 2
Ritel Kelompok 1 Ritel Kelompok 2
Pembelian inventori awal
45.081.725 Modal awal
26.000.000 Saldo Kas
918.275 Hutang+Bunga 10%
28.600.000 Cicilan/bulan
Dengan modal awal yang dimiliki sebesar Rp 20.000.000, Ritel Kelompok 1 memutuskan melakukan peminjaman awal sebesar Rp 25.000.000 untuk membeli inventori awal sebesar Rp 44.231.450, sehingga masih tersisa di saldo kas awal sebesar Rp 768.550. Sedangkan pada Ritel Kelompok 2 melakukan peminjaman Bank sebesar Rp 26.000.000 untuk membeli inventori awal sebesar Rp 45.081.725, sehingga masih tersisa di saldo kas awal sebesar Rp 918.275. Pembayaran cicilan dilakukan sebulan sekali selama satu tahun (12xcicilan) dengan bunga 10%. Ritel Kelompok 1 pada setiap bulannya membayar cicilan Bank sebesar Rp 2.291.667, sedangkan Ritel Kelompok 2 setiap bulannya harus membayar cicilan utang sebesar Rp 2.383.333 setiap bulannya selama satu tahun. Masing-masing kelompok melakukan pembayaran cicilan utang setiap tanggal 15. Secara otomatis pada tanggal tersebut kas akan berkurang sejumlah pembayaran cicilan/bulan masing-masing kelompok.
5.2.2 Analisis Proses
Untuk menjalankan permainan agar berjalan dengan baik diperlukan software dan hardware yang mendukung. Software yang digunakan dalam permainan simulasi bisnis ini adalah Software Stella versi 9.1.3 digunakan untuk menjalankan permainan simulasi bisnis, Software ARENA digunakan sebagai alat bantu visualisasi proses bisnis ritel, dan Ms. Excel 2007 yang digunakan untuk ekspor hasil/output running permainan serta untuk membantu dalam pengolahan data. Sedangkan hardware yang dibutuhkan untuk setiap kelompok meliputi:
- CPU (1) dengan spesifikasi processor dual core, memory RAM 2 GB, VGA Card PCI (Express Dual Head dan DVI to VGA), Windows XP (Operation System )
- monitor (1) - keyboard (1) - Mouse (1)
Dalam satu shift praktikum dapat dimainkan 3 arena permainan sekaligus. Setiap satu arena dipandu oleh satu orang asisten. Satu arena terdiri dari 4 ritel. Layout praktikum dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut:
ARENA 3 Ritel 1
Ritel 1 Ritel 2
Ritel 3 Ritel 4
Ritel 3
Ritel 4
Ritel 3 Ritel 4
Gambar 5.3 Lay out Praktikum
A. Proses Kedatangan Supplier
Setelah melakukan input-an pada permainan, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan permainan. Pada saat menjalankan permainan terjadi paused karena supplier datang sesuai dengan tanggal kedatangan dan berulang sesuai dengan jangka waktu kedatangan masing-masing supplier. Pada ritel kelompok A supplier yang datang pertama adalah supplier I yang datang pada tanggal 2, dan berulang 10 hari kemudian. Pada tanggal 2 secara otomatis akan muncul dialog box /notification pada layar yang memberikan tanda pada pemain bahwa supplier akan datang dan diharapkan untuk mengecek inventori sebelum melakukan pemesanan kepada supplier.
Sedangkan pada Ritel Kelompok 2, supplier yang datang pertama adalah supplier
A dan C yang datang bersamaan pada tanggal 3. Namun untuk supplier A datang setiap 14 hari sekali dan supplier B datang setiap 15 hari sekali. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.4 dan 5.5 berikut:
Gambar 5.4 Contoh Tampilan Kedatangan Supplier Ritel Kelompok 1
Gambar 5.5 Contoh Tampilan Kedatangan Supplier Ritel Kelompok Ketika muncul dialog box/notification dan secara otomatis terjadi pause,
maka masing-masing ritel diberikan pilihan yaitu melihat inventori/jumlah barang maka masing-masing ritel diberikan pilihan yaitu melihat inventori/jumlah barang
B. Mengubah Jumlah Order Pembelian ke Supplier
Pada awal permainan, pemain memasukkan nilai order pembelian barang ke supplier , tetapi ketika permainan berjalan dan terjadi penjualan pemain melihat kondisi inventori dan merasa bahwa order pembelian untuk periode pesan selanjutnya perlu ditambah atu dikurangi, maka pemain dapat memasukkan nilai order pembelian yang baru pada tabel “Order Supplier” seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.6 dan 5.7 berikut:
Gambar 5.6 Input Order Pembelian Sebelum Direvisi Pada gambar 5.6 di atas order item nestle sebelum direvisi adalah 28, namun ketika
supplier datang pada tanggal 11 untuk menerima pesanan untuk periode selanjutnya dan melihat kondisi stok item nestle sudah kosong 3 hari sebelum kedatangan supplier H, supplier datang pada tanggal 11 untuk menerima pesanan untuk periode selanjutnya dan melihat kondisi stok item nestle sudah kosong 3 hari sebelum kedatangan supplier H,
Gambar 5.7 Input Order Pembelian Setelah Direvisi
Apabila terdapat aturan batas minimal pemesanan item tertentu yang ditetapkan supplier, maka maka ketika mencoba memasukkan nilai di bawah pemesanan minimal, akan muncul notification/peringatan seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.8 dan secara otomatis jumlah pemesanan akan menyesuaikan batas pemesanan minimal yang ditentukan supplier.
Gambar 5.8 Notification Jumlah Minimal Order
C. Mengubah Harga Jual
Mengubah harga jual dengan mengubah nilai marjin keuntungan awal dengan marjin keuntungan yang diinginkan, baik ingin menaikkan harga jual dengan menambah presentase marjin keuntungan yang ingin diambil, dan menurunkan harga jual dengan mengurangi presentase marjin keuntungan, seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.9 dan 5.10 berikut:
Gambar 5.9 Input Marjin Keuntungan Sebelum Diubah
Gambar 5.10 Input Marjin Keuntungan Setelah Diubah
D. Mengubah Harga Pembelian dan Potongan Harga Supplier
Mengubah harga pembelian supplier dilakukan oleh asisten ketika terjadi event tertentu dan menyebabkan harga beli item barang tertentu mengalami kenaikan atau penurunan dari harga normal. Pada gambar 5.11 dan 5.12 menjelaskan mengenai cara pengubahan harga pembelian ke supplier. Misalnya pada saat event Lebaran menyebabkan harga kebutuhan pokok (sembako) yang disediakan oleh supplier H mengalami kenaikan.
Gambar 5.11 Harga Pembelian ke Supplier Normal
Gambar 5.12 Harga Pembelian ke Supplier Setelah mengalami
Kenaikan Harga
Selain dengan mengubah secara langsung harga beli supplier yang dibuat naik atau turun, potongan harga yang diberikan supplier juga dapat mempengaruhi harga beli. Misalnya pada saat Lebaran, Supplier memberikan potongan harga antara 1-50% untuk item tertentu seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.13 berikut.
Gambar 5.13 Potongan Harga oleh Supplier Sebelum dan Sesudah Diubah
E. Mengubah Demand (Permintaan) Minimum dan Maksimum
Pengubahan demand minimum dan maksimum perhari dilakukan oleh asisten. Demand terhadap suatu item barang tertentu mengalami kenaikan atau penurunan dipengaruhi oleh event (kejadian) atau musim. Sebagai contoh pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri permintaan terhadap sembako mengalami kenaikan sehingga asisten dapat mengganti nilai demand maksimum perhari lebih besar dari nilai demand maksimum normal, misalnya penjualan gula pasir di ritel biasanya antara 1-6 bungkus/hari, namun menjelang Hari Raya penjualan naik Pengubahan demand minimum dan maksimum perhari dilakukan oleh asisten. Demand terhadap suatu item barang tertentu mengalami kenaikan atau penurunan dipengaruhi oleh event (kejadian) atau musim. Sebagai contoh pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri permintaan terhadap sembako mengalami kenaikan sehingga asisten dapat mengganti nilai demand maksimum perhari lebih besar dari nilai demand maksimum normal, misalnya penjualan gula pasir di ritel biasanya antara 1-6 bungkus/hari, namun menjelang Hari Raya penjualan naik
Gambar 5.14 Permintaan Maksimum Sebelum mengalami
Kenaikan Permintaan
Gambar 5.15 Permintaan Maksimum Setelah mengalami
Kenaikan Permintaan
F. Koran Simulasi
Koran simulasi dapat membantu pemain mengetahui berita ataupun kejadian yang berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil pemain sebagai manajer ritel, misalnya dalam penentuan jumlah pembelian/order berikutnya ke supplier. Koran simulasi dapat memberikan petunjuk apakah permintaan suatu item barang tertentu akan meningkat atau turun.
Koran simulasi diterbitkan pada akhir periode yakni pada setiap tanggal 27 waktu simulasi. Dengan Koran simulasi, pemain/praktikan dapat memperkirakan kejadian apa yang akan terjadi pada periode depan. Misalnya mengganti kebijakan harga jual, merevisi rencana order pembelian ke supplier baik menambah atau mengurangi jumlah order, ataupun melakukan kebijakan lainnya untuk mengantispasi kejadian (event) tertentu pada periode selanjutnya. Contoh koran simulasi pada lampiran L-7.
5.2.3 Analisis Output
Setelah program selesai dijalankan, masing-masing ritel mendapat output yang berupa tiga buah laporan yaitu : (i) laporan kondisi stok ataupun inventori akhir semua item barang, dan (ii) laporan penjualan semua item barang, dan (iii) laporan keuangan yang berisi biaya-biaya (pembelian barang dagangan dan biaya operasional lain), pendapatan, pinjaman bank, dan saldo akhir.
A. Laporan Stok/Persediaan Barang Dagangan
Output stok barang dagangan Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.6 dan Ritel Kelompok 2 pada tabel 5.7.
Tabel 5.6 Laporan Stok Barang Dagangan Ritel Kelompok 1
Hari ke-
Inventori
YAKULT AQUA 600 AQUA 1500 MIZONE POCARI ULTRA MILK ADES 600 ADES 1,5 FANTA COCA COLA GULAKU 1 114
172 52 58 58 Stok Akhir 195
46 49 53 Tabel 5.7 Laporan Stok Barang Dagangan Ritel Kelompok 2
Hari ke-
Inventori
YAKULT AQUA 600 AQUA 1500 MIZONE POCARI ULTRA MILK ADES 600 ADES 1,5 FANTA COCA COLA GULAKU
79 68 48 Stok Akhir 215
65 57 40 Dari tabel 5.6 dan 5.7 dapat diketahui bahwa kondisi akhir stok barang
dagangan Ritel Kelompok 1 yang disediakan oleh supplier J1 pada periode pertama adalah yakult sebanyak 195 pcs, aqua 600 sebanyak 68 pcs, aqua 1500 dagangan Ritel Kelompok 1 yang disediakan oleh supplier J1 pada periode pertama adalah yakult sebanyak 195 pcs, aqua 600 sebanyak 68 pcs, aqua 1500
Stok/inventori akhir bahan baku pada periode pertama akan menjadi inventori awal bahan baku pada periode kedua. Laporan Stok selengkapnya pada Lampiran L-7.
B. Laporan Penjualan
Output laporan penjualan Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.8 dan Ritel Kelompok 2 pada tabel 5.9. Laporan stok selengkapnya pada lampiran L-7. Tabel 5.8 Laporan Penjualan Barang dari Supplier J Ritel Kelompok 1
Penjualan (pcs )
Hari ke-
AQUA 1500 MIZONE
POCARI
ULTRA MILK ADES 600
ADES 1,5
FANTA COCA COLA GULAKU 1 2 6 12 12 8 13 5 2 2 2 3 3 14 29 5 2 1 2 2 3 4 2 12 13 2 11 5 2 3 4 5 1 3 32 12 2 2 2 3 5 4 5 12 34 5 13 1 4 5 6 5 4 2 25 2 8 3 4 6 7 5 5 10 0 3 15 3 2 3 8 2 3 4 6 3 7 2 2 5 9 7 3 10 17 14 6 5 2 3 10 7 5 3 15 12 12 1 5 4 11 7 1 8 4 5 2 2 4 5 12 7 3 9 4 10 10 6 4 1 13 2 1 9 19 14 16 4 4 3 14 1 3 9 18 13 6 2 4 6 15 7 2 8 18 11 2 8 4 3 16 1 2 9 34 6 7 6 3 2 17 5 3 3 28 1 18 5 3 6 18 5 5 1 23 11 11 3 5 5 19 3 2 5 33 9 14 6 3 6 20 6 2 2 9 3 2 8 3 2 21 6 4 8 24 10 9 3 3 5 22 3 3 12 13 2 5 6 2 4 23 2 2 10 33 6 7 3 2 1 24 2 1 9 2 10 19 6 5 3 25 1 5 2 20 5 7 1 3 2 26 5 3 12 8 13 10 8 4 3 27 3 3 9 33 2 5 4 6 2 28 2 1 2 21 3 5 5 5 4 29 5 5 2 14 3 4 8 3 6 30 7 5 4 14 7 11 5 1 3
Total Bulan 1 124
Lanjutan Tabel 5.8
Hari ke-
Penjualan (pcs )
AQUA 1500 MIZONE
POCARI
ULTRA MILK ADES 600
ADES 1,5
FANTA COCA COLA GULAKU 1 2 6 12 12 8 13 5 2 2
Total Bulan 2
Tabel 5.9 Laporan Penjualan Ritel Kelompok 2
Hari ke- Penjualan (pcs )
AQUA 1500 MIZONE
POCARI
ULTRA MILK ADES 600
ADES 1,5
FANTA COCA COLA GULAKU 1 1 2 1 6 6 12 9 12 12 8 6 13 7 4 5 3 2 4 2
Lanjutan Tabel 5.9
Hari ke- Penjualan (pcs )
ULTRA MILK ADES 600
ADES 1,5
FANTA COCA COLA GULAKU
Total Bulan 1 123
Total Bulan 2
Dari tabel 5.8 dan 5.9 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penjualan Ritel Kelompok 2 lebih besar daripada Ritel Kelompok 1, karena Ritel Kelompok 2 menetapkan harga jual yang lebih rendah daripada harga jual pada umumnya (marjin keuntungan yang diambil lebih rendah daripada marjin keuntungan yang diambil oleh peritel kebanyakan). Misalnya total penjualan coca cola dan gulaku untuk Ritel Kelompok 1 sebanyak 97 pcs dan 111 pcs, sedangkan Ritel Kelompok
2 sebanyak 203 pcs dan 111 pcs. Dari kedua tabel di atas dapat dilihat juga bahwa penjualan Fanta dan Coca Cola (yang disediakan oleh supplier J) baik Ritel Kelompok 1 dan 2 mengalami kenaikan pada bulan kedua karena adanya Hari Raya Lebaran yang menyebabkan beberapa item barang meningkat penjualannya karena banyaknya permintaan.
C. Laporan Keuangan
1. Biaya
Biaya yang dikeluarkan ritel meliputi biaya pembelian barang dagangan dan biaya operasional.
a. Biaya Pembelian (Pelunasan) Barang Dagangan Biaya pelunasan barang dagangan yang telah dipesan akan muncul sesuai dengan sistem pembayaran yang ditetapkan masing-masing supplier, apabila sistem pembayaran secara lunas, maka secara otomatis pada saat barang datang kas akan berkurang sesuai dengan jumlah pembelian. Apabila sistem jatuh tempo, maka pelunasan dilakukan sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.10 dan 5.11 di bawah ini.
Tabel 5.10 Pelunasan Pembelian Barang Dagangan Kelompok Ritel 1
Pelunasan Pembelian Supplier F1
Hari ke- PRENAGEN
SUP AYAM M. BISCUIT
CHIL KID
SUN KARA PROMAG
KOMIX
XON-CE CDR SWEET MARCKS
60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pada tabel 5.10 di atas, Ritel Kelompok 1 menetapkan jadwal awal
kedatangan untuk supplier F1 pada tanggal 6 (Pemesanan/order barang pada tanggal 6), supplier F1 mempunyai waktu jatuh tempo pelunasan pembayaran
21 hari, sehingga waktu pembayaran/pelunasan barang yang dipesan pada tanggal 6 dibayar pada tanggal 27 (6+21), selanjutnya pembayaran untuk pemesanan pada tanggal 27 dilakukan pada tanggal 48 (27+21).
Tabel 5.11 Pelunasan Pembelian Barang Dagangan Kelompok Ritel 2
Hari ke-
Pelunasan Pembelian Supplier F2
PRENAGEN SUP AYAM M. BISCUIT
CHIL KID
SUN KARA PROMAG
KOMIX
XON-CE CDR SWEET MARCKS
60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Untuk Ritel Kelompok 2, pada tabel 5.11 di atas, Ritel Kelompok 1
menetapkan jadwal awal kedatangan untuk supplier F2 pada tanggal 6 (Pemesanan/order barang pada tanggal 6), supplier F2 mempunyai waktu jatuh tempo pelunasan pembayaran 20 hari, sehingga waktu pembayaran/pelunasan barang yang dipesan pada tanggal 6 dibayar pada tanggal 26 (6+20), selanjutnya pembayaran untuk pemesanan pada tanggal 26 dilakukan pada tanggal 46 (26+20). Pelunasan pembelian kedua kelompok selengkapnya pada Lampiran L-
b. Biaya Operasional Biaya operasional terdiri dari biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya retribusi, biaya listrik, biaya telepon, biaya sewa, dan biaya perawatan. Output biaya operasional Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.12 dan Ritel Kelompok 2 pada tabel 5.13.
Tabel 5.12 Biaya Operasional Bulan Januari Ritel Kelompok 1
Hari ke-
Biaya (Rp)
Gaji
Retribusi Sewa Tempat
Telepon
Administrasi Perawatan Listrik
0 0 Tabel 5.13 Biaya Operasional Ritel Kelompok 2
Hari ke-
Biaya (Rp)
Gaji
Retribusi Sewa Tempat
Telepon
Administrasi Perawatan Listrik
0 0 Dari tabel 5.12 dan 5.13 di atas dapat diketahui bahwa biaya sewa tempat, retribusi, dan perawatan dibayarkan pada awal bulan. Biaya sewa dibayar setiap tanggal 2, sedangkan biaya retribusi dan perawatan pada tanggal 4. Mulai pertengahan bulan hingga akhir bulan biaya operasional yang harus dibayarkan adalah biaya listrik yang dibayar setiap tanggal 18, biaya telepon pada tanggal
21, gaji karyawan dibayarkan pada tanggal 28, dan biaya administrasi pada tanggal 30.
2. Pendapatan Pendapatan yang diterima perusahaan berasal dari penjualan barang. Output pendapatan Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.14. Tabel 5.14 Pendapatan Ritel Kelompok 1 dan 2
Ritel Kelompok 2 Hari ke- Total Penjualan (Rp)/hari Total Penjualan(Rp)/hari
Ritel Kelompok 1
Lanjutan Tabel 5.14
Ritel Kelompok 2 Hari ke-
Ritel Kelompok 1
Total Penjualan (Rp)/hari Total Penjualan(Rp)/hari
Dari tabel 5.14 dapat diketahui bahwa pendapatan Ritel Kelompok 1 dan 2 seluruhnya didapat dari penjualan barang dagangan. Penjualan perhari rata-rata antara Rp 6.000.000 sampai Rp 8.000.000. Penjualan tertinggi Ritel Kelompok 1 dalam bulan 1 adalah Rp 7.930.186 yaitu pada hari ke-19, sedangkan penjualan terendah pada hari ke-29 sebesar 5.896.814. Pada Ritel Kelompok 2 penjualan tertinggi pada hari ke-10 sebesar Rp 7.529.908 dan terendah pada hari ke-48 sebesar Rp 5.145.345. Penjualan (dalam Rupiah) Ritel Kelompok 1 rata-rata lebih tinggi daripada penjualan Ritel Kelompok 2 karena Ritel Kelompok 1 mengambil keuntungan yang lebih besar, meskipun jumlah barang yang terjual rata-rata lebih banyak Ritel Kelompok 2. Pada penjualan pada bulan kedua, baik Ritel Kelompok
1 dan Ritel Kelompok 2 mengalami penurunan karena adanya libur semester yang mengakibatkan pelanggan ritel 70% dari mahasiswa berkurang. Namun penurunan ni dapat diimbangi dengan naiknya beberapa jenis barang karena adanya event hari raya.
3. Pinjaman Bank
Output pinjaman bank Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.15, dan Ritel Kelompok 2 pada tabel 5.16. Tabel 5.15 Pinjaman Bank Ritel Kelompok 1
Hari ke- Jumlah Pinjam Bunga Pinjam Total Pinjam
Cicilan
Sisa Utang
Tabel 5.16 Pinjaman Bank Ritel Kelompok 2
Hari ke- Jumlah Pinjam Bunga Pinjam Total Pinjam
Cicilan
Sisa Utang
26.216.667 Dari tabel 5.15 dan 5.16 dapat diketahui bahwa Ritel Kelompok 1 melakukan
peminjaman sebesar Rp 25.000.000 pada hari ke-0 dengan menanggung bunga sebesar Rp 2.500.000. Ritel Kelompok 1 mengangsur pinjaman sebesar Rp 2.291.667 pada tanggal 15 sehingga pada akhir bulan sisa pinjaman yang harus dibayar Rp 25.208.333. Sedangkan Ritel Kelompok 2 melakukan peminjaman sebesar Rp 26.000.000 pada hari ke-0 dengan menanggung bunga sebesar Rp 2.600.000. Ritel Kelompok 1 mengangsur pinjaman sebesar Rp 2.383.333 pada peminjaman sebesar Rp 25.000.000 pada hari ke-0 dengan menanggung bunga sebesar Rp 2.500.000. Ritel Kelompok 1 mengangsur pinjaman sebesar Rp 2.291.667 pada tanggal 15 sehingga pada akhir bulan sisa pinjaman yang harus dibayar Rp 25.208.333. Sedangkan Ritel Kelompok 2 melakukan peminjaman sebesar Rp 26.000.000 pada hari ke-0 dengan menanggung bunga sebesar Rp 2.600.000. Ritel Kelompok 1 mengangsur pinjaman sebesar Rp 2.383.333 pada
4. Cashflow Output cashflow Ritel Kelompok 1 dan Ritel Kelompok 2 dapat dilihat pada tabel 5.17.
Tabel 5.17 Cashflow Ritel Kelompok 1 dan 2
Cash Flow Ritel Kelompok 1 Cash Flow Ritel Kelompok 2 Hari ke- Pendapatan Pengeluaran
Saldo Kas
Hari ke- Pendapatan Pengeluaran Saldo Kas
Lanjutan Tabel 5.17
Cash Flow Ritel Kelompok 1 Cash Flow Ritel Kelompok 1 Hari ke- Pendapatan Pengeluaran
Saldo Kas
Hari ke- Pendapatan Pengeluaran Saldo Kas
Dari tabel 5.17 di atas dapat diketahui bahwa saldo kas akhir Ritel Kelompok
1 pada periode pertama adalah sebesar Rp 48.947.136 dan Ritel Kelompok 2 sebesar Rp 63.691.406. Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan dan pinjaman bank. Pengeluaran yang dilakukan perusahaan meliputi pembayaran biaya pembelian barang dagangan, biaya operasional, serta pengembalian pinjaman bank. Saldo pada hari ke-60 tersebut merupakan jumlah uang yang tersedia di kas, bukan pendapatan/keuntungan bersih.
5. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Setelah ritel mendapatkan output yang berupa laporan keuangan, laporan penjualan, dan laporan sisa persediaan. Pada setiap akhir periode, bagian administrasi dan keuangan ritel membuat laporan keuangan yang berupa rekap transaksi, jurnal umum, jurnal khusus, buku besar, serta membuat laporan rugi laba, dan neraca.
a. Rekap transaksi Perusahaan membuat rekap transaksi berdasarkan input dan output yang
meliputi transaksi pemesanan dan pembelian barang dagangan, peminjaman dan pengembalian uang ke bank, penjualan dan pembayaran biaya operasional. Contoh rekap transaksi untuk Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.18.
Tabel 5.18 Rekap Transaksi Ritel Kelompok 1
Tanggal
Transaksi
1 Peminjaman uang ke Bank sebesar Rp 25.000.000 1 Penjualan tunai Rp 7.349.198 2 Pembayaran biaya sewa tempat sebanyak Rp 2.000.000 0 3 Pembelian barang ke Supplier A1 Rp 8.861.158 secara kredit
'1 a ri
4 Penjualan tunai Rp 7.255.190
8 Pembelian barang ke supplier J1 Rp 4.975.628 secara tunai dengan potongan Rp 72.789
Ja
8 Penjualan tunai Rp 6.659.116 15 Pembayaran cicilan 1 utang Bank sebesar Rp 2.291.667 17 Pelunasan ke Supplier A1 pada pembelian tanggal 3 28 Pembayaran Gaji Karyawan Rp 6.000.000
b. Jurnal umum Pembuatan jurnal umum didasarkan pada rekap transaksi yang bisa
dikonversi ke satuan uang. Pencatatan sistem persediaan dengan menggunakan metode fisik (periodik). Contoh jurnal umum untuk Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.19.
Tabel 5.19 Jurnal Umum Ritel Kelompok 1
Tanggal
Kode Akun
Nama Akun
Bunga Bank
Utang Dagang
Utang Dagang
Potongan pembelian
Utang Dagang
Bunga Bank
Utang dagang
Beban Gaji
c. Buku Besar Pembuatan buku besar sesuai dengan nama-nama akun yang terdapat di
jurnal umum dan neraca awal. Contoh buku besar untuk akun kas, akun penjualan, dan akun pembelian Ritel Kelompok 1 dapat dilihat pada tabel 5.20,
5.21, dan 5.22. Tabel 5.20 Buku Besar Akun Kas Ritel Kelompok 1
Kode Akun : 1101 Nama Akun : Kas
Tanggal
Ref
D K Saldo
Tabel 5.21 Buku Besar Akun Penjualan Ritel Kelompok 1
Kode Akun : 4101 Nama Akun : Penjualan
Tanggal
Ref
D K Saldo
Januari 1 7.349.198 (7.349.198) 4 7.255.190 (14.604.388) 8 6.659.116 (21.263.504)
Tabel 5.22 Buku Besar Akun Pembelian Ritel Kelompok 1
Kode Akun : 5101 Nama Akun : Pembelian
Tanggal
Ref
D K Saldo
- Maksimasi laba akhir
1. Ritel Kelompok 1 Tabel 5.23 Laporan Rugi/laba Bulan 1Ritel Kelompok 1
Laporan Rugi Laba Bulan 1
Pe njualan
Harga Pokok Barang Te rjual
Laba Kotor
Biaya Ope rasional
Gaji 6.000.000 Retribusi
Cicilan Hutang
Laba Bersih
Analisis Profitabilitas Rasio Profitabilitas = Keuntungan Bersih/Penjualan
Analisis Investasi Nilai ROI = Keuntungan Bersih / Total Investasi
2. Ritel Kelompok 2
Tabel 5.24 Laporan Rugi/laba Bulan 1Ritel Kelompok 2
Laporan Rugi Laba Bulan 1
Penjualan 210.308.704 Harga Pokok Barang Terjual
Laba Kotor
Biaya Operasional
Cicilan Hutang
Laba Bersih
Analisis Profitabilitas Rasio Profitabilitas = Keuntungan Bersih/Penjualan
Analisis Investasi Nilai ROI = Keuntungan Bersih / Total Investasi
Berdasarkan tabel 5.23 dan 5.24 di atas didapatkan keuntungan/laba bersih Ritel Kelompok 1 sebesar Rp 6.384.748 dan Ritel Kelompok 2 sebesar Rp 2.861.687, maka dari kedua ritel tersebut apabila dinilai dari maksimasi laba bersih pada Bulan 1, Ritel Kelompok 1 yang menjadi pemenang (mendapatkan nilai/point tinggi). Namun walaupun ritel kelompok 2 menghasilkan laba yang lebih rendah dari Ritel Kelompok 1, Ritel Kelompok 2 masih dikatakan baik, karena nilai ROI sebesar 0,03 lebih besar dari bunga deposito bank sebesar 9% pertahun atau 0,008 perbulan.
Untuk Ritel Kelompok 1 juga mempunyai nilai ROI yang lebih tinggi dari pada bunga deposito bank perbulan.
Apabila dilihat dari syarat nilai rasio profitabilitas minimal yang ditentukan oleh asisten sebesar 0,01 perbulan, maka hasil pengelolaan ritel yang dilakukan oleh Ritel Kelompok 1 maupun Ritel Kelompok 2 dapat dikatakan baik.
- Optimasi persediaan
1. Ritel Kelompok 1 Tabel 5.25 Inventori Ritel Kelompok 1 dalam 14 hari
Supplier A1 Item : multi roll grosir
Sisa Hari ke- sebelum order (a)
Sisa Inventori
Pembelian
(b)
(a)+(b) Penjualan Inventori 3 1 93 94 11 83
17 3 93 96 7 89 Rata-ratapenjualan/hari = (11+11+6+4+3+7+5+11+4+9+11+6+2+1)/14 = 6,5 pcs/ hari ≈ 7 pcs/hari
2. Ritel Kelompok 2 Tabel 5.26 Inventori Ritel Kelompok 2 dalam 14 hari
Supplier A1 Item : multi roll grosir Hari ke-
Sisa Inventori
Pembelian
sebelum order (a)
(b)
(a)+(b) Penjualan
Sisa Inventori 3 7 53 60 4 56 4 8 48 5 4 44 6 6 38 7 9 29 8 11 18
17 88 0 88 4 84 Rata-rata penjualan/hari
= (4+8+4+6+9+11+9+9)/8 = 7,5 pcs/ hari ≈ 8 pcs/hari
Dari tabel 5.25 dan 5.26 di atas dapat diketahui untuk inventori item multi roll grosir pada Ritel Kelompok 1 sisa inventori sebelum supplier A datang kembali untuk menerima pembelian barang 14 hari ke depan dan meminta pelunasan pembayaran barang dari order sebelumnya sebesar 3 pcs, sedangkan pada Ritel Kelompok 2 tidak ada sisa atau 0 (nol), bahkan persediaan pada Ritel Kelompok 2 untuk jenis multi roll grosir sudah habis pada hari ke 10 atau 6 hari sebelum supplier A datang. Padahal produk multi roll grosir tergolong barang fast moving. Hal ini berarti Ritel kelompok 2 kurang tepat dalam merencanakan jumlah pembelian barang dagangan (multi roll grosir) ke supplier sebagai persediaan barang dagangan. Padahal sebenarnya rata-rata penjualan perhari Ritel Kelompok 2 lebih tinggi dari Ritel Kelompok 1(karena Ritel Kelompok 2 menetapkan harga jual yang lebih rendah daripada Ritel Kelompok 1). Dengan adanya barang yang kosong (apalagi selama 6 hari), sesuai dengan konsep permainan pada causal loop bahwa kelengkapan (assortment) berpengaruh terhadap penjualan, maka untuk simulasi periode selanjutnya jumlah permintaan item multi roll grosir untuk Ritel Kelompok 2 dikurangi oleh asisten.