Tingkat Pendidikan Ibu X

2. Tingkat Pendidikan Ibu X

2 Tingkat Pendidikan Ibu memiliki nilai koefisien regresi sebesar 8000, yang berarti dengan bertambahnya tingkat pendidikan Ibu sebesar 1 tahun akan menambah rata-rata pengeluaran untuk konsumsi pangan rumah tangga miskin sebesar Rp.8.000. Namun, secara parsial variabel ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengeluaran untuk konsumsi pangan rumah tangga miskin. Hal tersebut dapat dilihat dari p-value 0.309 0.05. Di daerah penelitian diketahui bahwa 53,31 ibu rumah tangga hanya berpendidikan SD bahkan 39,98 dari mereka tidak menamatkan pendidikannya di sekolah dasar. Dengan tingkat pendidikan yang dapat dikatakan rendah, sebagian besar Ibu rumah tangga tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang gizi dan pola konsumsi yang baik. Dimana terkadang mereka hanya mengkonsumsi makanan yang sekiranya hanya sebagai pengenyang perut. Adapun rata – rata pengeluaran untuk konsumsi pangan rumah tangga RTM berdasarkan tingkat pendidikan Ibu dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 12. Rata – Rata Pengeluaran Untuk Konsumsi Pangan RTM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu. No Tingkat Pendidikan Ibu tahun Rata – rata pengeluaran untuk konsumsi pangan rumah tangga Rpbln Jumlah Jiwa Jumlah 1 0 - 6 735.874 32 53,31 2 7 - 9 822.025 20 33,33 3 10 - 12 720.187 8 13,33 Jumlah 60 100 Sumber : Diolah dari lampiran 3, 2011. Dilihat dari Tabel 12 diatas terlihat jelas bahwa kenaikan tingkat pendidikan ibu tidak sepenuhnya meningkatkan pengeluaran untuk konsumsi pangan rumah tangga miskin. Universitas Sumatera Utara Ini menunjukkan adanya perbedaan yang mendasar dengan asumsi soekirman 2000 yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan formal seorang ibu seringkali berhubungan positif dengan peningkatan pola konsumsi makanan rumah tangga yang pada akhirnya akan menambah pengeluaran untuk konsumsi pangan itu sendiri dan berbeda juga dengan apa yang dikatakan oleh Hidayat 2005 yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan Ibu, disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian keluarga juga berperan dalam penyusunan pola makan keluarga. Menurut penulis hal ini diakibatkan karena pendidikan ibu di daerah penelitian hampir merata dengan tingkat pendidikan yang masih rendah, dan hanya 6.66 ibu rumah tangga yang berpendidikan sampai lulus SMA. Dengan jumlah yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan ibu rumah tangga lainnya, maka mereka cenderung mengikuti kebiasaan masyarakat sekitar. Dimana hal ini sesuai dengan teori Duesenberry yang mengatakan bahwa selera rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya, pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengeruhi oleh pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya tetangga dengan kata lain faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga miskin.

3. Jumlah anggota keluarga X