32
1 “Hak Turun Temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6 Semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial. 2 Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.”
Dari ayat 1 pasal 20 UUPA tersebut dapat di uraikan sebagai berikut: Maksud hak turun temurun adalah Hak Milik atas tanah dapat berlangsung
terus selama pemiliknya masih hidup dan apabila pemiliknya meninggal dunia, maka Hak Milik tersebut dapat dilanjutkan oleh warisnya sepanjang
memenuhi syarat sebagai subjek Hak Milik. Maksud hak terkuat adalah Hak Milik atas tanah tersebut lebih kuat jika dibandingkan dengan hak atas
tanah
yang lain, tidak mempunyai batas waktu tertentu,
mudah dipertahankan dari gangguan pihak lain dan tidak mudah hapus. sedangkan
terpenuh adalah Hak Milik atas tanah memberi wewenang kepada pemiliknya paling luas bila dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain,
dapat menjadi induk bagi hak atas tanah lain, tidak berinduk pada hak atas tanah yang lain.
55
1. Subjek Hak Milik
Jika berbicara mengenai subjek dari hak milik atas tanah, hal ini diatur dalam Psl 21 UUPA ayat :
1 Hanya Warga Negara Indonesia saja yang dapat mempunyai Hak Milik. 2 Oleh
Pemerintah ditetapkan
badan-badan hukum
Indonesia yang
dapat mempunyai Hak Milik dan syarat-syaratnya PP 381963.
Selanjutnya dalam ayat 3 dikatakan bahwa bagi Warga Negara Asing yang setelah berlakunya UUPA ini memperoleh Hak Milik karena adanya pewarisan tanpa
wasiat atau percampuran harta karena perkawinan. Demikian pula Warga Negara
55
Urip Santoso, Op.Cit, h. 90.
Universitas Sumatera Utara
33
Indonesia yang mempunyai hak milik, setelah berlakunya UUPA telah kehilangan kewarganegaraannya wajib melepaskan hak itu di dalam jangka waktu satu tahun
setelah diperolehnya hak tersebut atau hilangnya kewarganegaraan itu. Dan apabila telah lewat 1 tahun dari masa tenggang waktu tersebut hak milik atas tanah itu tidak
dilepaskan, maka hak tersebut dengan sendirinya hapus demi hukum, dan tanah tersebut jatuh kepada Negara.
56
Sebagai peraturan pelaksana dari ayat 2 pasal 21 UUPA tersebut, berkenaan dengan badan-badan hukum yang dapat mempunyai Hak Milik atas tanah, maka
dikeluarkan PP Nomor 381963 tentang Penunjukan Badan-badan Hukum yang dapat mempunyai Hak Milik Atas Tanah, yaitu Bank-bank yang didirikan oleh Negara
Bank Negara, Koperasi Pertanian, Badan Keagamaan dan Badan Sosial.
57
Sedangkan menurut Pasal 8 ayat 1 Permen AgrariaKepala BPN No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara
dan Hak Pengelolaan, badan-badan hukum yang dapat mempunyai tanah Hak Milik adalah Bank Pemerintah, Badan Keagamaan dan Badan Sosial yang ditunjuk oleh
pemerintah. Dengan demikian bagi pemilik tanah yang tidak memenuhi syarat sebagai
subjek Hak Milik atas tanah, maka dalam waktu 1 tahun harus melepaskan atau mengalihkan Hak Milik atas tanahnya kepada pihak lain yang memenuhi syarat,
56
Pasal 21 ayat 3 UUPA
57
A.P. Parlindungan, Op.cit, h.142.
Universitas Sumatera Utara
34
ataupun mengalihkan hak tersebut dalam bentuk hak lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu juga dikarenakan Hak Milik merupakan hak yang terkuat dan terpenuh yang memberikan kewenangan kepada pemiliknya untuk memberikan
kembali suatu hak lain di atas bidang tanah Hak Milik. Hak dimaksud dapat berupa Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, dengan pengecualian Hak Guna Usaha. Hal ini
hampir sama dengan kewenangan Negara sebagai penguasa untuk memberikan tanah kepada warganya,
58
Walaupun hak ini tidak mutlak sama tetapi tetap harus
mempunyai fungsi sosial.
2. Peralihan Hak Milik