26
artinya keberadaan hukum tidak bisa dilepaskan dari keadaan sosial masyarakat serta prilaku masyarakat yang terkait dengan lembaga hukum tersebut.
40
Penelitian ini berbasis pada ilmu hukum normatif peraturan perundangan, kemudian mengamati bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem
norma itu bekerja di dalam masyarakat.
41
Melakukan pendekatan terhadap permasalahan dengan mengkaji berbagai aspek hukum baik dari segi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku mengenai
yayasan dan hak atas tanah. Meneliti atau menelaahnya dari segi pelaksanaannya, sehingga dapat mengimplemantasikan dalam praktek dilapangan.
42
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian diperlukan bagi penelitian hukum terutama bagi penelitian hukum empiris, dan lokasi penelitian harus disesuaikan dengan judul dan
permasalahan penelitian.
43
Oleh karena itu maka lokasi penelitian ini dilakukan di Propinsi Sumatera Utara, yaitu pada Yayasan Pendidikan Harapan Medan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Bahan hukum yang dikelompokkan ke dalam: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,
44
bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas.
45
Dalam penelitian ini bahan hukum
40
Ibid.
41
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010, h. 47.
42
Soerjono Soekamto, Penelitian Hukum Normatif, Surabaya : Bayumedia, 2006, h. 14.
43
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Op Cit, h. 170.
44
Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Op Cit, h. 50.
Universitas Sumatera Utara
27
primer tersebut berupa : Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 Tentang Yayasan, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 Tentang
Penunjukan Badan-Badan Hukum Yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada BPN, Peraturan Menteri
Agraria Kepala Badan Pertanahan Negara Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Pedoman Penetapan Uang Pemasukan Dalam Pemberian Hak atas Tanah
Negara, Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Negara Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai Atas Tanah, Peraturan Menteri negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan
Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, Keputusan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Negara Nomor 16 Tahun 1997
Tentang Perubahan Hak Milik Menjadi Hak Guna Bangunan, dan peraturan- peraturan lainnya.
45
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana, 2005, h. 140.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, karya ilmiah, pendapat para ahli
hukum, buku-buku teks, surat kabar Koran, pamphlet, lefleat, brosur, dan berita internet, yang berkaitan dengan penelitian.
c. Bahan hukum tersier, merupakan bahan hukum yang dapat menjelaskan baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, yang berupa kamus,
ensiklopedi, dan lain-lain.
46
5. Metode Pengumpulan Data