diare dan menurunnya kekebalan tubuh balita karena kurangnya asupan gizi yang seimbang. Berkaitan dengan jenis makanan yang dikonsumsi balita dengan hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh jajanan terhadap keinginan makan pada anak secara teratur dapat memengaruhi pola asuh pemberian makan, yang
akhirnya dapat menurunkan nilai gizi yang di asup oleh balita. Studi PD di Ghana menemukan hasil bahwa ibu dari anak yang tergolong
dalam PD mempunyai perilaku yang positif kepada anaknya selama melakukan asuhan pemberian makan yang ditunjukkan dari kedekatan ibu pada bayinya berupa
pemberian ASI dan kepedulian ibu terhadap kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan pada bayinya Nti et al, 2006.
5.2. Pengaruh Asuhan Perawatan Dasar Anak terhadap Status Gizi Balita
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan asuhan perawatan dasar terhadap status gizi balita, hal ini ditunjukkan dari perilaku asuhan perawatan dasar
yang dilakukan oleh ibu yang terbanyak adalah berada pada kategori baik yaitu 70,7. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh hubungan asuhan perawatan dasar
anak dengan status gizi balita dengan nilai signifikansi sebesar p=0,045. Dari 70,7 ibu yang melakukan asuhan perawatan dasar anak pada kategori baik mempunyai
anak balita dengan status gizi normal 62,1. Hal ini ditunjukkan dari asuhan perawatan dasar yang dilakukan ibu antara
lain memberikan imunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, dan pemilihan tempat pelayanan kesehatan. Asuhan
Universitas Sumatera Utara
perawatan dasar di dalam penelitian ini diukur dari aspek kesehatan yang mengacu pada Engle et all. 1996 yaitu pola asuh kesehatan yang sifatnya preventif seperti
pemberian imunisasi maupun pola asuh ketika anak dalam keadaan sakit serta praktek ibu di dalam membantu balita melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jika anak sakit ibu sudah mencari pengobatan dasar ke tempat yang tepat yaitu ke Puskesmas, praktek dokter dan
praktek bidan. Ibu juga aktif berkunjung ke posyandu, selain bertujuan melakukan imunisasi ibu juga khusus datang untuk melakukan penimbangan dan pengukuran
tinggi badan anak secara rutin sekali sebulan serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Notoatmodjo 2007 mengemukakan bahwa anak yang telah berumur satu tahun seyogyanya telah mendapatkan imunisasi lengkap BCG, Polio tiga kali, DPT
tiga kali dan campak. Imunisasi telah menjadi perhatian para ibu di Kecamatan Panyabungan Utara, hal ini tercermin dari besarnya persentase ibu-ibu yang anak
balitanya telah diimunisasi. Imunisasi sangat penting bagi anak balita. Khomsan et al. 2007 mengemukakan bahwa imunisasi adalah upaya pencegahan agar anak
terhindar dari penyakit-penyakit yang dapat mengancam jiwanya, dengan imunisasi angka kematian dapat dikurangi.
Jika anak sedang sakit seperti demam dan diare tidak lebih dari satu hari ibu berusaha melakukan tindakan pengobatan sendiri di rumah karena mereka
menganggap mencret sehari biasa terjadi pada anak-anak. Tindakan pengobatan tersebut seperti memberikan segera minuman yang ada seperti air masak air teh air
Universitas Sumatera Utara
tajin kuah sayur air kelapa larutan gula garam oralit. Sedangkan jika anak mengalami sakit lebih dari 2 hari maka ibu segera mencari pengobatan seperti ke
praktek bidan terdekat dan puskesmas. Di dalam pengasuhan dan perawatan dasar anak ibu melibatkan ayah dan
keluarga luas kakak, nenek, tetangga dan lain-lain. Agar anak kelihatan lebih lincah dalam bergerak ibu mengajak anak bermain dan menyiapkan alat permainannya
walaupun dari bahan yang sederhana seperti alat yang terbuat dari kayu untuk melatih anak berjalan. Untuk membantu anak terhindar dari kotoran yang dapat menimbulkan
penyakit ibu selalu memandikan anak dan mencuci rambutnya setiap hari. Ibu mengajari mencuci tangan dan memakan makanan segar seperti buah-buahan. Jika
pakaian anak kotor ibu juga segera mengganti pakaiannya dan mengelap badan anak terlebih dahulu dengan air bersih.
5.3. Pengaruh Asuhan Higiene dan Sanitasi terhadap Status Gizi Balita