Vitamin D Vitamin E Stabil terhadap pendidihan dalam asam tanpa Nilai gizi pangan

53

9. Asam Lipoat Berupa senyawa teroksidasi atau tereduksi, dapat

dihidrolisis oleh asam, basa, dan enzim

10. Asam Askobat

Vitamin C Mudah larut dalam air, mudah hilang, peka terhadap panas, mudah rusak oleh cahaya yang dipercepat oksigen, kondisi basa Table 2.5. Sifat Kimia dan Biokimia Vitamin Larut Lemak Jenis Vitamin Sifat Kimia dan Biokimia Vitamin 1. Vitamin A Stabil pada keadaan tanpa oksigen, tetapi mudah teroksidasi peka cahaya, aktivitas hilang pada suhu tinggi da nada oksigen, dapat rusak oleh oksidasi atau dehidrogenasi, peka sinar uv daripada sinar lainnya.

2. Vitamin D

Stabil terhadap panas dan asam, peka cahaya dan oksigen, pada kondisi basa dapat rusak terutama jika ada oksigen dan cahaya.

3. Vitamin E Stabil terhadap pendidihan dalam asam tanpa

oksigen dan terhadap cahaya, tetapi tidak stabil pada suhu kamar dengan adanya oksigen, asam, garam ferri dan sinar uv, mudah teroksidasi terutama jika ada oksigen, suhu tinggi, Cu.

4. Vitamin K Stabil terhadap panas, senyawa preduksi dan

kelembaban, labil terhadap alkali, alcohol, oksidator, asam kuat dan cahaya ultraviolet.

e. Sifat Kimia dan Biokimia Mineral Jenis Mineral

Sifat Kimia dan Biokimia Mineral Mineral Makro: Natrium Na Berbentuk kation utama cairan ekstraselular, Dapat diikat oleh asam fitat, tanin, oksalat. Kalsium Ca Dapat diikat oleh asam fitat, tannin, asam oksalat, dan serat bersama fosfor, dalam hidroksiapatit [3Ca 3 PO 4 . Ca OH 2 ] pada tulang dan gigi. Magnesium Mg Dapat diikat oleh asam fitat, dan serat. Ferrum Fe Dapat diikat oleh asam fitat, tannin, asam oksalat; bentuk fero hewani lebih mudah diserap daripada bentuk feri nabati 54 Khlor Cl Berbentuk anion utama cairan ekstraselular, Fosfor P Bagian fosfat pangan, dalam bentik hidroksiapatit dalam tulang dan gigi, antagonis dengan Fe 2+ , dan Mg 2+ , dan asam lemak tak jenuh ALTJ Kalium K Berbentuk kation utama cairan dalam sel. Belerang S Mineral Mikro: Iodium I Dalam tubuh sebagai bagian tiroksin triiodotironim T3, dan tetraiodotironim T4 Flour F Dalam bentuk Kristal fluoroapatit dalam gigi dan tulang Seng Zn Dapat diikat oleh asam fitat. Kelarutan meningkat oleh adanya EDTA dan asam sitrat Chromium Cr Bentuk Cr 3+ lebih mudah diserap Tembaga Cu Terikat dengan seruloplasmin 60, dan transkuprein 10, dan albumin serta asam amino 10. Kobalt Co Terikat dengan vitamin B12 Mangan Mn Antagonis dengan Fe dan Ca

3. Nilai gizi pangan

Mutu pangan food quality adalah nilai yang ditentukan atas dasar kreteria keamanan pangan, kandungan gizi dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan dan minuman. Nilai gizi pangan nutritional value of food merupakan salah satu kreteria mutu pangan yang penting. Kandungan zat gizi nutrient content pangan menunjukan jumlah energy dan zat gizi dalam pangan, namun tidak langsung menentukan nila-gizi pangan. Sedangkan, konsep kepadatan zat gizi lebih dapat digunakan untuk menetukan suatu pangan bergizi atau tidak. Kepadatan gizi adalah nizbah antara hubungan energy, atau zat gizi tehadap kebutuhan energy, atau zat gizi yang dianjurkan AKG Angka Kecukupan Gizi. AKG adalah suatu nilai yang digunakan untuk menentukan jumlah zat yang baik dikonsumsi oleh tubuh dan zat apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Angka kebutuhan gizi sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup, dalam hal itu dibutuhkan suatu ilmu yang telah 55 digunakan untuk mengetahui dengan jelas bagaimana tatacara perhitungan gizi tersebut. Kegunaan AKG adalah perencanaan suplai pangan penduduk atau kelompok penduduk; penilaian konsumsi pangan perorangan atau kelompok penduduk; penetapan standart bantuan pangan; penilaian kecukupan pangan; perencanaan pendidikan dan penyeluruhan gizi; pengembangan produk pangan di industry; penetapan label gizi produk pangan. Diantara pangan sumber protein nabati, tempe merupakan pangan bernilai gizi pangan karena selain kepadatan tinggi, daya cernanya juga lebih tinggi daripada kacang kedelai sehingga tempe mudah dicerna dan zat gizi yang dikandung lebih mudah diserap oleh tubuh. Sumber pangan sumber protein hewani telur dan daging sapi lebih tinggi daya cernanya dari pada tempe. Pangan yang berkadar protein tinggi tetapi berdaya cerna rendah tidak bernilai gizi baik. Hal ini disebabkan oleh kesulitan tubuh untuk menyerap molekul protein besar yang belum tercerna menjadi molekul yang lebih kecil. Pangan dikatakan bernilai gizi tinggi jika memiliki kepadatan zat gizi tinggi, berdaya cerna tinggi, tersedia secara hayati dan tidak mengandung zat antigizi dan zat racun yang dapat menurunkan daya serap zat gizi tersebut.

4. Factor Penentu Nilai Gizi Pangan