Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

18 siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah guru dapat dikatakan berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai yang dimaksud. b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan pengajaran pengetahuan jadi ready made knowledge tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu discovery melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. Oleh karena itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh.

2.1.2.2. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi- kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah 19 rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, 1 motivasi; 2 pemahaman; 3 pemerolehan; 4 penyimpanan; 5 ingatan kembali; 6 generalisasi; 7 perlakuan dan 8 umpan balik. Gagne mengklasifikasikan jenis belajar menjadi lima macam, antara lain : 1. Informasi verbal Setiap individu belajar untuk menyampaikan informasi kepada pembelajar lain mengenai fakta, atau peristiwa, dengan menggunakan percakapan lisan, tertulis, atau dalam bentuk gambar-gambar. Setiap individu harus mampu menyusunnya dalam bentuk kalimat sederhana yang berisi gagasan. Kemampuan untuk menyajikan gagasan merupakan kemampuan yang dipelajari yang disebut dengan informasi verbal. 2. Kemahiran intelektual Pembelajar belajar berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol yang digunakan semakin kompleks, seperti membedakan, mengkombinasikan, mengklasifikasi, menganalisis, mengkuantifikasi, dan menilai objek, peristiwa, dan bahkan simbol-simbol lain. Kemampuan yang dipelajari disebut kemahiran intelektual. Kategori kemahiran intelektual dibagi ke dalam empat sub-kemampuan adalah sebagai berikut. Pertama, diskriminasi jamak; pembelajar mampu membedakan antara objek satu dengan lainnya setelah melakukan pengamatan secara cermat terhadap objek. Kedua, konsep; satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri sama. Ketiga, kaidah; dua konsep atau lebih yang dihubungkan sehingga 20 terbentuksuatu ketentuan yang merepresentasikan suatu keteraturan. Keempat, prinsip; kombinasi dari beberapa kaidah sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan kompleks. 3. Strategi kognitif Pembelajar belajar keterampilan untuk mengelola belajar, mengingat, dan berpikir. Pembelajar yang mampu mengatur dan mengarahkan aktivitas di bidang kognitif akan lebih efisien dan efektif dalam menggunakan semua konsep dan kaidah yang pernah dipelajari, dibandingkan dengan pembelajar yang tidak memilikinya. 4. Keterampilan motorik Pembelajar belajar melakukan gerakan berupa tindakan motorik terorganisir. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah otomatisme, yakni rangkaian gerakan yang berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan fleksibel tanpa diperlukan banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan alasan mengikuti gerakan tertentu. 5. Sikap Pembelajar memperoleh kondisi mental yang mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung dan rugi, baik dan buruk, memuaskan atau tidak memuaskan, dan sebagainya pada suatu tindakan.

2.1.2.3. Teori Belajar Bermakna David Ausubel