65
statistik dapat diperoleh hasil hitungan dengan dk= n1+n2-2, kriteria pengujinya, Ho :
μ
1
≤ μ
2
dan Ha : μ
1
μ
2 .
Dari perhitungan setelah perlakuan diperoleh t
hitung
= 2,070 dengan dk = 10+10-2 = 18 dan taraf nyata 5 maka diperoleh t
tabel
= 1,73, karena t
hitung
= 2,070 t
tabel
= 1,73 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kriteria penerimaan Ha apabila t
hitung
t
tabel
. karena t
hitung
berada pada daerah penerimaan Ha maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi
materi bentuk-bentuk muka bumi dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran diskusi kelas. Perhitungan
selengkapnya pada lampiran 33.
4.1.6 Analisis Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada kelas eksperimen selama pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :
a. Pada pembelajaran I 4 Desember 2008 persentase aktivitas siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah 46,4 . Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dapat berjalan cukup baik lampiran 18.
b. Pada pembelajaran II 6 Desember 2008 persentase aktivitas siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah 64,3 . Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dapat berjalan baik lampiran 19.
c. Pada pembelajaran III 18 Desember 2008 persentase aktivitas siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah 68 . Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dapat berjalan baik lampiran 20.
66
d. Pada pembelajaran IV 20 Desember 2008 persentase aktivitas siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah 75 . Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dapat berjalan baik lampiaran 21.
4.2 Pembahasan
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan
kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur pembelajaran kooperatif dirancang untuk mengaktivitaskan siswa
melalui inkuiri dan perbincangan dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang Isjoni, 2008 :150.
Anita Lie 2002 menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu kelompok pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugasan- tugasan yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4-5 orang.