29
disampaikan teman dan menghargai pendapat dari teman. Keterampilan ini penting sebab mendengarkan secara aktif berarti memberikan perhatian kepada
yang sedang berbicara, sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan merasa senang dan akan menambah motivasi belajar bagi dirinya sendiri dan bagi
orang lain. Kelima, bertanya; keterampilan bertanya yang dimaksud adalah siswa menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok, jika
tidak ada pemecahan maka tiap anggota kelompok wajib mencari pustaka yang mendukung, jika tidak terselesaikan baru bertanya kepada guru.
Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu kumpulan strategi pembelajaran dimana siswa
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil agar dapat lebih mudah menemukan atau memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi.
2.3.2. Ciri-Ciri Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim dkk. 2006 : 6 memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya; 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; 3 Bilamana mungkin, anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda-beda; 4 Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Sedangkan tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Nur 2005 : 3 adalah sebagai berikut : 1 Penghargaan
kelompok; pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika
30
kelompok mencapi kriteria yang telah ditentukan oleh penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang
saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli. 2 Pertanggungjawaban individu; keberhasilan kelompok tergantung dari semua anggota kelompok.
Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara
individu juga menjadikan seiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas- tugas lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya. 3 Kesempatan yang sama
untuk mencapai keberhasilan; pembelajaran kooperatif metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh
siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk
berhasil dan melakukan yang terbaik pada kelompoknya. Roger dan David Johnson menyatakan bahwa ”untuk mencapai hasil
yang maksimal perlu diterapkan unsur-unsur pembelajaran kooperatif”. Unsur- unsur model pembelajaran kooperatif meliputi ”saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok” Anita Lie, 2002 : 30. Kelima unsur tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut: Pertama, saling ketergantungan positif ; pengajar perlu menciptakan kelompok kerja yang efektif dalam pembelajaran.Untuk
menciptakan kelompok kerja yang efektif ini perlu disusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar
yang lain bisa menyelesaikan tugasnya sendiri dan lainnya bisa mencapi tujuan
31
mereka. Dalam Jigsaw Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai empat orang anggota saja dan keempat orang tersebut berkumpul dan
bertukar pikir informasi. Selanjutnya guru mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota merasa
bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil. Kedua, Tanggung jawab perseorangan; tanggung jawab perseorangan merupakan
akubat lain dari unsuryang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung
jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode ini adalah kesiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Ketiga, tatap muka; setiap kelompok
harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi ynag
menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Keempat,
komunikasi antar anggota; pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi sebelum menugaskan siswa dalam kelompok. Tidak semua siswa mempunyai
keahlian mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Kelima, evaluasi proses kelompok; pengajar perlu menjadwalkan waktu
khusus bagi kelompok, untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : 1 siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka ”sehidup
sepenanggungan bersama”, 2 siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di
32
dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri, 3 siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4
siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5 siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau
penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6 siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya, 7 siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif Ibrahim, 2000 : 6.
2.3.3. Tujuan Pembelajaran kooperatif