53
2.6.10.3 Tekanan Darah Tinggi
Bila sejak awal kehamilan tekanan darah ibu hamil sudah tinggi, berarti ibu hamil harus berhati-hati dengan pola makannya. Garam menyebabkan retensi
atau tertahannya air secara berlebihan di dalam tubuh. Hal ini berlaku pula jika pada masa kehamilannya tiba- tiba tekanan darah meningkat. Umumnya, kondisi
ini diawali dengan pembengkakan pada pergelangan kaki dan tangan akibat peningkatan cairan tubuh. Akan tetapi sekalipun jumlah cairan dalam tubuh
banyak, ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengurangi tambahan cairan ke dalam tubuh Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 81.
Hamil bagi tekanan darah tinggi menahun memang lebih berisiko. Tekanan darah tinggi dapat dipicu oleh berbagai hal seperti stress, kecapekan, atau
makanan bersodium tinggi. Ibu hamil dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika mencapai ukuran 14090 mmHg. Tekanan darah tinggi pada saat bersalin
menimbulkan risiko pendarahan yang cukup banyak, sehingga perlu bantuan dokter Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 81.
2.6.10.4 Anemia
Selain gejala tekanan darah tinggi, mungkin terdapat perasaan lesu, lemah, dan tak bergairah. Hal tersebut merupakan ciri anemia. Anemia dapat
menyebabkan gangguan kehamilan dan persalinan, seperti perdarahan, infeksi, kesulitan saat bersalin. Anemia juga berbahaya bagi janin, karena janin dapat lahir
premature , atau lahir dengan cadangan zat besi yang kurang Syaifuddin Ali
Akhmad, 2008: 81.
54
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah hemoglobin darah kurang dari normal. Salah satu sebabnya adalah kurangnya suplemen zat gizi,
yakni kadar hemoglobin kurang dari 12g100 ml. Selama hamil kebutuhan sel darah meningkat. Oleh sebab itu, biasanya ketika hamil banyak wanita menderita
anemia ringan yakni kadar hemoglobin -11g100 ml. Selain membuat lesu, anemia juga menyebabkan cepat lelah dan tidak bergairah, serta mudah sesak
nafas. Hal ini dapat menyebabkan abortus, kematian janin, dan akan meningkatkan komplikasi persalinan dan memperburuk kondisi kesehatan ibu dan
bayi pasca persalinan Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 81. Laporan dari seluruh dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia dalam
kehamilan cukup tinggi, terutama di negara-negara berkembang, yaitu 10- 20. Sedangkan di Indonesia terdapat 18,5 pada tahun 1962 dan 16,1 pada tahun
1975 Rustam Mochtar, 2000: 146. Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas yaitu
keguguran, partus prematurus, partus lama, perdarahan. Bila terjadi anemia gravis Hb di bawah 4 gr terjadi payah jantung, yang bukan hanya menyulitkan
kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal Rustam Mochtar, 2000: 146.
2.6.10.5 Penyakit Jantung