112
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Kejadian Komplikasi Persalinan
Gambaran tentang kejadian komplikasi persalinan di RS Roemani pada bulan Oktober sampai Nopember 2008 yaitu dari 51 responden yang menjadi
sampel penelitian, terdapat 36 responden mengalami komplikasi saat persalinannya dan 15 lainnya melahirkan secara normal. Dari 36 responden
kkasus kejadian komplikasi persalinan, jenis komplikasi persalinan yang paling banyak dialami oleh responden adalah KPD Ketuban Pecah Dini dengan jumlah
9 responden 25,0. Sedangkan jenis komplikasi persalinan lain yang dialami oleh responden yaitu partus macet sejumlah 7 responden 19,4, malposisi
malpresentasi sejumlah 4 responden 11,1, prematuritas sejumlah 4 responden 11,1, partus lama sejumlah 5 responden 13,9, perdarahan post partum
sejumlah 3 responden 8,4, ruptura uteri sejumlah 3 responden 8,4. Jenis komplikasi persalinan yang terendah yaitu eklampsia dengan jumlah 1 responden
2,7. Dalam rangka mengantisipati adanya komplikasi persalinan seperti
ketuban pecah dini, maka ibu harus rutin memeriksakan kehamilannya pada sarana kesehatan sehingga adanya tanda-tanda kehamilan risiko tinggi dapat
didiagnosis lebih awal. Pertolongan saat persalinan memang sangat penting, namun pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil juga penting. Kedua-duanya
merupakan hal penting. Banyak penyulit-penyulit sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat diobati dan dicegah, sehingga
113
persalinan dapat berjalan dengan mudah dan normal. Apabila sesuatu tindakan akan diambil, hal ini dilakukan sedini mungkin tanpa menunggu terjadinya
komplikasi dan persalinan tidak terlantar Rustam Mochtar, 2005 : 47. Hasil penelitian yang menunjukkan banyaknya kasus komplikasi
persalinan dengan 36 responden yang mengalaminya, memutuskan untuk menjalani operasi caesar dalam persalinannya. Hal ini tentunya berdasarkan
alasan tertentu, yang pasti dengan operasi caesar tersebut dijadikan solusi yang terbaik untuk keselamatan ibu dan bayi.
Sectio caesaria atau bedah caesar harus dipahami sebagai alternatif
persalinan ketika jalan lahir normal tidak bisa lagi. Meski 90 persalinan termasuk kategori normal atau alami, sebagian diantaranya mengalami masalah
sehingga perlu dilakukan tindakan bantuan. Apapun yang menjadi kesulitan persalinan, penanganan selalu berpegang pada prioritas keselamatan ibu dan bayi
Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 158. Penyebab persalinan dengan bedah caesar ini bisa karena masalah di
pihak ibu maupun bayi. Terdapat dua keputusan bedah caesar. Pertama, keputusan bedah caesar yang sudah didiagnosa sebelumnya. Penyebabnya antara
lain, ketidakseimbangan ukuran kepala, bayi sungsang, sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta, bayi kembar, kehamilan pada ibu berusia lanjut, sejarah
bedah caesar pada persalinan sebelumnya, ibu menderita penyakit tertentu, infeksi saluran persalinan, dan sebagainya. Kedua adalah keputusan yang diambil tiba-
tiba karena tuntutan kondisi darurat. Contoh penyebab kasus ini antara lain, plasenta keluar dini, persalinan berkepanjangan, bayi belum lahir lebih dari 24
114
jam sejak ketuban pecah, kontraksi terlalu lemah dan sebagainya Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 158.
5.2 Hubungan antara Umur Ibu dengan Kejadian Komplikasi Persalinan di RS Roemani Kota Semarang