33
memberi tenaga tambahan untuk mengeluarkan bayi, dan biasanya digunakan saat persalinan sudah berlangsung terlalu lama dan ibu sudah terlalu capek serta tidak
kuat mengejan lagi. Caranya, alat vakum yang berbentuk seperti pengisap dengan mangkok karet ditempelkan di kepala bayi yang sudah tampak di jalan lahir.
Setelah kepala sudah menempel pada mangkok vakum, dilakukan tarikan bersamaan dengan saat gerakan mengejan. Apabila tak dilakukan dengan benar,
risiko yang timbul akibat pemakaian vakum lebih kecil dibanding forcep Syaifuddin Ali Akhmad, 2008 : 152.
2.5.3 Operasi Caesar
Caesar ialah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim melalui sayatan pada dinding perut. Sebenarnya melahirkan dengan
operasi caesar ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi. Semua indikasi itu berdasarkan kondisi medis
dari ibu atau bayi yang memerlukan tindakan melahirkan secara caesar Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 157.
Sectio caesaria atau bedah cesar harus dipahami sebagai alternatif
persalinan ketika jalan lahir normal tidak bisa lagi. Meski 90 persalinan termasuk kategori normal atau alami, sebagian diantaranya mengalami masalah
sehingga perlu dilakukan tindakan bantuan. Apapun yang menjadi kesulitan persalinan, penanganan selalu berpegang pada prioritas keselamatan ibu dan bayi.
Syaifuddin Ali Akhmad, 2008: 158. Penyebab persalinan dengan bedah caesar ini bisa karena masalah di
pihak ibu maupun bayi. Terdapat dua keputusan bedah caesar. Pertama,
34
keputusan bedah caesar yang sudah didiagnosa sebelumnya. Penyebabnya antara lain, ketidakseimbangan ukuran kepala, bayi sungsang, sebagian kasus mulut
rahim tertutup plasenta, bayi kembar, kehamilan pada ibu berusia lanjut, sejarah bedah caesar pada persalinan sebelumnya, ibu menderita penyakit tertentu, infeksi
saluran persalinan, dan sebagainya. Yang kedua adalah keputusan yang diambil tiba-tiba karena tuntutan kondisi darurat. Contoh penyebab kasus ini antara lain,
plasenta keluar dini, persalinan berkepanjangan, bayi belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban pecah, kontraksi terlalu lemah dan sebagainya Syaifuddin Ali
Akhmad, 2008: 158. Indikasi operasi caesar yang pertama pada wanita disebut “primer”, yang
kedua kalinya disebut “sekunder”, dan seterusnya. Mayoritas operasi caesar ialah mengatasi disproporsi cephalopelvis. Sedangkan yang lainnya untuk plasenta
yang premature, uterine inertia, dan untuk kasus- kasus jarang lainnya dimana jika dilakukan persalinan melalui vagina, sang ibu mengandung risiko yang besar
sekali Hall Robert E., 2000.
2.6 Faktor-Faktor Penyebab Komplikasi Persalinan